
Ada sejumlah fakta menarik yang
wajib diketahui seputar Hari Jadi Kota Bandung. Berikut Humas Bandung rangkum
berdasarkan sejumlah sumber:
1. Surat Keputusan (besluit) Herman
Willem Daendels
Kota Bandung mulai dijadikan
sebagai kawasan permukiman sejak pemerintahan kolonial Hindia Belanda. Tepatnya
melalui Gubernur Jenderalnya waktu itu Herman Willem Daendels yang mengeluarkan
surat keputusan tanggal 25 September 1810 tentang pembangunan sarana dan
prasarana untuk kawasan ini. Dikemudian hari peristiwa ini diabadikan sebagai
hari jadi kota Bandung.
2. "Zorg, dat als ik terug kom
hier een stad is gebouwd"
Demikianlah perkataan Herman Willem
Daendels. "Zorg, dat als ik terug kom hier een stad is gebouwd"
artinya, usahakan, bila saya datang kembali ke sini, sebuah kota telah
dibangun.
Kalimat itu sekaligus perintah
kepada Bupati Bandung ke-6, R.A. Wiranatakusumah II (1794-1829) untuk membangun
ibu kota Bandung yang baru di sekitar jalan Raya Pos atau De Grote Postweg.
Jalan Raya Pos adalah jalan
sepanjang kurang lebih 1000 km yang terbentang sepanjang utara Pulau Jawa, dari
Anyer sampai Panarukan. jalan ini dibangun pada masa pemerintahan
Gubernur-Jenderal Herman Willem Daendels.
Atas perintah itu pulalah,
Wiranatakusumah II kemudian memilih sebuah lokasi di dekat sumber mata air yang
bernama Sumur Bandung. Dalam Bahasa Sunda, Sumur Bandung berarti sumur yang
berpasangan atau berhadapan (dari kata bandungan).
Kedua sumur tersebut berada di tepi
barat Sungai Cikapundung. Satu sumur terletak di Bale Sumur Bandung atau Gedung
PLN Distribusi Jawa Barat dan Banten, Jalan Asia Afrika. Sedangkan sumur
lainnya berada di bawah bangunan bekas kompleks pertokoan Miramar, Alun-alun
Bandung.
3. Sempat dirayakan pada 1 April
Sebelum dirayakan pada 25
September, HUT Kota Bandung sempat diperingati setiap 1 April. Perayaan HUT
Kota Bandung pada 1 April tersebut mengambil momen saat dikeluarkannya surat
oleh Gubernur Jenderal J.B. Van Heutz pada 1 April 1906.
Lewat surat tersebut menetapkan
Kota Bandung ditingkatkan statusnya menjadi Pemerintah Kota (Gemeente). Sejak
itulah Kota Bandung resmi lepas dari Kabupaten Bandung, walaupun ibu kota
Kabupaten Bandung masih terletak di Kota Bandung.
Namun pada tahun 1998, melalui
penelitian dan kajian mendalam, akhirnya HUT Kota Bandung ditetapkan pada
tanggal 25 September. Penetapan tanggal tersebut sesuai dengan tanggal saat Herman Willem
Daendels menyetujui usulan Bupati Wiranatakusumah II untuk memindahkan ibu kota
Kabupaten Bandung pada tahun 1810.
4. Mentari dan gelombang
Sebelum memiliki lambang kota
seperti saat ini, lambang Kota Bandung dilengkapi dengan mahkota dan dua ekor
singa di samping kanan-kiri perisai. Sedangkan di bawahnya tertulis 'Ex Undis
Sol'.
Di bawahnya juga terdapat motto 'Ex
Undis Sol'. Secara harfiah berarti dari matahari laut. Namun ada juga yang
mengartikannya sebagai mentari muncul di atas gelombang.
Sedangkan menurut Haryoto Kunto,
penulis buku "Wajah Bandung Tempo Doeloe", kalimat itu kurang
lengkap. Seharusnya berbunyi, Ex Undo Solum. Artinya Dataran Tinggi Bandung muncul dari dalam tanah.
Namun sejak lambang kota Bandung
ditetapkan dengan Peraturan Daerah Kota besar Bandung tahun 1953, tertanggal 8
Juni 1953, motto Kota Bandung berubah menjadi Gemah Ripah Wibawa Mukti yang
berarti tanah subur rakyat makmur.
5. Wali Kota Sejak era kemerdekaan
Sejak era kemerdekaan, telah ada 16
Wali Kota Bandung hingga saat ini. Diawali oleh R.A. Atmadinata (1945), laluR.
Syamsoerizal (19545-1947), Ukar Bratakusuma (1947-1949), R Enoch (1949-1957),
R. Priatna Kusumah (1957-1966).
Kemudian R. Didi Djukardi
(1966-1968), R.Hidayat Sukarmadidjaja (1968-1971), R. Otje Djundjunan
(1971-1976), Utju Djoenaedi (1976-1978), R. Husein Wangsaatmadja (1978-1983),
H. Ateng Wahyudi (1983-1993).
Selanjutnya yaitu Wahyu Hamidjaja
(1993-1998), Aa Tarmana (1998-2003), Dada Rosada (2003-2013), Ridwan Kamil
(2013-2018), dan Oded M Danial (2018-sekarang).
Itu hanya sedikit fakta menarik
dari Kota Bandung. Tentu masih banyak fakta lainnya yang layak untuk diketahui.
Semakin banyak mengenal dan mengetahui sejarahnyanya, maka akan semakin kita
mencintai Kota Bandung. Semoga. (hms/red)