BANDUNG, Faktabandungraya.com,---
Diawali dengan rasa kangen dan rindu mendalam sesama warga yang pernah tinggal
di wilayah Pelesiran-Tamansari Bandung yang kini sudah tersebesar di beberapa
daerah dan bahkan di provinsi lain termasuk ada juga yang diluar negeri.
Keluarnya Warga dari Pelesiran karena tugas dan pekerjaan, walaupun masih ada
juga yang hingga kini tinggal di Pelesiran.
Bahkan ada juga yang kembali dan
tinggal di Pelesiran lagi.Pengurus FKKBP Tamansari-Bandung ( foto :usdek)
Menurut Ketua Forum Komunikasi
Keluarga Besar Pelesiran (FKKBP) Tamansari-Bandung, Budi Hartawan, berlatar
belakang rasa kangen dan rindu yang mendalam inilah, akhirnya kita bentuk FKKBP
sebagai wadah silaturahmi sesama Eks Warga Pelesiran.
Berhubung masih pandemi covid-19,
maka silaturahmi dan komunikasi terpaksa
kita lakukan melalui WhatsApp (WA).
Dalam beberapa percakapan, akhirnya tercetuslah beberapa ide untuk
dituangkan dalam bentuk program kerja FKKBP.
FKKBP dibentuk pada 20 September 2020 lalu, harus
terus berkembang dan bergerak. Untuk
itu, kita terus mengintensifkan komunikasi sesama pengurus dan anggota FKKBP. Maka saya selaku
Ketua FKKBP bersama Kang Arief dan Kang Erwin serta didukung oleh rekan-rekan
yang lain, seperti Kang Ujang, Ambu Usdek, Kang Arief, Teh Teti, bertemu dan
mulai mengumpulkan ide-ide yang akn kita tuangkan dalam program.
Demikian dikatakan Kang Eben—sapaan
Budi Hartawan--- didampingi Wakil Ketua Kang Arief, Kang Erwin dan Sekretaris
teh Teti dan Ambu Usdek saat ditemui faktabandungraya.com di cafe Agro Meat Shop
“ Eat More Meat” di Jalan Ciliwung No 9 Bandung, Kamis (22/10-2020).
Dikatakan, saat ini dan kedepan,
kita akan susun beberapa program prioritas FKKBP untuk melakukan action
kegiatan seperti, Bakti sosial berupa donor darah, pembagian sembako plus
masker-handsanitizer, serta kita juga akan merancang kegiatan pemberdayaan
masyarakat terutama untuk Pemuda.
Namun, sehubungan masih dalam
kondisi pandemi covid-19, maka sekarang ini kita masih sebatas sharing dan
berbagi ide untuk pengalaman yang dapat diimplentasikan dan dilakuan kepada
warga Pelesiran, ujar Eben.
Saat ditanya, kira-kira bidang
apa saja yang akan dibangun dan dikembangkan oleh FKKBP ?.. Eben mengatakan, sampai saat ini keanggotaan
FKKBP ini terdiri dari orang-orang yang memiliki berbagai latar belakang
profesi, baik sebagai birokrat, yudikatif, legislatif, maupun pengusaha.
Perlu dicatat, bahwa FKKBP ini
tidak melihat latar belakang pendidikan, asal daerah (suku), agama, partai
politik. Jadi disini kita berkumpul, untuk menghimpun masukan dari berbagai ide yang akan dijadikan program prioritas,
baik jangka pendek , sedang maupun jangka panjang yang kan dilakukan pada awal
tahun 2021 mendatang, ujarnya.
Eben juga mengatakan, dalam struktur FKKBP nanti, ada beberapa bidang yang akan kita buat, diantaranya bidang olahraga; bidang usaha dan pengembangan; bidang sosial dan kemasyarakatan; bidang informasi, komunikasi dan publikasi; bidang pelatihan usaha; dan bidang Hukum-HAM, dan Bidang Seni-Budaya serta beberapa bidang lainnya.
Lebih lanjut Eben mengatakan, sebelum menjalankan program kegiatan, maka
secepatnya kita akan melegaliasi keberagaan
FKKBP. Legalitas itu sangat penting, hal ini agar ketika kita akan mengadakan
event, acara sah dimata institusi lain dan juga mempermudah menjalin kerjasama
dengan pihak ketiga. Tapi intinya
keberadaan FKKBP ini untuk dapat
berkontribusi dan mengedukasi masyarakat Pelesiran agar tetap produktif
dan berinovasi, terutama selama masih pandemi covid-19 maupun pasca covid-19.
Saat ditanya bagaimana perkembangan kondisi kegiatan kepemudaan Pelesiran selama ditinggal olah Pemuda angkatan tahun 80-an, 90-an, dan angkatan milenial sekarang ?.. menurut Eben, kalau melihat kondisi 3 sampai 5 tahun kebelakang, kegiatan kepemudaan di Taruna Karya Pelesiran (karang Taruna-red), agak stagnan. Untuk itu, kami yang masih tinggal di Pelesiran diminta oleh pengurus RW 06 Pelesiran untuk dapat memberikan kontribusi dan membina kalangan generasi milenil Pelesiran agar dapat meningkatkan produktifitas dan berinovasi dalam berbagai kegiatan, khususnya di Pelesiran.
Sebagai Warga Pelesiran didukung
oleh Eks Warga Pelesiran, yang terhimpun dalam FKKBP siap memberikan kontribusi.
Hal ini mengingat orang-orang yang terhimpun dalam FKKBP adalah orang-orang
yang dapat dikatakan telah kaya akan pengalaman dibidang masing-masing. Dan
berkeinginan untuk membangkitkan kembali kejayaan Taruna Karya Pelesiran
seperti tahun 80 hingga 90-an lalu.Silaturahmi Pengurus FKKBP (foto: husein)
Eben juga mengungkapkan dahulu di
wilayah Pelesiran itu, cukup banyak kos-kosan, baik diisi Mahasiswa maupun
karyawan dari berbagai daerah. Bahkan dulu cukup banyak Mahasiswa ITB yang
ngakos di Pelesiran. Mahasiswa dulu
berbaur dalam berbagai kegiatan dilingkungan Pelesiran. Dan Alhamdulillah,
beberapa alumnus ITB sudah kita hubungi, Mereka antusias sekali terbentuk FKKBP
dan menyatakan diri siap mendukung dan berkontribusi dalam kegiatan yang akan
dilaksanakan oleh FKKBP.
Sedangkan, Mahasiswa sekarang
yang tinggal di Pelesiran, hanya belajar tok, bahkan boleh dikatakan, tidak mau
bergaul dengan masyarakat Pelesiran, kalau sudah lulus Mereka pulang kampung
atau kerja dimana dan melupakan Pelesiran.
Sedangkan dulu cukup bergaul, jadi setiap kegiatan taruna karya
pelesiran, Mereka terlibat langsung.
Sementara itu, Sekrataris FKKBP
Teti yang akrab disapa –Yai—menambahkan, kehadiran FKKBP ini untuk menciptakan
komunikasi yang baik antar angkatan generasi di era 80-an, 90-an, dan milenial
sekarang . Untuk itu, FKKBP ini akan memberikan edukasi kepada kaum milenial
tentang sejarah dan perjuangan generasi muda Pelesiran dari tahun ketahun.
Dahulu karang taruna Pelesiran
cukup besar dan aktif dalam berbagai kegiatan, bahkan kalangan Pemuda menjadi candradimuka pembelajaran
kepedulian dan politik, kala itu. Sehingga tidak berlebihan kalau organisasi
karang taruna pelesiran dijadikan organisasi
kader-kader politik masyarakat .
Terkait dengan itu, maka kita
yang berhimpun di FKKBP ini mencoba menghimpun dan mengikatkan kembali rasa
persaudaraan/ nilai kekeluargaan yang dialami pemuda di era 80 hingga milenial
sekarang, sehingga anak-anak sekrang dan akan datang dapat mengetahui sejarah
kepemudaan pelesiran.
Buku Ontologi Jadi Jembatan
Komunikasi
Salah satu untuk mengikat kembali
tali persaudaraan, maka kita sudah berencana akan membuat buku sejarah
Pelesiran (Ontologi), dimana setiap orang yang pernah tinggal dan aktif di
organisasi kepemudaan, baik di karang turuna, ikatan keluarga masjid Amalia,
diminta dapat menyumbangka tulisan pengalaman dan kesan selama tinggal
di Pelesiran.
Buku Ontologi inilah nanti yang
akan kita sumbangkan untuk kalangan Pemuda Pelesiran untuk dapat menjadi literatur bagi mereka. Harapannya , dengan membaca buku ontologi,
kalangan pemuda sekarang dan akan dapat menjadi tahu bagaimana perjuangan kita
kala itu selama tinggal di Pelesiran, sehingga sukses seperti sekarang ini,
harap Yai.
Namun, sekarang aktifitas karang
taruna pelesiran sudah mati suri dan dapat dikatakan tidak ada aktifitas sama
sekali.
Untuk itu, kita di FKKBP ini akan
memberikan contoh dan mengedukasi pemuda pelesiran agar tidak cengeng, dan
jangan mau membuat event yang Wah tapi selalu mencari sumbangan dengan cara
door to door kerumah warga, tapi mereka tidak usaha lain. Namun, generasi kita di era tahn 80-an dan
90-an kita ditempa dengan keprihatinan tetapi mememiliki semangat juang yang
tinggi. Bahkan kita berhasil mengadakan
kegiatan basar , sehingga berhasil mengisi kas kepemudaan kala itu. Jadi kalau anak muda pelesiran ingin membuat
kegiatan , ya harus berusaha, pinta.
Nah terkait panggilan hati dan
kecintaan terhadap Pelesiran ini, kita mantan-mantan aktivis Pelesiran, akan
memberikan subangsi kepada masyarakat Pelesiran. Bahkan kita juga akan
mengapresiasi terhadap senior-senior kita dan warga Pelesiran telah berjasa
membesarkan kita dahulu.
Buku Ontologi ini nanti kita akan jual kepada orang-orang yang pernah tinggal dan dibesarkan dari Pelesiran. Mereka dapat kembali mengenang perjalanan hidupnya selama di Pelesiran, tandasnya. (husein).