Notification

×

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Dua Dari Empat Pabrik, Saluran Pembuangan Limbahnya Ditutup Satgas Citarum Sektor 21

Selasa, 03 Juli 2018 | 23:14 WIB Last Updated 2018-07-04T08:48:59Z
FAKTABANDUNGRAYA.COM, KOTA CIMAHI - Sampai dengan detik ini, Satgas Citarum Sektor 21 masih terus gencar menyusuri aliran sungai di wilayah Kota Cimahi yang dialiri limbah cair pabrik. Dari ratusan pabrik yang berada di wilayah tersebut, sejauh ini Satgas Sektor 21 masih banyak pabrik yang krdapatan buang limbah yang tidak sesuai (pekat dan bau) berpotensi mencemari ekosistem dan merusak kualitas aliran sungai yang bermuara ke sungai Citarum.

Hari ini (Selasa, 3 Juli 2018), Satgas Citarum Sektor 21-13 Kota Cimahi kembali menutup lubang saluran pembuangan limbah pabrik. Komandan Sektor 21, Kol Inf Yusep Sudrajat rencananya akan menutup lubang pembuangan limbah pada empat pabrik sekaligus di kawasan Leuwigajah-Baros, Cimahi Tengah, Kota Cimahi.

"Satgas Citarum belum akan berhenti melakukan penutupan lubang limbah selama masih ada pabrik yang kedapatan buang limbah yang mencemari sungai," ujar Dan Sektor 21 saat ditemui disela penutupan lubang limbah pabrik.

"Rencananya hari ini kami akan menutup empat lubang limbah pabrik, kita akan sesuaikan waktunya semoga selesai hari ini," tambahnya.

Keempat pabrik yang rencananya akan ditutup lubang saluran pembuangan limbahnya antara lain; PT Trigunawan, PT Sariyunka Jaya (Saritex), PT Trisula, dan PT Bratatex (Triana). Keempatnya berada di kawasan Jalan Leuwigajah.

Kendala dan Tekad

Pada penutupan lubang pabrik pertama, yakni PT Trigunawan, awalnya Satgas Citarum mendapatkan bentuk penolakan dari pihak pabrik karena merasa limbah yang keluar dari saluran pembuangan sudah terlihat jernih. Saat dikonfirmasi oleh Dan Sektor 21, Jenal (karyawan pabrik/ penanggung jawab pengolahan limbah) dan Herman (konsultan IPAL) berkilah bahwa bukti foto dan video yang dimiliki Satgas diambil saat perusahaan sedang membersihkan tanah dan lumpur saluran (gorong-gorong) limbah.

"Pada saat itu kami (perusahaan) sedang melakukan pembersihan terhadap saluran pembuangan, makanya cairan yang dikeluarkan terlihat kotor dan pekat," kilah Jenal kepada Satgas Citarum.

Mendengar alasan itu, Dan Sektor 21 mencoba untuk terima dan berniat akan meminta komitmen pemilik pabrik dan membatalkan penutupan. Namun saat menunggu pemilik pabrik diminta untuk berkomitmen, aliran limbah yang setengah jam lalu terlihat jernih tiba-tiba berubah menjadi aliran limbah berbusa dan berbau. Melihat itu, Dan Sektor 21 memutuskan untuk menutup (mengecor) lubang pembuangan pabrik tersebut.

Andrew Sutomo, pemilik pabrik PT Trigunawan yang akhirnya bersedia bertemu dan diberikan penjelasan oleh Dan Sektor 21 Kol Inf Yusep Sudrajat terkait limbahnya dan alasan satgas diterjunkan dalam penyelamatan ekosistem sungai, nampaknya Andrew tidak bisa memberikan banyak pernyataan dihadapan Satgas Citarum yang disaksikan LSM dan para awak media. Bahkan dirinya selaku pemilik pabrik akan segera memerintahkan penanggung jawab dan konsultan IPAL untuk secepatnya memperbaiki pengolahan limbah pabriknya.

"Saya berjanji akan secepatnya memperbaiki, terus terang saya memakai konsultan. Untuk itu dibutuhkan konsultasi terkait perbaikan ini," tuturnya.

Usai menutup lubang saluran pembuangan limbah PT Trigunawan, Satgas Citarum langsung melanjutkan kegiatan menuju pabrik PT Sariyunka Jaya (Saritex) yang berlokasi tak jauh dari pabrik (PT Trigunawan) yang ditutup lebih dulu.

Rudi Usman, selaku Dirut PT Sariyunka Jaya bersikap kooperatif dan menyatakan bahwa akan menerima untuk dilakukan penutupan lubang limbahnya. Dirinya juga akan memperbaiki IPAL nya menjadi lebih baik dalam waktu beberapa hari kedepan. akan

"Kalo memang tidak bagus IPALnya, silahkan ditutup aja demi kebaikan sungai citarum," ujarnya.

Menurut Rudi Usman, yang mengaku baru satu minggu sebagai Dirut di pabrik itu (Saritex), menyatakan bahwa dirinya belum banyak tahu situasi dan kondisi di pabrik tersebut, dan juga sangat mengerti dengan tugas yang diemban oleh Dan Sektor dalam program Citarum.

Sementara, Dan Sektor 21 Kol Inf Yusep Sudrajat ditemui usai penutupan pabrik PT Sariyunka Jaya menyatakan kepada Satgas untuk menunda penutupan di dua pabrik lainnya, dikarenakan alasan keterbatasan waktu.

"Untuk sementara penutupan hari ini hanya rampung dua pabrik. Ini karena disesuaikan waktu, dan kendala lain yakni tidak adanya armada ready mix (molen). Untuk itu banyak waktu yang terbuang dengan pengerjaan secara manual," jelas Dan Sektor 21.

"Bukannya kami tidak sanggup buat menyewa, tapi sepertinya perusahaan penyewaan mobil molen merasa rugi ketika armadanya disewa oleh satgas Citarum," tambah Yusep.

"Apapun itu, bukan berarti kami menyerah. Pengecoran akan tetap dilakukan dengan cara kami," pungkasnya. (Cuy/red)
×
Berita Terbaru Update