Notification

×

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

KNKS Gelar IIE Festival "Gaya Hidup Halal Di Era Milennial"

Jumat, 26 April 2019 | 14:28 WIB Last Updated 2019-04-26T15:52:56Z

BANDUNG, Faktabandungraya.com,-- Dalam tiga dasawarsa terakhir, ekonomi dan keuangan syariah mengalami perkembangan pesat baik secara global maupun nasional. Bahkan data The State of the Global Islamic Economy Report 2018/2019, pada tahun 2017 besaran pengeluaran makanan dan gaya hidup halal dunia mencapai USD 2.1 triliun dan diperkirakan akan terus tumbuh mencapai USD 3 triliun pada tahun 2023.

Permintaan produk dan jasa halal, akan terus bertambah seiring dengan perkembangan jumlah penduduk muslim dunia. Baik berupa makanan halal, pariwisata halal, fesyen muslim, rekreasi dan travel halal, serta farmasi dan kosmetik halal.

Menurut Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional / Kepala Bappenas sekaligus sebagai Sekretaris Dewan Pengarah KNKS, Prof Bambang P. S. Brodionegoro, sebagai negara muslim terbesar di dunia, kita belum mampu berperan secara optimal untuk memenuhi perpintaan pasar. Untuk itu, sesuai arahan dari Presiden RI dalam rapat pleno Komite Nasional Keuangan Syariah (KNKS) tanggal 5 Februari 2018, agar segera disusun Masterplan Ekonomi Syariah Indonesia 2019-2024 (MEKSI). Hal ini, guna menjawab tantangan tersebut, sekaligus menjadi peta jalan dalam mengembangkan ekonomi syariah di Indonesia, sehingga dapat mendukung pengembangan ekonomi nasional.

"Sebagai negara dengan populasi Mus|im terbanyak, Indonesia menjadi konsumen terbesar produk halal pada pasar internasional. Namun sumbangsih kita dalam memproduksi produk halal dunia masih belum optimal. Dalam rangka mendukung pengembangan ekonomi syariah melalui industri halal, diharapkan Indonesia mampu memaksimalkan kearifan lokal dalam menangkap peluang global. Target ekonomi syariah pada tataran domestik mencakup peningkatan skala usaha, kemandirian dan kesejahteraan. Sementara pada tingkat internasional, berupa peningkatan pada peringkat Global Islamic Economy Indicator (GIEI)”.

Demikian dikatakan, Bambang saat membuka Indonesia Islamic Economy Festival (IIEFest) di Trans Grand Ballroom, Bandung, Jum'at (26/4-2019). Yang dihadiri juga Kementerian dan lembaga terkait lainnya, para pelaku usaha KUKM Syariah, Direktur Utama BRlsyariah Moch. Hadi Santoso, Direktur Utama Paytren Hari Prabowo, Direktur Utama BRI Suprajarto, Direktur Eksekutif KNKS Ventje Rahardjo dan Komisaris Paytren Ustadz Yusuf Mansur.

Acara IIEFest dirangkai dengan kegiatan diantaranya : Talkshow lndustri Digital Halal, Talkshow Pariwisata Halal, Talkshow Islamic Edutainment, Talkshow Muslim Modest Fashion, dan Expo lndustri Halal yang diramaikan oleh para pelaku industri, regulator, start-up milenial, UKM dan masyarakat umum.

Turut Acara ini diresmikan oleh Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) / Kepala Bappenas dan dihadiri oleh Kementerian dan lembaga terkait lainnya, para pelaku usaha KUKM Syariah.

Masterplan Ekonomi Syariah Indonesia 2019-2024 (MEKSI) akan diluncurkan pada tanggal 14 Mei 2019. Kerangka MEKSI merekomendasikan 4 Strategi Utama untuk mengembangkan ekonomi syariah di Tanah Air yang terdiri dari: (1) Penguatan rantai nilai halal (halal value chain/ HVC) dengan fokus pada sektor atau klaster yang dinilai potensial dan berdaya saing tinggi; (2) Penguatan sektor keuangan syariah, (3) Penguatan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) sebagai penggerak utama rantai nilai halal; (4) Pemanfaatan dan penguatan platform ekonomi digital dalam hal perdagangan (e-commerce, market place) dan keuangan (teknologi finansial).

Sebelum peluncuran Masterplan Ekonoml Syariah (MEKSI), Komite Nasional Keuangan Syariah (KNKS) mengadakan pre-Launching event yang bernama Indonesia Islamic Economy Festival (IIEFest). Acara ini. Acara IIEFest bertujuan untuk memperkenalkan industri halal di Indonesia kepada masyarakat, sekaligus sebagai bentuk upaya dalam rangka meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menjalankan gaya hidup halal. (sein/red).
×
Berita Terbaru Update