Keluarga Besar Muspusdirla foto bersama usai Gowes Bareng |
Gowes bareng dimulai dari
halaman Museum Pleret menyusuri jalan sepanjang kurang lebih 5 kilometer.
Selama gowes, rombongan
mengunjungi beberapa situs, seperti situs Masjid Kauman Pleret, situs Gunung
Kelir dan situs Kerta. Di setiap situs
rombongan gowes berhenti sejenak mendengarkan penjelasan Edukator Museum Dinas
Kebudayaan DIY untuk Museum Sejarah Purbakala Pleret, Ayu Oktafi.
Saat di situs Masjid
Kauman Pleret, Ayu Oktafi menjelaskan sejarah masjid yang didirikan oleh
Amangkurat I itu. Dijelaskannya, Masjid Kauman Pleret atau Masjid Agung Pleret
berukuran 40 x 40 meter. Ruang utama diperkirakan ditopang oleh empat soko guru
dan beberapa tiang penyangga.
"Masjid dibangun
dengan bahan bata dan batu putih. Beberapa umpak atau penyangga tiang ditemukan
di situs Masjid Kauman Pleret," jelas Ayu Oktafi. Di situs masjid yang
dibangun oleh putera Sultan Agung Hanyakrakusumo itu, pengunjung bisa melihat
bekas-bekas galian yang di dalamnya tersusun tumpukan bata ukuran besar.
Setelah gowes selama
kurang lebih 2 jam berkeliling dari satu situs ke situs yang lain, rombongan
gowes tiba kembali di halaman Museum Pleret. Di museum yang terletak di Dusun
Kedaton, Desa Pleret, Kecamatan Pleret, Kabupaten Bantul ini peserta gowes
melepas lelah sembari menikmati menu yang telah disajikan.
Keluarga Besar
Muspusdirla juga diberi kesempatan untuk melihat aneka koleksi yang dipamerkan
di Museum Pleret baik yang berada di gedung sisi barat (Gedung Kerta) maupun
sisi timur (Gedung Gunung Kelir),
termasuk mengunjungi Sumur Gumuling.
Juru Pelihara Sumur
Gumuling KRT Suryo Utomo menjelaskan Sumur Gumuling dibangun pada abad ke-17
Masehi atau sejaman dengan era Keraton Pleret. Sumur yang memiliki kedalaman
269 sentimeter ini berdinding Jobong dengan diameter 80 sentimeter. Ini
"Dinding sumur
berupa Jobong atau dinding sumur yang terbuat dari tanah liat," terang KRT
Suryo Utomo. KRT Suryo Utomo menambahkan, Sumur Gumuling menjadi bagian dari
area Museum Pleret. Untuk itu semua aktivitas yang dilakukan di sumur harus memperoleh
ijin dari pengelola Museum Pleret.
Kepala Museum Pusat TNI
AU Dirgantara Mandala Kolonel Sus Yuto Nugroho mengapresiasi gowes bareng ini.
Menurutnya selain sehat, gowes bareng juga mengeratkan silaturahmi, bersinergi
untuk kemajuan Muspusdirla dan Museum Pleret.
"Saya mengapresiasi
gowes bareng Muspusdirla bersama Museum Pleret. Karena selain untuk menjaga
komunikasi yang selama ini sudah terjalin baik, juga diharapkan dapat menjadi
sarana untuk memajukan kedua museum agar lebih dikenal masyarakat," ucap
Kolonel Sus Yuto Nugroho.
Kolonel Sus Yuto Nugroho
mengharapkan, ke depan tak hanya olah raga bersama atau gowes bareng saja yang
dihelat, namun juga berbagai kegiatan lain juga bisa digelar bersama antara
Muspusdirla dengan Museum Pleret.
Sementara Kasi Permuseuman
Dinas Kebudayaan Propinsi DIY Wismarini, S.E. M.Hum., mengucapkan terima kasih
atas pelaksanaan olah raga bersama. Diharapkannya nama Museum Pleret bisa lebih
dikenal dan mendapat banyak kunjungan. (pen.sdm/red).