Notification

×

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Sugianto : Rancangan Perubahan KUA-PPA 2022 Harus Fokus Pemulihan Ekonomi dan Pengendalian Inflasi

Selasa, 06 September 2022 | 08:52 WIB Last Updated 2022-09-06T01:52:02Z
Anggota Banggar DPRD Jabar, H.Sugianto Nangolah, SH, MH dari Fraksi Partai Demokrat


 
BANDUNG, Faktabandungraya.co,-- Pemerintah Provinsi Jawa Barat sudah menyampaikan usulan Rancangan Perubahan Kebijakan Umum APBD- Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (KUA-PPAS) Tahun Anggaran (TA)2022 dan ada penambahan sebesar Rp.2,4 triliun.

Penambahan anggaran didapat dari SILPA  (Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran)  dan PKB (Pajak Kendaraan Bermotor) sebesar Rp. 800 miliar.  

Anggota Badan Anggaran (Banggar) DPRD Jabar, H. Sugianto Nangolah SH, MH dari Fraksi Partai Demokrat, membenarkan bahwa Gubernur Jabar  Ridwan Kamil sudah menyampaikan usulan Rancangan Perubahan KUA-PPAS T.A. 2022.

Dalam nota Rancangan Perubahan KUA-PPAS tersebut, ada penambahan anggaran sebesar Rp 2,4 miliar, yang diperkirakan didapat  dari SILPA dan PKB.

“ Kita di Banggar DPRD Jabar, akan mendalami usulan tersebut, dan kita juga minta Kepada Pemprov Jabar dalam usulan penyusunan anggaran untuk lebih focus terhadap pemulihan ekonomi dan pengendalian inflasi’, kata Sugianto yang juga  Wakil Ketua Komisi III DPRD Jabar ini saat ditemui di gedung DPRD Jabar, Senin (5/9/2022).

Dikatakan, besaran usulan penambahan anggaran tersebut,  bisa terpenuhi, mengingat realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) semester 1 Tahun Anggaran (TA) 2022 mencapai lima puluh persen. Realisasi akan terus mengingkat seiring dengan perjalan waktu.  

 “Anggaran yang direalisasikan sudah mencapai lima puluh persen. Ini kemungkinan akan meningkat disebabkan ada penambahan anggaran direncana perubahan itu sebanyak Rp2,4 triliun”, ujar Sugianto dari dapil Jabar I ( Kota Bandung-kota Cimahi)ini.

Namun, Sugianto juga mengingatkan Pemprov Jabar, agar terus mencermati  kondisi yang tengah berkembang.  Hal ini mengingat harga BBM subsidi telah naik yang diperkirakan akan terjadi kenaikan angka inflasi.

 “Harus melihat kondisi saat ini. Jika pertumbuhan ekonomi bagus tapi inflasinya tinggi, itu tidak terlalu berdampak di masyarakat. Artinya, harus ada pemulihan di sektor produksi dan distribusi. Agar barang terjaga, daya beli masyarakat pun tidak menurun,” tandasnya.  (Adip/husein).

 

×
Berita Terbaru Update