Klik
CIMAHI, faktabandungraya.com,- Satgas Citarum Sektor 21 mendukung upaya Pemerintah Kota (Pemkot) Cimahi mewujudkan Taman Kehati Cimenteng sebagai taman keanekaragaman hayati sesuai instruksi Gubernur Jawa Barat.
Bagi Satgas Citarum, sudah sangat tepat menjadikan Taman Kehati Cimenteng sebagai pusat konservasi, observasi dan budi daya keanekaragaman hayati, baik tumbuhan endemik, lokal dan vegetasi serta sebagai pengembangan ekowisata.
Selain karena letak geografis dan kecukupan lahan, hal ini sejalan dengan upaya Satgas Citarum Sektor 21 melakukan penanganan lahan kritis dengan penambahan tanaman vegetasi, khususnya di wilayah Kota Cimahi.
Menurut Dansektor 21 Kol Arh Wahyu Jiantono, taman keanekaragaman hayati adalah kawasan cadangan sumber daya alam hayati dan berfungsi sebagai konservasi tumbuhan.
"Di mana nanti ada tumbuhan ini berupa vegetasi tanaman yang nanti penyebaran benihnya oleh satwa. Dan satwa ini nantinya juga bisa hidup di vegetasi tanaman tadi," ujar Dansektor 21 seusai mengikuti Focus Group Discusion (FGD) Taman Kehati kota Cimahi, Rabu (23/2/2022).
Sehingga, lanjut Dansektor 21, keberadaan taman kehati bisa menjadi salahsatu solusi memelihara tanaman endemik. Khususnya tanaman langka, asli maupun tanaman lokal berasal dari Cimahi.
Manfaat lainnya, kata Kolonel Wahyu, di samping untuk memelihara ekosistem. Bisa menjadi ruang pengembangan tanaman endemik, sebagai sarana pendidikan, penelitian dan pengembangan.
"Termasuk menjadi sarana edukasi kepada masyarakat. Selain itu menyediakan ruang terbuka hijau," ungkapnya.
Hal terpenting lainnya ditegaskan Dansektor 21, keberadaan dan manfaat Taman Kehati harus secara nyata dirasakan masyarakat, khususnya di wilayah sekitar Kota Cimahi.
Keuntungan bagi masyarakat, lanjut Kolonel Wahyu, karena pada intinya satgas citarum seirama dengan program dari Gubernur (pemerintah provinsi) termasuk sejalan dengan keinginan Pemkot Cimahi, yang utama adalah untuk kepentingan kesejahteraan masyarakat.
"Setidaknya ini bisa menjadi roda perekonomian baru bagi masyarakat,"harapnya.
Karena, sambungnya, nanti ketika di sini sudah tertata sedemikian, selain manfaat edukasi tentunya masyarakat juga bisa melakukan kegiatan ekonomi.
"Masyarakat bisa berada di sini dengan apa yang bisa mereka lakukan untuk menambah ekonomi mereka, tentunya dengan batasan-batasan yang telah diatur oleh pemerintah kota cimahi," pungkasnya.
Sementara, Pemerintah Kota Cimahi melalui Pengendali Dampak Lingkungan Ahli Muda DLH, Komme Siringoringo menjelaskan, kegiatan ini merupakan langkah awal dalam mempersiapkan Taman Kehati Cimenteng sebagai kawasan keanekaragaman hayati di Kota Cimahi.
Meskipun lokasi ini sudah dinamai dengan taman kehati, namun untuk bisa menjadi pusat keanekaragaman hayati harus memenuhi berbagai syarat ketentuan yang telah ditetapkan DLH Provinsi Jawa Barat.
Baik dari kecukupan lahan, data fisik kawasan, ketersediaan jenis tanaman endemik, penyediaan ruang terbuka hijau serta ketentuan lainnya.
Dikatakan Komme, kegiatan FGD kali ini melibatkan berbagai unsur, terutama Satgas Citarum, Dispangtan, Disparbud dan perangkat wilayah Kelurahan Cipageran.
"Adapun hasil dari FGD ini, kami sudah memiliki satu kesepemahaman bahwa kota cimahi akan mewujudkan taman kehati di tahun 2023," ungkapnya.
Dijelaskan Komme, untuk mewujudkan hal tersebut harus melewati berbagai tahapan yang harus dipenuhi untuk mewujudkan Taman Kehati.
"Mudah-mudahan dengan keterlibatan berbagai pihak, baik itu dinas dan satgas citarum harum. Persyaratan-persyaratan bisa lebih mudah dilengkapi dan ditempuh," ujar Komme.
Persyaratan yang tengah ditempuh saat ini oleh Pemkot Cimahi, mulai dari status lahan yang harus bersertifikat, mengidentifikasi jenis vegetasi dan menyesuaikan Eco Region. Memfiltrasi jenis-jenis tanaman endemik yang akan disediakan.
"Mudah-mudahan jenis vegetasi yang ditanam di sini bukan hanya jenis vegetasi yang biasa-biasa saja. Tapi vegetasi yang mempunyai unsur sesuai petunjuk teknis persyaratan taman kehati," jelasnya.
Terkait tanaman endemik langka, asli dan lokal, Taman Kehati Cimahi memiliki Durian Kamajaya (Kamarung). Selain itu tanaman endemik lainnya, seperti Mindi, Menteng dan Baros. (Cuy)