Notification

×

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

BI: Digitalisasi, Game Changer Memperkuat Indonesia Dalam Percepatan PEN Akibat Pandemi Covid-19

Jumat, 07 Mei 2021 | 19:43 WIB Last Updated 2021-05-07T14:48:20Z

Perry Warjiyo, Gubernur Bank Indonesia ( foto:istimewa).
Tekanan ekonomi akibat pandemi COVID19 tengah dihadapi oleh hampir seluruh negara di dunia, tak terkecuali juga di Indonesia. Meski demikian, perekonomian nasional diklaim telah berhasil melewati masa-masa sulit dengan ditopang oleh berbagai kebijakan pemerintah, mulai dari pemberian beragam stimulus baik dalam hal fiskal maupun juga moneter hingga program vaksinasi, di mana Indonesia tercatat sebagai salah satu negara yang paling cepat dalam pelaksanaan proses vaksinasi di masyarakat.

“Dengan berbagai upaya yang ada, kita kini tidak lagi hanya berkutat pada perbaikan kondisi perekonomian, namun telah berlanjut pada langkah pemulihan ekonomi nasional,” ujar Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, dalam keynote speech yang disampaikannya dalam diskusi bertema Digitalisasi Sistem Pembayaran di Indonesia Sebagai Upaya Percepatan Pemulihan Ekonomi Nasional, yang diselenggarakan secara virtual, Rabu (5/5).

Klaim telah membaiknya perekonomian nasional tersebut, menurut Perry, didasarkan pada catatan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang saat ini telah berada di kisaran 4,1 hingga 5,1 persen. Capaian tersebut ditopang oleh kinerja ekspor yang membanggakan, dan juga diperkuat oleh sejumlah stimulus baik fiskal maupun moneter. Tak hanya itu, stabilitas perekonomian makro disebut Perry juga tetap terjaga, dengan inflasi yang berada di level rendah.

“Inflasi kita terjaga di bawah dua persen, bahkan mencapai 1,4 persen untuk posisi saat ini. Di akhir tahun diproyeksikan juga masih akan terjaga di level tiga persen, dengan plus-minus satu persen. Lalu perbankan kita juga sangat kuat. Likuiditasnya melimpah, dengan tern suku bunga yang juga terus menurun. Ini semua membuat perekonomian kita saat ini jauh lebih baik dibanding masa-masa awal terjadinya pandemi,” tutur Perry.

Perry menambahkan, gelombang digitalisasi sistem pembayaran di masyarakat juga tampil sebagai game changer yang turut memperkuat Indonesia dalam menghadapi tekanan ekonomi akibat pandemi. Dengan adanya pandemi yang membuat mobilitas masyarakat menjadi sangat terbatas, gelombang digitalisasi justru terbukti sukses membuat aktivitas perekonomian sehari-hari di masyarakat jadi tetap bergeliat.

“Dengan pergerakan yang serba terbatas, pembayaran secara digital menjadi semakin luas dan diminati. Transaksi ecommerce kita tahun lalu, misalnya, telah mencapai Rp266 triliun. Insya Allah di tahun ini masih bisa tumbuh sekitar 39,1 persen menjadi Rp370 triliun,” ungkap Perry.

Tak hanya belanja lewat ecommerce saja yang tumbuh, pemakaian elektronik pada tahun lalu juga berhasil menembus angka Rp205 triliun. Pada tahun ini, nilai tersebut diperkirakan masih memiliki ruang untuk tumbuh sekitar 32,2 persen menjadi Rp271 triliun.

Lalu transaksi digital banking secara fantastis juga berhasil menembus angka Rp27.000 triliun, dan pada tahun ini diproyeksikan masih bakal tumbuh sedikitnya sekitar 21,8 persen menjadi Rp33.000 triliun. “Digital banking secara perlahan telah menjadi new normal dalam sistem perbankan dan juga perekonomian nasional secara luas. Ini jelas menjadi game changer yang tak bisa dilepaskan dari kemampuan ekonomi Indonesia untuk terus pulih dari dampak tekanan pandemi,” tegas Perry.

Selain dihadiri oleh Gubernur Bank Indonesia, diskusi yang diselenggarakan oleh Warta Ekonomi Group ini menghadirkan Kepala Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran Bank Indonesia Ibu Filianingsih Hendarta, Direktur Utama PT Bank KB Bukopin Tbk Bapak Rivan A Purwantono, Presiden Direktur OVO Bapak Karaniya Dharmasaputra dan EVP Transaction Banking Product Development PT Bank Central Asia Tbk Bapak Jan Hendra sebagai pembicara. Diskusi ini sendiri dimoderatori oleh Drektur Riset CORE Indonesia, Piter Abdullah. (*/red)

 

×
Berita Terbaru Update