Notification

×

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Dedi Mulyadi Larang Sekolah Melakukan Study Tour dan Wisuda, Ini Alasannya

Sabtu, 22 Maret 2025 | 12:07 WIB Last Updated 2025-05-13T05:15:32Z
Klik
Gubernur Jabar KDM pada kegiatan “Jabar Istimewa Ngariung di Balai Sawala Yudistira “ di Kab. Purwakarta



BANDUNG, Faktabandungraya.com,---  Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi, secara tegas melarang pihak sekolah melakukan kegiatan piknik yang dibungkus dengan kegiatan study tour yang membebani orang tua peserta didik.

Selain menambah beban orang tua, kegiatan study tour yang diselenggarakan oleh pihak sekolah , mempertimbangkan keselamatan peserta didik . Hal inni mengingat sering terjadi kecelakaan pada kegiatan study tour.

Gubernur Dedi Mulyadi yang akrab disapa KDM ini juga  menganggap study tour lebih bersifat wisata daripada edukasi. Bahkan berdampak kesenjangan sosial yang mungkin muncul di antara siswa yang tidak bisa mengikuti study tour karena alasan biaya.

Bagi sekolah yang tidak mengindahkan atau melanggar kebijakan Gubernur KDM, sudah ada beberapa kepala sekolah Negeri (SMA dan SMK Negeri) langsung dipecat, seperti di Depok, Bogor , Bekasi.

Selain melarang kegaiatan studi tour, Gubernur KDM juga  melarang pihak sekolah membuat kegiatan wisuda pada seluruh jenjang pendidikan, mulai dari pendidikan usia dini, pendidikan dasar, sampai dengan pendidikan menengah.

Penegasan larangan study tour dan Wisuda ini, disampaikan kembali oleh Gubernur KDM  dalam kegiatan “Jabar Istimewa Ngariung di Balai Sawala Yudistira “ di Kab. Purwakarta, Jumat (21/3/2025).

KDM juga mengapresasi pihak sekolah yang mematuhi kebijakan dengan tidak atau membatalkan kegiatanstudy tour dan Wisuda.

"Terima kasih atas semangat kepala sekolah dan para guru, sudah saya ampuni seluruh kesalahan, jangan diulangi lagi. Pajak saja saya ampuni, apalagi dosa kepala sekolah," ungkap Gubernur.

Kebijakan tersebut ditindaklanjuti dengan penandatanganan surat pernyataan dari perwakilan kepala sekolah untuk berkomitmen mematuhi Pergub yang ada oleh 155 kepala sekolah.

Peserta kegiatan “Jabar Istimewa Ngariung di Balai Sawala Yudistira “ di Kab. Purwakarta


Selain itu, Gubernur mendorong agar pembelajaran di sekolah mengoptimalkan pembelajaran secara manual. Menurutnya, menulis pelajaran secara manual dapat meletakkan kerangka berpikir yang setelah ditulis akan lebih terekam di otak.


"Saya katakan, kalau nanti ada SD, SMP, SMA yang (pembelajarannya) menulis lagi di papan tulis dengan kapur, jangan bully sebagai ketertinggalan. Namun, itulah (proses) pembentukan karakter manusia Jabar untuk masa depan. Di ruang kelas harus diperbanyak menulis dan menyanyi karena itu membangun keriangan di kelas," tuturnya.

Gubernur juga memiliki sudut pandang baru mengenai kenaikan kelas. Ia menilai, tolok ukur kenaikan kelas bagi para siswa harus dimatangkan kembali.

"Tidak naik kelas bukan hanya tentang nilai akademis, tapi anak yang melawan kepada ibu-bapaknya juga tidak boleh naik kelas. Melawan, artinya pengen beli motor, pengen mobil, pengen HP yang bagus, anak seperti ini jangan naik kelas!" tegasnya.

Kegiatan tersebut dihadiri pula oleh Sekretaris Daerah Jabar, Herman Suryatman, Kepala Dinas Pendidikan Jabar, Wahyu Mijaya serta seluruh pejabat struktural Disdik Jabar. (*/sein).

×
Berita Terbaru Update