Notification

×

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Cek Limbah Industri, Dansektor 21 Sidak Dua Perusahaan Di Kota Cimahi

Jumat, 01 Februari 2019 | 08:54 WIB Last Updated 2019-02-01T16:05:45Z
FAKTABANDUNGRAYA.COM, CIMAHI - Satgas Citarum Sektor 21 akan terus bertekad mewujudkan keberhasilan program percepatan pengendalian kerusakan DAS Citarum. Bekerja atas dasar perintah dan amanah Perpres No 15 Tahun 2018, menjadi landasan Satgas Citarum dalam mengembalikan kelestarian ekosistem DAS Citarum. Hal itu ditegaskan Komandan Sektor 21 Kol Inf Yusep Sudrajat usai melakukan pengecekan hasil pengolahan limbah industri di wilayah Subsektor 21-13 Cimahi Tengah dan Selatan, Kamis (31/1/19).

Dalam kesempatan tersebut, Satgas Sektor 21 melakukan pengecekan di PT Asatex, Jalan Industri, Cimahi dan PT Hegar Mulya, Jalan Cibaligo, Kota Cimahi. Keduanya, menurut Dansektor 21, usai melakukan pengecekan operasional IPAL dan hasil pengolahan limbah perusahaan, mengaku cukup puas dengan apa yang ditunjukan kedua pabrik tersebut. Karena selain limbah yang dihasilkan sudah cukup jernih, ikan juga hidup di outlet sebelum pembuangan.

Di lokasi pertama, PT Asatex, perusahaan yang hanya memproduksi pencelupan 5 ton perhari ini, sudah menambah beberapa fasilitas pengolahan limbah, "seperti cooling tower dan penambahan obat kemikal, sekarang menggunakan 4 jenis kemikal," ujar Usman Hidayat, penanggung jawab perusahaan.

"Kami akan terus berkomitmen dalam mendukung program citarum, seperti yang diharapkan satgas, untuk kepentingan lingkungan dan kemaslahatan masyarakat luas," ujarnya.

Usai melakukan pengecekan, Dansektor 21 meminta pihak perusahaan menandatangani surat pernyataan komitmen untuk tetap menjaga hasil pengolahan limbahnya.

Sementara, di PT Hegar Mulya yang berdiri sejak tahun 1987 dengan jumlah karyawan sebanyak 700 orang ini, hal yang hampir sama juga disampaikan Dansektor 21.

"Kita semua sudah pernah kesini, kita kasih waktu untuk perbaikan. Hari ini kita datang lagi, hasilnya ini, sudah bening dan sudah ada ikan yang hidup di outlet pembuangan," ujar Dansektor 21 sambil menunjukkan sampel hasil limbah perusahaan.

Perusahaan ini, kata Dansektor 21, memproduksi mulai dari rajut, printing hingga pencelupan, dengan jumlah produksi 40 ribu yard perhari, dan menghasilkan 400-500 meter kubik perhari. "Itu cukup besar, sehingga kalo (IPAL) dikelola dengan baik, itu bisa membantu masyarakat jawa barat dan DKI untuk menikmati air sungai Citarum ini dengan nyaman, bersih, tidak tercemar lagi oleh limbah industri," ucapnya.

Dansektor 21 juga mengingatkan, peran penting dan strategis sungai Citarum bagi masyarakat Jawa Barat dan DKI Jakarta. Untuk itu, lanjut Kolonel Yusep, satgas Citarum terus menerus bekerja atas dasar perintah Perpres yang ditandatangani langsung oleh Presiden Jokowi. "Dimana respon cepat waktu itu dari pemerintah, karena ada pemberitaan tahun 2017 bulan Nopember yang memberikan predikat kepada sungai citarum sebagai sungai terkotor di dunia," ingatnya.

"TNI masuk dengan Perpres itu, alhamdulillah dalam waktu kurang lebih 10 bulan kita ada di lapangan, berangsur angsur sungai mulai menampakkan wajah aslinya seperti dulu lagi," ungkapnya. 

"Udah bisa dinikmati masyarakat, tidak bau, di beberapa anak sungai udah mulai bisa dibuat aktifitas oleh masyarakat, untuk nyuci bahkan ada beberapa tempat yang bisa dipakai berenang anak anak," sambungnya.

"Sekecil apapun perusahaan yang mengeluarkan limbah cair, itu harus benar benar clear, tidak lagi membunuh biota biota di sungai yang ada," tegasnya.

Sementara, ... selaku pimpinan perusahaan (Direktur Factory PT Hegar Mulya) mengatakan bahwa sebelumnya Satgas melakukan pengecekan hasil pengolahan limbah, memang pada waktu itu hasilnya belum cukup jernih. Satgas memberikan masukan, "dan kita (perusahaan) bertemu dengan ahli ahli, dan mereka memberikan rekomendasi yang bisa kita lakukan, salahsatunya bak bak filter, yang akhirnya setelah kita lakukan hasilnya seperti ini, cukup jernih dan syukur ikan sudah bisa hidup," ungkapnya.

Penambahan bak bak filter sebanyak 4 unit, dengan menggunakan metode pengolahan Biologi Kimia dan Fisika. "Sebelumnya kami hanya menggunakan metode Biologi dan kimia saja, saat ini ditambah dengan Fisika, sehingga hasilnya bisa seperti ini," pungkasnya. (Cuy).
×
Berita Terbaru Update