![]() |
Ratusan alumni, pelajar, komunitas, dan tokoh masyarakat berkumpul di halaman SMA Negeri 1 Bandung dalam rangka aksi “Sekolah Kami Tetap di Sini”, |
#SaveSMANSABandung yang telah menggema
selama berbulan-bulan untuk mempertahankan keberadaan sekolah bersejarah di Jl.
Ir. H. Juanda No. 93 Bandung.
Acara dimulai dengan parade flashmob
dan jalan kaki dari kawasan Dago yang diikuti oleh perwakilan berbagai SMA di
Bandung, komunitas Fun Walk, GAS (Gowes Alumni SMANSA), Komunitas Bersatu
Bandung Raya (Berkobar) dan elemen masyarakat sipil lainnya. Di halaman
sekolah, peserta disambut dengan Zumba bersama, dan penampilan teatrikal Gerak
Merah Putih dari seniman Sunda Aat Suratin, yang membuka rangkaian acara dengan
puisi dan simbolisasi perjuangan merah putih di dunia pendidikan.
Dalam suasana penuh semangat, hadir
pula tokoh-tokoh nasional dan daerah seperti, Ceu Popong, Anggota DPR 5 Periode,
tokoh pendidikan dan budaya Jawa Barat, yang menyampaikan orasi penuh semangat
dan kepedulian terhadap masa depan pendidikan negeri.
Dan Jilal Mardhani, yang memandu talk
show bersama Kepala SMAN 1 Bandung, Ketua IKA SMANSA, serta perwakilan dari
Biro Hukum Provinsi Jawa Barat dan Tim Advokasi Alumni.
Acara ini juga mempertemukan berbagai unsur masyarakat, termasuk alumni dari berbagai SMA di Bandung, komunitas seniman, serta perwakilan masyarakat sekitar sekolah. Dalam talkshow, dibahas langkah hukum strategis yang telah dan akan diambil, serta ajakan untuk terus menggalang solidaritas masyarakat sipil agar kasus ini menjadi pembelajaran hukum nasional.
![]() |
Aksi Damai Alumni SMANSA " Sekolah Kami Tetap di Sini" |
1. Menolak pemindahan atau alih fungsi
lahan SMAN 1 Bandung.
2. Mengawal proses hukum hingga tuntas
dan adil.
3. Mendesak pemerintah menjamin
perlindungan hukum bagi institusi pendidikan negeri di seluruh Indonesia.
Acara ditutup dengan konferensi pers
dengan narasumber berbagai unsur yang selama ini menjadi garda terdepan
SaveSMANSABandung.
“Aksi ini adalah wujud cinta. Kami
tidak ingin kehilangan ruang belajar yang telah membentuk karakter kami. Ini
tentang warisan pendidikan, bukan sekadar soal bangunan,” pungkas Roosnelly.
Untuk diketahui bahwa Gerakan
#SaveSMANSABandung adalah ajakan kepada siapa pun: orang tua, pelajar, guru,
alumni, masyarakat sipil, bahkan warga negara biasa untuk peduli. Karena jika
satu sekolah bisa terancam, maka bisa saja sekolah lain menyusul. Dan jika
pendidikan dibiarkan digerus, maka masa depan bangsa pun ikut dipertaruhkan.
Mari kita buktikan bahwa kepedulian
adalah kekuatan yang nyata. Mari satukan suara, gerakkan jejaring, sebarkan
kabar ini. Jadikan isu ini bukan hanya milik SMANSA, tapi milik kita bersama.
Karena mempertahankan sekolah ini, berarti menjaga martabat pendidikan
Indonesia. (*/red).