![]() |
Presiden Prabowo dalam kgaiatan peluncuran KopDes Merah Putih dengan Agen Pos |
Komitmen tersebut mencuat pada webinar
bertajuk “Membangun Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih melalui Agen Pos” yang
digelar Rabu (3/9/2025). Hadir Direktur Business Development & Portfolio
Management Pos Indonesia, Prasabri Pesti. Acara berlangsung secara daring
melalui Zoom dan diikuti ratusan peserta dari berbagai daerah.
Menurut Prasabri Pesti, KDMP merupakan
program prioritas pemerintah yang ditopang oleh Instruksi Presiden Nomor 9
Tahun 2025. Presiden menargetkan berdirinya 80.000 koperasi desa/kelurahan di
seluruh Indonesia. Saat ini telah ada sekitar 15.000 – 16.000 Koperasi Desa
Merah Putih.
“Pos Indonesia akan mengambil peran
penting dalam ekosistem KDMP, khususnya dalam aspek logistik. Agen Pos menjadi
salah satu pintu masuk agar koperasi dapat berfungsi layaknya Kantor Pos di
desa atau kelurahan,” jelas Prasabri.
Dia menegaskan, Agen Pos di KDMP
memiliki fungsi ganda. Pertama, sebagai titik layanan kurir bagi masyarakat
yang ingin mengirim paket, surat, atau dokumen. Kedua, sebagai mitra aktif yang
bisa menjemput bola, membantu UMKM setempat dalam mengirimkan produk ke
konsumen maupun marketplace.
“Dengan menjadi Agen Pos, koperasi
otomatis sudah menjadi Kantor Pos. Masyarakat bisa kirim barang, beli materai,
membayar tagihan listrik, telepon, hingga layanan keuangan, semuanya bisa
dilakukan di KDMP,” tambahnya.
Menurut dia, Pos Indonesia membagi
implementasi dukungan logistik KDMP dalam tiga tahap. Tahap pertama mencakup
penyediaan konsultasi logistik, distribusi barang, pergudangan, hingga dukungan
penyaluran bansos dan operasi pasar. Agen Pos menjadi bagian penting di fase
ini karena langsung bersentuhan dengan kebutuhan masyarakat.
Tahap kedua akan memperluas peran KDMP
ke level distribusi sekunder, termasuk pengelolaan transportasi melalui
Transport Management System (TMS) dan pengelolaan pergudangan dengan Warehouse
Management System (WMS).
“Semua ini agar koperasi bisa
mengelola logistik secara lebih profesional, efisien, dan terukur,” jelas
Prasabri.
Adapun tahap ketiga diarahkan untuk membawa koperasi desa ke pasar yang lebih luas, termasuk go global melalui integrasi dengan platform Pos Aja UMKM dan pembukaan storefront digital bagi produk-produk unggulan desa.
Presiden Probowo menyalami petugas Pos Indonesia
Menurut Prasabri, tantangan logistik
masih menjadi hambatan besar bagi banyak usaha di Indonesia. Biaya distribusi
yang tinggi kerap membuat harga produk tidak kompetitif. “Di sinilah Pos
Indonesia hadir, menjadi mitra sekaligus konsultan logistik agar koperasi lebih
efisien dalam menjalankan bisnisnya,” ujarnya.
Webinar ini menjadi pembuka dari
rangkaian webinar series yang akan digelar secara berkala. Setiap sesi akan
membahas tema-tema strategis, mulai dari pengelolaan Agen Pos, pergudangan,
distribusi, hingga strategi pemasaran digital.
Dengan dukungan Pos Indonesia,
koperasi desa/kelurahan diharapkan tidak hanya menjadi wadah simpan pinjam atau
penyalur sembako, tetapi juga pusat layanan logistik modern yang terkoneksi
dengan 4.800 kantor pos di seluruh Indonesia dan terhubung dengan 228 negara di
dunia.
“KDMP adalah gerakan besar untuk
menghidupkan kembali koperasi di Indonesia. Pos Indonesia siap mendampingi,
agar koperasi tidak hanya bertahan, tetapi juga tumbuh menjadi motor penggerak
ekonomi desa yang berdaya saing,” tutup Prasabri.
Sementara itu, juga hadir Fajar
Gustaman, pengelola Agen Pos yang sukses membangun usaha dari layanan keagenan
dengan omzet hingga Rp400 juta.
Dalam kesempatan itu, Fajar turut
berbagi kisah suksesnya sebagai Agen Pos. Ia menceritakan bagaimana layanan
keagenan mampu memberikan pemasukan signifikan bagi usaha yang dikelolanya.
“Agen Pos bukan sekadar bisnis jasa
kurir, tapi bisa menjadi penggerak ekonomi lokal. Potensi pendapatan yang
didapat koperasi juga sangat menjanjikan,” ungkap Fajar.
Selain materi dari pembicara, webinar
ini juga membuka ruang diskusi interaktif. Para peserta yang mencapai lebih
dari 600 orang itu dapat bertanya langsung terkait teknis pengelolaan Agen Pos,
potensi pendapatan koperasi, hingga model bisnis yang bisa dikembangkan ke
depan.
Pos Indonesia juga menggandeng
Universitas Logistik dan Bisnis Internasional (ULBI) dalam program ini. Kerja
sama tersebut diharapkan memperkuat aspek akademis, riset, dan pendampingan
dalam pengembangan logistik di KDMP.(*/red).