![]() |
Wali kota Bandung M.Farhan menerima Deputi Bidang Industri dan Investasi Kemenpar-Ekraf |
Pasalnya Kota Bandung memiliki
atraksi, aksesibilitas, maupun amenitas yang bisa menggaet wisatawan.
“Bandung itu harus paling top. Sejak
dulu memang jadi destinasi wisata favorit. Sekarang tinggal bagaimana kita
mengembangkan lebih lanjut dengan pendekatan yang lebih berkualitas,” ujarnya
di Balai Kota Bandung, Senin 21 Juli 2025.
Rizki menjelaskan, saat ini pihaknya
tengah memetakan sektor industri pariwisata yang meliputi hotel, restoran, dan
tempat rekreasi.
Menurutnya, data ini penting untuk
melihat peluang dan tantangan, salah satunya terkait okupansi hotel dan
maraknya penginapan sewa harian yang tidak terdaftar secara resmi.
“Banyak akomodasi seperti villa atau
rumah sewa harian yang belum terdata. Ini berdampak pada pendapatan daerah. Di
daerah lain pun terdapat akomodasi tidak terdaftar di OSS (Online Single
Submission). Bandung juga sedang kami petakan agar mereka bisa masuk sistem,”
jelasnya.
Ia menuturkan, pengaturan terhadap
penginapan seperti apartemen atau villa sewa harian penting agar tidak
mengganggu kelangsungan bisnis hotel yang sudah resmi.
“Vila boleh saja disewakan, tapi
jangan harian. Bisa mingguan. Hal ini supaya adil dengan hotel-hotel yang punya
kewajiban izin dan pajak,” tambah Rizki.
Dari sisi atraksi, Rizki menyoroti
potensi besar Kota Bandung dalam menyelenggarakan event berskala nasional
maupun internasional, khususnya pada sektor MICE (Meeting, Incentive,
Convention, Exhibition).
Ia menuturkan, pentingnya pendataan
event untuk memperkuat branding dan menarik wisatawan yang lebih berkualitas.
“Bandung itu jagonya bikin event. Tapi
sekarang kita dorong event tematik, menyasar wisatawan dari luar negeri maupun
lokal. Lebih baik jumlahnya tidak banyak, tapi mereka tinggal lebih lama dan
belanja lebih banyak,” katanya.
Ia juga mengusulkan pengembangan
wisata berbasis gastro-tourism, wellness, dan fesyen yang menjadi ciri khas
Bandung.
“Orang Jakarta kalau liburan ke Bandung cuma weekend. Padahal bisa dikembangkan paket wisata 3 hari khusus untuk pariwisata kesehatan. Rumah sakit dan klinik di sini bisa diarahkan ke medical wellness. Bandung juga kuat di fesyen muslim dan kerajinan seperti sepatu,” ujar Rizki.
Terkait isu lingkungan, ia
menyampaikan, tantangan seperti pengelolaan sampah di hotel perlu dijawab
dengan kolaborasi, misalnya melalui inovasi pengelolaan sampah organik dan non-organik
serta pengembangan ekonomi sirkular.Wali kota Bandung M Farhan menjelaskan Destinasi Kota Bandung
“Pengusaha hotel kesulitan karena
lahan sempit. Tapi ini peluang buat startup yang bisa bantu kelola sampah jadi
produk, seperti pupuk maggot atau plastik daur ulang. Bandung punya potensi
besar ke arah ini,” jelasnya.
Sementara itu, Wali Kota Bandung,
Muhammad Farhan mengatakan, pemetaan profil wisatawan secara mendalam sangat
dibutuhkan agar program pariwisata lebih tepat sasaran.
“Kita dorong OPD terkait untuk
mengidentifikasi siapa saja yang datang ke Kota Bandung? Segmennya kelas sosial
ekonomi apakah dari menengah ke atas atau seperti apa? Perilakunya seperti apa?
Transaksi mereka tunai atau non-tunai? Ini penting supaya kita bisa tahu
potensi sebenarnya,” tutur Farhan.
Ia menyontohkan, kawasan seperti
Cibaduyut perlu didorong tidak hanya sebagai sentra produksi, tetapi juga
sebagai bagian dari strategi desain dan branding kota.
“Cibaduyut punya sejarah dan kekuatan
di sektor alas kaki. Tapi sekarang harus kita bantu dari sisi desain dan merek
agar lebih dikenal dan punya nilai jual tinggi,” tambahnya.
Dengan langkah-langkah ini, Pemkot
Bandung dan Kemenpar sepakat untuk memperkuat strategi pariwisata yang
inklusif, berbasis data, dan berorientasi pada kualitas, bukan semata kuantitas
wisatawan.(yan/red).