![]() |
Wali kota Bandung M.Farhan dlm acara Konferensi Pemuda Indonesia untuk Gaza Palestina |
“Ini bukan hanya soal mengenang
sejarah. Ini soal melanjutkan janji kemerdekaan yang kita buat 70 tahun lalu,
dan sampai sekarang belum kita tunaikan kepada Palestina,” ungkap Farhan.
Ia mengapresiasi dukungan penuh dari
DPR RI melalui Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP), Kementerian Luar
Negeri, Kementerian Pemuda dan Olahraga, hingga berbagai lembaga akademik dan
keagamaan yang hadir.
Farhan menyebut, diplomasi tidak cukup
hanya dilakukan oleh negara, tetapi harus dikuatkan oleh gerakan rakyat.
“Diplomasi rakyat adalah kekuatan
terbesar kita. Kota Bandung siap terus menjadi tempat aspirasi dan solidaritas
dari seluruh dunia,” ujarnya.
Ia mengingatkan kembali, Bandung
dipilih menjadi tuan rumah KAA 1955 karena tekad dan kemampuan untuk menghimpun
kekuatan dunia baru pasca-perang dunia.
“Tekad para pendiri bangsa waktu itu
bukan tekad kaleng-kaleng. Dan kita, para pemuda hari ini, punya tanggung jawab
untuk menjaganya tetap hidup,” ungkapnya.
Sementara itu, Ketua BKSAP DPR RI, Mardani Ali Sera menyebut kegiatan ini sebagai buah kerja kolektif yang luar biasa. Ia menyatakan bahwa DPR RI akan selalu menjadi rumah bagi para pejuang Palestina.
Kegiatan Konferensi Pemuda di gedung Asia-Afrika
“Sudah tiga kali kita kumpulkan 125 organisasi
dan lembaga kemanusiaan. Ini bukti konkret bahwa kita tidak berhenti hanya di
wacana,” katanya.
Konferensi ini digagas oleh para
pemuda dengan konsep inovatif dan partisipatif. Ketua Pelaksana Luthfie Maula
Alfianto menyampaikan bahwa kegiatan ini lahir dari keresahan dan semangat
untuk berbuat lebih.
“Kami sadar kami belum punya kuasa,
tapi kami punya gagasan dan tekad. Dari situ lahirlah konferensi ini,” katanya.
Empat fase kegiatan telah dilalui,
mulai dari sayembara ide yang menjaring 117 solusi dari pemuda Indonesia,
kurasi oleh para juri, hingga FGD dan pra-konferensi daring. Akhirnya dipilih
tujuh solusi nyata yang akan dijalankan bersama oleh para peserta.
“Konferensi ini bukan seremoni. Ini
adalah awal dari gerakan konkret pemuda Indonesia. Kami tidak ingin berhenti di
ruangan ini saja,” ujarnya. (rob/red).