Notification

×

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Kadis SDA Jabar, Nana : 5 Pilar Penentu Keberhasilan Penyelenggaraan OP Jaringan Irigasi

Rabu, 04 April 2018 | 18:25 WIB Last Updated 2018-07-19T09:24:37Z
Kadis SDA Jabar
Ir.H. Nana Nasuha Djuhri, S.P1
BANDUNG, (FBR.Com),-- Kepala Dinas Sumber Daya Air Provinsi Jawa Barat Ir.H. Nana Nasuha Djuhri, S.P1 menegas bahwa para petugas Operasi dan Pemeliharaan (OP) Jaringan irigasi dalam menjalankan tugas sehari-hari harus tetap memegang pedoman 5 pilar. Karena keberhasilan penyelenggaraan OP sangat ditentukan oleh 5 Pilar.

Kelima Pilar tersebut terdiri dari : 1.Peningkatan keandalan penyediaan air irigasi; ke-2. Perbaikan sarana & prasarana irigasi; ke-3.Penyempurnaan sistem pengelolaan irigasi; ke-4, Penguatan institusi/lembaga pengelola irigasi dan ke-5, Pemberdayaan SDM pengelola irigasi.

Kadis SDA Jabar Nana Nasuha, mengatakan, dalam berbagai kesempatan, kita selalu mengajak dan mengingatkan kepada seluruh petugas OP jaringan irigasi dimanapun bertugas, bahwa dalam menjalankan tugas OP hendaknya selalu berpegang pada 5 pilir tersebut diatas. Hal ini penting, karena kalau Jaringan Irigasi dalam kondisi baik, tentunya dapat memberikan pelayanan secara optimal dan berkesinambungan serta dapat meningkatkan produktipitas hasil pertanian.

Hal ini ditegaskan Nana Nasuha Djuhri ketika membuka Lomba Petugas OP Jaringan Irigasi Tingkat Jabar 2018, di Aula Utama Lt.5 Kantor Dinas SDA Jabar, jalan Braga Bandung, Rabu (4/4/2018).

Dikatakan, setiap tahun Dinas SDA Jabar menggelar lomba petugas OP jaringan Irigasi, lomba ini sengaja digelar untuk dapat melakukan penilaian kinerja para petugas OP melalui pembelajaran bagi petugas OP di berbagai strata kewenangan pengelolaan jaringan irigasi. Sedangkkan tujuannya untuk memberikan apresiasi kinerja dan mendorong peningkatan kompetensi para petugas OP Jaringan Irigasi melalui kompetisi dalam upaya peningkatakan OP Jaringan Irigasi secara efektif , efisien dan berkesinambungan.

Nana juga mengatakan, selain harus berpegang pada 5 pilar, petugas OP juga harus memahami system irigasi yang indikatornya ada 6 yaitu, yaitu memehami kondisi lapangan, produktif tanah agar mampu meningkatkan produktifitas hasil pertanian (padi-red); Sarana Penunjang; Personil (SDM); Dokumentasi ( peta kondisi wilyah, jaringan, luas area) sangat penting dan harus tersimpan dengan baik dana man; dan Keberadan operator P3A, jelasnya.

Petugas Pintu Air Garda Terdepan OP


Sekdis SDA Jabar,
 Andri Heryanto, ST.,M.A.P.,MT,
Sementara itu, Sekretaris Dinas SDA Jabar Andri Heryanto, ST.,M.A.P.,MT, menambahkan, keberadaan para petugas OP Jaringan Irigasi sangat mendukung program Dinas SDA Jabar dan 6 Balai PSDA dibawah jajaran Dinas SDA Jabar. Karena Petugas OP Jaringan Irigasi khususnya para penjaga pintu air, merupakan ujung tombak atau garda terdepan dalam membantu tugas tugas para pengamat, juru/mantri irigasi.

Para petugas pintu air PPA bekerjasama dengan P3A (Perkumpulan Petani Pemakai Air) tugasnya cukup mulia walapun cukup berat. Mereka (P3A-red)bekerja tidak menganal waktu (24 jam) dalam melayani masyarakat untuk membagikan air, di musim banjir dan kekeringan selalu ada piket. Sehingga kami mengetahui sejauhmana kondisi prasarana dan fisik jaringan irigasi yang ada dilapangan, ujar Andri.

Dalam menjalankan tugasnya, petugas pintu air dalam melakukan pembagian air , berdasarkan keputusan bersama dari pola tatacara tanam yang didalamnya ada hearing giring air yang berdasarkan SK Bupati atau SK Gubernur.

Berdasarkan SK tersebut dibuatlah rencana pembagian air yang secara teknis dilakukan oleh Kepala UPTD yang menandatangani. Selanjutnya Kepala UPTD membawa ketingkat juru/ PPA untuk melaksanakan pola pembagian air tersebut, contoh bangunan sadap A dengan luas area sekian berarti sekian liter air yang masuk kesawah. Pada masa tanam 1 Hektar sawah membutuhkan air sebanyak 1,2 liter per hektar, jelasnya.

Andri juga mengakui, kinerja para petugas OP dilapangan khususnya petugas pintu air secara kwantitas 70 s/d 80 persen dapat bekarja dengan baik. Walupun bila dilihat usianya kebanyakan sudah berusia tua. “ya rata-rata sudah diatas 50 tahun keatas”, ujarnya.

Adapun terkait tingkat kondisi jaringan irigasi di Jabar saat ini , Andri mengatakan, ada sekitar 74% dalam keadaan baik dan rata-rata intensitas tanam itu minimal 180%, Artinya pada musim tanam pertama 100% dan pada musim tanam kedua 80%, dan pada musim tanam ketiga mereka menanam padi dan palawija. Sedangkan wilayah-wilyah sebagai lumbung padi nasional bisa mencapai 3 x panen yang hasil sekitar 240%.

Lebih lanjut Andri mengatakan, guna menjaga agar kondisi jaringan irigasi tetap dalam kondisi baik, Dinas SDA Jabar dalam setiap penyusunan anggaran OP terlebih, anggaran untuk OP disusun berdasarkan hasil penyelusuran jaringan irigasi dilapangan yang disampaikan oleh balai PSDA. Namun, sangat disayangkan, dari anggaran kebutuhan yang diusulkan, hanya dipenuhi sebesar 60%.
Dengan anggaran yang cukup terbatas ini, tentunya kita ada skala prioritas dalam melakukan pemeliharaan jaringan irigasi. Yaitu yang kondisinya rusak berat kita utamakan, baru sedang dan ringan. Yang intinya kita tetap memelihara agar kondisi jaringan irigasi tetap berfungsi dengan baik, guna memenuhi kebutuhan masyarakat akan air, tandasnya. (husein).
×
Berita Terbaru Update