Klik
RANCAEKEK - Setelah dua bulan ditutup, akhirnya saluran pembuangan limbah PT Central Sandang Prima (CSP) dibuka kembali oleh Dansektor 21. Keputusan ini diambil saat Koman dan Sektor 21 melakukan pengecekan ulang pengolahan limbah perusahaan tekstil yang berlokasi di Jalan Raya Rancaekek , Kabupaten Sumedang, Senin, (1/9).
"Setelah kita lihat sama-sama di outlet pengolahan akhir, limbah yang dihasilkan sudah lebih jernih dan terdapat ikan yang hidup di kolam sebagai ukuran bahwa air sudah aman bagi ekosistem sungai," ujar Dansektor 21, Kol Inf Yusep Sudrajat.
Pada dasarnya, kata Yusep, Kami (Satgas Citarum-red) tak ingin membunuh dan mematikan industri. Baginya yang terpenting adalah bagaimana perusahaan melakukan percepatan pembenahan dalam mengolah IPAL hingga tak membahayakan lingkungan, dan perusahaan dapat beroperasi kembali.
Sementara, Andre selaku Direktur PT Central Sandang Prima (CSP) mengakui bahwa selama ini telah banyak melakukan pembenahan, baik instalasi dan dosis obat chemical yang digunakan pada pengolahan. Tak hanya itu, perusahaan juga memakai dua konsultan IPAL guna memaksimalkan hasil pengolahan limbah menjadi lebih jernih dan aman bagi lingkungan. Bahkan dengan hasil limbah seperti ini, "saat ini perusahaan telah mampu merecycle sebanyak 50 persen dari limbah yang dihasilkan," ujar Andre.
Untuk menjaga konsistensi dan rasa tanggung jawab pihak perusahaan, Dansektor 21 meminta manajemen perusahaan untuk menandatangani surat komitmen yang berisi poin bahwa perusahaan berjanji tak akan buang limbah kotor lagi sebagai bentuk dukungan terhadap program Citarum Harum. (Cuy).
"Setelah kita lihat sama-sama di outlet pengolahan akhir, limbah yang dihasilkan sudah lebih jernih dan terdapat ikan yang hidup di kolam sebagai ukuran bahwa air sudah aman bagi ekosistem sungai," ujar Dansektor 21, Kol Inf Yusep Sudrajat.
Pada dasarnya, kata Yusep, Kami (Satgas Citarum-red) tak ingin membunuh dan mematikan industri. Baginya yang terpenting adalah bagaimana perusahaan melakukan percepatan pembenahan dalam mengolah IPAL hingga tak membahayakan lingkungan, dan perusahaan dapat beroperasi kembali.
Sementara, Andre selaku Direktur PT Central Sandang Prima (CSP) mengakui bahwa selama ini telah banyak melakukan pembenahan, baik instalasi dan dosis obat chemical yang digunakan pada pengolahan. Tak hanya itu, perusahaan juga memakai dua konsultan IPAL guna memaksimalkan hasil pengolahan limbah menjadi lebih jernih dan aman bagi lingkungan. Bahkan dengan hasil limbah seperti ini, "saat ini perusahaan telah mampu merecycle sebanyak 50 persen dari limbah yang dihasilkan," ujar Andre.
Untuk menjaga konsistensi dan rasa tanggung jawab pihak perusahaan, Dansektor 21 meminta manajemen perusahaan untuk menandatangani surat komitmen yang berisi poin bahwa perusahaan berjanji tak akan buang limbah kotor lagi sebagai bentuk dukungan terhadap program Citarum Harum. (Cuy).