Kondisi Teras Cihamplas, sepi dari PKL dan Wisatawan |
BANDUNG, Faktabandungraya.com,-- Kawasan jalan Cihamplas sudah puluhan tahun terkenal sebagai kawasan wisata belanja. Untuk itu, guna menambah daya tarik wisatawan dan mendukung pemberdayaan para pelaku UMKM dan pedagang kaki lima (PKL) agar lebih memiliki daya jual, maka Pemerintah Kota Bandung gelontorkan dana puluhan miliar rupiah untuk membangun Teras Cihampelas.
Berdasarkan data yang dikutif dari LPSE
Kota Bandung, bahwa pembangunan proyek Teras Cihamplas dana yang digelontorkan
oleh Pemkot Bandung, sangat besar.
Sebagai informasi, tahap pertama
pembangunan telah digelontorkan sebesar Rp. 48 miliar, lalu tahap kedua sebesar
Rp. 23 miliar, dan tahap lanjutan sebesar Rp.5 miliar. Jadi, secara keseluruhan
dana yang digelontor untuk proyek Teras Cihamplas sudah mencapai Rp.76 miliar
yang didanai oleh APBD Kota Bandung.
Bila melihat dari cukup besarnya
anggaran yang telah digelontorkan dengan kondisi Teras Cihamplas saat ini,
sungguh sangat miris dan jauh dari apa
yang harapkan. Semula, tujuan pembangunan Teras Cihamplas untuk mendukung pemberdayaan
para pelaku UMKM dan PKL. Namun, karena kondisi dilapangan (Teras Cihamplas)
yang kurang terurus, akhirnya para pedagang / PKL turun kembali dan berdagang
di bawah Teras Cihamplas.
Sebenarnya Pemkot Bandung sudah
berupaya untuk mereaktivasi Teras Cihamplas pasca pendemi covi-19. Bahkan Wakil Wali Kota Bandung Yana Mulayana pada
menjelang bulan puasa tepatnya bulan Maret 2022, melakukan aksi bersih-bersih
dan penataan dengan tujuan Teras Cihampelas kembali diberdayakan. Namun hal
tersebut tidak terwujud alias hanya isapan jempol belaka dan terkesan sia-sia.
Kini dalam beberapa pekan terakhir
Teras Cihampelas kembali diperbaiki agar bisa diberdayakan tentunya. Bahkan
sejumlah persiapan pun dilakukan termasuk perbaikan pondasi hingga area atas
yang biasa digunakan untuk berdagang.
Bahkan untuk menghidupkan kembali,
Sekda Kota Bandung Ema Sumarna menghimbau seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah
(SKPD) jika mengadakan rapat kecil diadakan di Teras Cihampelas. Maksudnya tak
lain agar pera pelaku UMKM bisa mendapat penghasilan dari penyediaan konsumsi
rapat.
Sekda pun mengklaim saat ini ada
sekitar 85 dari 190 lebih pedagang yang sudah siap untuk kembali melakukan
aktifitas di Teras Cihampelas. Namun
dari pantauan di lapangan kenyataanya hanya ada belasan pedagang.
Menurut salah satu pedagang Batagor
di Jalan Cihampelas yang tidak mau disebutkan namanya, awalnya dia berdagang
selama dua tahun setelah diresmikan 2017 lalu. Namun, menurut dia setelah dua
tahun berjualan, omzetnya justru malah menurun, hingga bangkrutnya akhir tahun
2018. Kemudian, tahun 2019, dia pindah untuk berjualan lagi ke bawah di dekat
pinggir Jalan Cihampelas.
“Tahun pertama dan kedua sejak
peresmian, pengunjung yang membeli jajanan, pakaian maupun asesoris cukup
membludak. Namun seiring waktu, omzet saya malah terus menurun bahkan sempat
terhenti karena kehabisan modal. Tahun 2019 saya dengan terpaksa kembali jualan
di pinggir jalan karena di atas (Teras Cihampelas) kurang nyaman karena tak
terurus,” jelasnya.
Menurut dia, seharusnya para
pedagang itu merupakan penduduk asli Jalan Cihampelas, yaitu RT 03, 04, 05 dan
06, RW 05 Kelurahan Cipaganti, Kecamatan Coblong Kota Bandung.
“Ada informasi dulu sewaktu saya
berdagang ada 190 lebih kios, malah orang luar Jalan Cihampelas bisa berdagang
di Teras Cihampelas, ada orang Cicendo,
Cimahi dan daerah lain. Isunya, kios dijual dikisaran Rp 50.000 hingga
Rp 500.000 per kios,”ungkapnya.
Dikatakanya dulu di awal dikelola
orang-orang sini, tetapi tidak becus mengurusnya. Padahal menurunya para
pedagang dikutip Rp 5.000 dan Rp 10.000 per kios.
“Kalau bener mengelolanya sebetulnya
sih harusnya aman. Karena dalam sehari bisa mendapat retribusi Rp 1 jutaan,”
ungkapnya.
Diakuinya, baru-baru ini ada
himbauan dari Pemkot Bandung, bahwa para pedagang kaki lima (PKL) di Jalan
Cihampelas diminta mengisi kios kuliner di Teras Cihampelas. Kalau PKL tidak
mau mengisi lagi di atas, maka kios akan dikelola Pemkot Bandung. Namun
menurutnya, jika dia jualan di atas, siapa yang mau membeli dagangannya.
“Saya lihat sendiri, setelah
peresmian oleh Walikota Yana Mulyana pada 22 Oktober 2022 lalu, ternyata
semakin hari malah semakin sedikit pengunjungnya. Daripada rugi kedua kali,
lebih baik saya tetap berjualan di bawah. Kalau kios mau diambil Pemkot
Bandung, silahkan. Karena di atas, banyak kios yang rusak dijebol maling sehingga
tidak aman kalau tetap memaksakan berjualan di Teras Cihampelas,” tuturnya.
Para pekerja sedang melakukanperbaikan Teras Cihamplas |
“Awal peresmian memang ramai
pembeli, namun saat ini, sepi pengunjung, sehingga pendapatan kami sangatlah
minim. Walaupun kami tidak dipungut biaya untuk berdagang di kios kuliner Teras
Cihampelas ini. Untuk antisipasi keamanan agar tidak kecurian barang, kami
iuran untuk membayar keamanan guna menjaga dagangannya di malam hari,”
keluhnya.
Memang dari pantauan di lapangan
Selasa siang (25/10/2022), Teras Cihampelas tampak sangat sepi dari pengunjung.
Bahkan pedagang yang berjualan bisa dihitung dengan jari tangan, padahal Pemkot
Bandung telah menyiapkan puluhan kios bagi PKL.
Walhasil puluhan miliar dana APBD
yang digelontorkan untuk pembangunan Teras Cihampelas ini malah merugikan dari
pada menguntungkan, sehingga jauh dari ekspektasi. (tim).