"Kalo yang pertama kali diluncurkan KKN itu adalah ABG (Akademisi, Bisnisman dan Government). Sekarang melalui pendekatan Pentahelix, pendekatan melibatkan komunitas dan media, kita akan melakukan win win solution, kami tahu kita semuanya harus berkoordinasi," ujar Dr., Ir., Paristiyanti Nurwardani, M.Pd selaku Direktur Pembelajaran Kemeristek Dikti saat menghadiri FGD (Focus Group Discussion) KKN Tematik di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Kota Bandung , Rabu (21/11).
"Bagi temen-temen yang nanti banyak meliput kegiatan citarum harum, tentu kami biasanya di akhir tahun akan memberikan apresiasi, apresiasi bisa berupa hadiah, ada yang berupa pergi ke luar negeri, tergantung dari pekerjaan yang kita punya tahun depan," bebernya.
Rencananya, kata Paristiyanti, tahun depan bagi teman-teman media yang banyak meliput kegiatan citarum, "saya sedang memberikan proposal kepada pak menko dan pak menteri (Ristek Dikti) agar salah satu atau dua orang dari media ini yang terpilih banyak mempromosikan citarum harum untuk diajak melihat penanganan sungai menjadi tempat objek wisata di jepang," jelasnya.
"Nanti kami akan melakukan semacam penjurian yang akan dilakukan dengan beberapa teman yang ahli, dan dua orang akan diajak kesana (Jepang) untuk melihat sebetulnya sungai itu adalah tempat yang paling potensial untuk menjual wisata kita," imbuhnya.
Apalagi, lanjut Paristiyanti, Citarum dengan 25 juta orang yang bergantung pada sungai Citarum, "kalau bersih kan itu sangat bermanfaat," tukasnya. (yad/red)
