Anggkota Komisi II DPRD Jabar, H. Syamsul Bachri, SH, MBA dari Fraksi PDIP saat reses di Kac. Kapetakan Kab Cirebon ( foto:istimewa).
CIREBON, Faktabandungraya.com,--
Anggota Komisi II DPRD Jawa Barat H.Syamsul Bachri,SH, MBA dari Fraksi PDI
Perjuangan meminta pemerintah membuat standard harga Gabah/ Padi, bukan
memberikan subsidi pupuk.
Setiap musim panen harga gabah
padi mengalami penurunan, bahkan gabah yang dibeli oleh Bulog harganya jauh
dibawa yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Disatu sisi, pada saat memasuki musim tanam, para
petani selalu mengalami kesulitan untuk membeli pupuk bersubsidi. Bahkan, cukup
sering pupuk subsidi hilang dipasaran.
“ Jujur saya tidak setuju kalau
pemerintah memberikan pupuk subsidi, yang seharusnya disubsidi itu harga Gabah
hasil petanian, bukan pupuk”, kata Stamsul bachri saat menggelar kegiatan Reses
I Tahun siding 2021-2022 di Kecamatan Kapetakan Kabupaten Cirebon.
Untuk itu, Syamsul meminta agar
program pupuk subsidi harus ditinjau lebih lanjut karena tidak memberikan
mamfaat kepada masyarakat petani secara
utuh. Diganti aja subsidi untuk harga gabah.
Ia mencontohkan, harga standard gabah
dibeli sekian per kilogram, dengan ketentuan standard kotoran 0,3 persen; kadar
air 0,14 persen, dan aman disimpan di gudang selama lebih kurang 1 tahun.
Dengan standard harga yang dibuat
tersebut, maka para petani sudah dapat membayangkan dan memperhitungkan berapa
keuntungan yang akan didapatkan dari hasil jual gabahnya, ujar legislator Jabar
dari daerah pemilihan Jabar XII ( Kab/kota Cirebon-Kab Indramayu)ini.
Dalam kesempatan tersebut,
Syamsul mengungkapkan bahwa, di Kabuapten Indramayu, lahan persawahan ada
sekitar 120 ribu hektar, yang ditanam sekitar 100ribu hektar.
Pada tahun 2009 lalu, pupuk
subsidi dari pusat sebanyak 83 ton untuk lahan 100ribu hektar, jadi per 10ribu hektar dapat sebanyak 8 ribu ton pupuk
subsidi. Namun ditahun ini (2021) pupuk subsidi yang diberikan pemerintah pusat cuman 40 ribu ton. Berarti
kurang setengahnya dari tahun 2009 lalu. Melihat kondisi ini tentunya petani
pasti kekurangan pupuk.
Untuk di Kabuapten Cirebon,
ditahun 2021 ini, tanah sawahnya hamper 60-70ribu hektar, pemerintah pusat
memberikan pupuk subsidi sebanyak 21 ribu ton.
Jadi per 10 ribu hektar kurang
lebih mendapatkan pupuk subsidi sekitar 3 ribu ton.
Kalau 20 ribu hektar dibagi 40
kecamatan se Kab Cirebon , berarti 1 kecamatan hanya mendapatkan sebanyak 500
ton pupuk. Hal ini tentunya, para petani
di Kab Indramayu sama dengan di Kabupaten Cirebon, setiap musim tanam pasti
mengalami kekurangan pupuk., jelasnya.
Syamsul yang pernah menjadi Ketua
DPC PDIP Kab Indramayu ini meminta agar tata kelola pupuk harus betul-betul
diperhatikan, jangan sampai kesannya meningkatkan hasil pertanian dengan cara
intensifikasi, peningkatan mutu dengan
pakai berbagai jenis obat-obatan, supaya hasil pertanian meningkat. Hal ini
yang saya tidak sependapat,ujarnya.
Syamsul Bachri didampingi Ketua PAC PDIP Kec Kapetakan Bonani memberikan beras 5 kg kepada peserta reses (foto:istimewa). |
Jadi dalam 1 hektar sawah, dapat
menghasilkan gabah 6 ton saja sudah
hebat”, ujarnya.
Lebih lanjut, Syamsul mengatakan,
setiap musim panen, para tengkulak gabah berdatangan dari Jateng (Brebes dan
Tegal) menemui para petani dan merayu untuk membeli gabah petani. Dan akhirnya para petani menjual gabahnya
kepada mereka.
Petani menjaul gabahnya karena harus membayar tanah garapan untuk
musim tanam berikutnya. Kalau tanah garapan tidak dibayar, maka para pemilik
lahan persawahan akan menyewakan kepada
orang lain. Hal ini, tentu membuat para
petanidi Indramayu dan Cirebon sulit untuk dapat meningkatkan kesejahteraa
hidupnya.
Kalau para petani tidak menjual
gabahnya ke orang-orang dari Jateng, seharus proses pengeringan dan penggelingan dilakukan disini. Nah, disinilah
seharusnya tokoh-tokoh Indramayu dan
Cirebon berpikir untuk mensejahterakan para petani. Bukan hanya berpikir
politik melulu.
Berpolitik itu bertujuan untuk
mensejahterakan rakyat, ya untuk mensejahterakan bapak-bapak petani. Hal ini
menjadi PR besar yang sampai kapanpun akan saya perjuangkan, tandasnya.
(adikarya/husein).