Notification

×

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Doddy : Kerusakan dan Kerugian Fasilitas Gedung DPRD Jabar Akibat Demo Tolak UU Umnibuslaw Tidak Besar

Jumat, 09 Oktober 2020 | 13:58 WIB Last Updated 2020-10-13T07:14:40Z

Pendemo tolak Undang-undang Omnibuslaw rusak/jebol pintu pagar gedung DPRD Jabar,
Foto:istimewah)
.
BANDUNG, Faktabandungraya.com,--- Aksi demo Buruh dan Mahasiswa menuntut penolakan atas disahkanya Undang-undang Omnisbuslaw selama tiga hari berturut di depan gedung DPRD Jabar, yang selalu berakhir ricuh dan terpaksa dibubarkan oleh pihak kepolisian.

Selama tiga hari berdemo, demo tolak  Omnibus Law dilakukan elemen buruh dan mahasiswa sejak hari Selasa 6 Oktober 2020 hingga hari ini Jumat 9 Oktober 2020.

gedung DPRD Jabar dilempari berbagai botol air mineral, batu, petasan, dan bom melotov oleh para pendemo. Bahkan pendemo juga mencoret-coret pagar beton dengan pilox dan menggoyang-goyongkan pintu pagar yang berujung rusak dan jebolnya pintu pagar.

Terkait kerusakan fasilitas gedung DPRD Jabar oleh pendemo,  Kepala Bagian Umum dan Administrasi Setwan DPRD Jabar, Dr. H. Doddy Sukmayana membenarkan ada fasilitas gedung DPRD Jabar yang dirusak oleh pendemo. 

“ Ya, ada fasilitas gedung DPRD Jabar yang dirusak oleh pendemo, diantara pagar beton di coret-coret dengan pilox,  pagar roboh / jebol, kaca pos satpam pecah. Namun, kerusakan fasilitas sudah kita benahi/ perbaiki”,ujar Doddy kepada wartawan saat ditemui di gedung DPRD jaabr, jum’at (9/10-2020).  

Saat ditanya berapa besar kerugian dan berapa besar anggaran untuk memperbaiki fasilitas yang rusak ?..  ”, . Kerugian akibat dirusaknya fasilitas gedung DPRD Jabar oleh pendemo tidak besar dan juga biaya perbaikan fasilitas juga tidak besar.

"Itukan sudah ada pos posnya, pos anggaran pengamanan dalam dan pos anggaran pengamanan luar," ujarnya.

Aksi demo buruh dan mahasiswa tolak UU Umnibuslaw di depan
gedung DPRD Jabar, jln Diponegoro no 27 Bandung (foto:husein). 
"Beda dengan demo tahun kemarin, saat itu Setwan DPRD Jabar harus ganti pagar, sedangkan sekarang hanya pengecetan tembok pagar dan mengelas pintu pagar yang di jebol" jelasnya.

Pintu gerbang sekarang lebih aman, karena tembok penanam pagarnya, sudah tidak ada trapnya lagi.

"Kalau kemarin kan temboknya bisa dipanjat. Jadi pagarnya bisa digoyang. Sekarang sudah tidak lagi. Sekarang yang patah dan harus di las hanya pintu pagarnya saja," jelasnya.

Sedangkan terkait biaya makan-minum pihak pengamanan, Doddy mengatakan, ditanggung bersama dengan Pemprov Jabar karena lokasinya juga berdekatan, ungkapnya.

Dikatakan, hari pertama, biaya makan petugas pengamanan sekitar 650 nasi boks. Hari kedua, 650 nasi boks.

Tanggung bersama yang dimaksud di atas, kalau nasi boks yang dikeluarkan 650, maka Pemprov beli 325 dan DPRD Jabar juga beli 325.

Biaya makan hari ketiga ungkap Doddy jumlahnya jauh di atas biaya makan hari pertama dan kedua. Mencapai 2.000 nasi boks.

"Nasi boks hari ketiga banyak, karena ada BKO (bawah kendali operasi). BKO dari Bali dan Kalimantan," tandasnya. (sein).

×
Berita Terbaru Update