Notification

×

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Somasi Ketiga Diabaikan, Forum Orang Tua Mahasiswa SBM ITB bakal Gugat Rektor hingga Mendikbudristek

Sabtu, 23 Juli 2022 | 20:20 WIB Last Updated 2022-07-25T03:41:38Z

Ali Nurdin, Perwakilan Forum Orang Tua Mahasiswa SBM ITB. Ancam gugat Rektor hingga Mendikbudristek, Sabtu 23/7/2022)

BANDUNG, faktabandungraya.com
,- Forum Orang Tua Mahasiswa SBM ITB kembali mengajukan somasi terbuka kepada Rektor ITB, MWA ITB dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Riset dan Teknologi RI. Orang tua mahasiswa meminta kepada pihak Rektor untuk segera mengumumkan dan menjelaskan kepada publik mengenai rencana dan tahapan penyelesaian permasalahan yang terjadi di SBM ITB. 


Ini merupakan somasi terbuka yang ke tiga dilayangkan Forum Orang Tua mahasiswa. Apabila sampai dengan akhir bulan Juli 2022 tidak ada penjelasan penyelesaian permasalahan yang ada di SBM ITB. Pihak orang tua akan melakukan upaya hukum dalam memperjuangkan hak-hak anak dalam mendapatkan kualitas pendidikan yang dilindungi dan dijamin oleh konstitusi UUD 1945 dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 


Menurut perwakilan dari Forum Orang Tua Mahasiswa SBM ITB, Ali Nurdin, sejak permasalahan yang terjadi di SBM-ITB mencuat, hingga saat ini Rektor ITB tidak pernah memberikan keterangan bagaimana menyelesaikan permasalahan yang terjadi di SBM ITB dengan efektif, khususnya kepada orangtua mahasiswa. 


"Padahal sudah berulang kali kami meminta Rektor ITB untuk mengundang kami agar menjelaskan secara resmi perkembangan penyelesaian permasalahan yang ada di SBM ITB," ungkap Ali, usai membacakan surat somasi terbuka yang dihadiri perwakilan forum orang tua mahasiswa SBM-ITB, Sabtu (23/7/2022). 


Mengenai hal ini, lanjut Ali, kami sudah mengajukan SOMASI KESATU pada tanggal 12 Mei 2022 dimana terhadap SOMASI KESATU tersebut tidak ada respons dari Rektor ITB. 


"Begitu juga terhadap somasi kedua yang kami ajukan pada tanggal 16 Juni 2022, Rektor ITB tidak pula memberikan respon sama sekali," kesalnya. 


"Kami kecewa dan sangat menyesalkan sikap Rektor ITB tersebut yang mencerminkan bahwa Rektor ITB tidak mampu dalam menyelesaikan permasalahan yang ada di SBM ITB. Situasi ketidakjelasan ini tentunya berisiko menurunkan mutu dan moral pendidikan di SBM ITB dan ITB secara keseluruhan," papar Ali. 


Kekecewaan juga dirasakan orang tua mahasiswa terhadap Majelis Wali Amanat (MWA) ITB. Karena telah gagal meminta pertanggungjawaban Rektor ITB dalam menyelesaikan permasalahan di SBM ITB. 


Padahal, usai pertemuan antara forum orang tua mahasiswa dan MWA ITB pada bulan Desember 2021, Majelis Wali Amanat (MWA) ITB sebagai pihak tertinggi di ITB yang berwenang menyelesaikan permasalahan di ITB sesuai dengan STATUTA ITB. 


"Kami juga telah dua kali menyampaikan somasi kepada MWA ITB agar melaksanakan tugasnya menyelesaikan permasalahan yang ada di SBM ITB, akan tetapi MWA ITB tidak mampu meminta tanggung jawab Rektor ITB melaksanakan mandat dari MWA untuk menyelesaikan permasalahan di SBM," ungkap Ali Kecewa. 


Tak hanya Rektor dan MWA ITB, orang tua mahasiswa juga meminta pertanggungjawaban Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi c.q. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi sebagai pihak yang bertanggung jawab atas pelaksanaan pendidikan tinggi di Indonesia. 


"Mendikbudristek sesuai dengan tugas dan wewenangnya seharusnya mengambil alih tanggung jawab untuk menyelesaikan permasalahan yang ada di SBM ITB," tegas Ali. 


Alasan dasar dan tekad Forum Orang Tua Mahasiswa SBM-ITB melakukan somasi terbuka ini semata-mata untuk menjaga dan memajukan kualitas pendidikan yang ada di SBM ITB bagi anak-anak nya. 


Orang tua mahasiswa, kata Ali, menginginkan mutu pendidikan di SBM ITB sesuai standar AACSB (Association to Advance Collegiate Schools of Business). 


Setelah mengikuti, mencermati dan memahami permasalahan yang terjadi di SBM ITB sejak awal Desember 2021. Forum Orang Tua Mahasiswa SBM ITB menilai dan khawatir hal itu berdampak menurunnya kualitas pendidikan. 


"Di mana sampai dengan saat ini tanggal 23 Juli 2022 atau sudah 8 bulan berjalan, permasalahan tersebut tidak kunjung selesai dan dikhawatirkan pendidikan di SBM akan menurunkan standar AACSB," kata Ali.

×
Berita Terbaru Update