PURWAKARTA, Faktabandungraya.com,--- Selama masih pandemi covid-19, Pemerintah Provinsi Jawa Barat melalui Dinas
Pendidikan memberlakukan pembelajaran jarak jauh baik malaui daring maupun
luring. Untuk itu, agar peserta didik
tidak mengalami kebosan/ jenuh belajar di rumah, Komisi V DPRD Jabar minta kepada Dinas Pendidikan
Jabar untuk dapat menciptakan kurikulum dan metodologi pendidikan.Anggota Komisi V H. Cecep Gogom, S.Ag., M.Pd saat di SMA Negeri 1 Purwakarta (foto;istiwemah)
Menurut, anggota Komisi V DPRD Jabar, H. Cecep Gogom, S.Ag., M.Pd, kita semua belum tahu kapan akan berakhirnya pandemi covid-19, untuk itu, agar para peserta didik tidak mengalami kebosan/ kejenuhan dalam belajar daring atau luring, maka Komisi V DPRD Jabar, mendorong pihak Disdik Jabar dan pihak sekolah untuk berinovasi menciptakan kurikulum dan metodologi yang menarik bagi peserta didik.
“Melalui kurikulum dan metodologi yang menarik selama
masa pandemi covid-19 tentunya dapat mendukung proses pembelajaran tetap
mencapai target sesuai kurikulum. Hal
ini karena, belajar itu jangan sampai
putus dan harus tetap punya tujuan dan punya target”,
Demikian disampaikan anggota Komisi V DPRD Jabar Cecep Gogon,
saat rombongan Komisi V melakukan pemantauan
dalam rangka persiapan adaptasi
kebiasaan baru di SMA Negeri 1 Purwakarta, baru-baru ini.
Dikatakan Cecep, agar pelaksanaan pembelajaran belajar di
rumah (PJJ) lancar maka antara pihak sekolah dengan orang tua harus saling
mendukung dan berkomitmen agar kedua belah pihak bisa sejalan dan seirama
melaksanakan pembelajaran jarak jauh (PJJ), baik daring maupun luring
Memang, dunia pendidikan bukan hanya tanggung jawab Pemerintah
atau Dinas pendidkan dan sekolah semata, tetapi juga tanggung jawab trisentra
pendidikan atau tiga pusat pendidikan, yaitu keluarga, sekolah, dan masyarakat.
Ketiga pusat pendidikan tersebut harus saling bergandengan tangan,
bahu-membahu, dan bekerja sama membantu mengembangkan potensi anak dan
pendidikannya.
Sementara itu, Kepala SMA Negeri 1 Purwakarta Emma
Sukmasih memgatakan pihaknya sudah menjalankan protokol kesehatan dalam rangka
persiapan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di era Adaptasi Kebiasaan Baru.
Terkait rencana belajar tatap muka, Emma menekankan KBM tidak dilakukan
serentak karena jumlah siswa yang mencapai 1145 tetapi diatur sebanyak 15-16
siswa perkelas dan sisanya melakukan belajar dari rumah. (*/sein).