![]() |
Rombongan dari FISIP Universitas Padjadjaran, Universiti Teknologi MARA (UiTM) Malaysia, dan Northwestern University Filipina, mengunjungi DPRD Kota Bandung, (Foto: Humpro). |
Kedatangan mereka disambut hangat
Ketua DPRD Kota Bandung H. Asep Mulyadi, S.H., dan Anggota Komisi IV DPRD Kota
Bandung Elton Agus Marjan. Dari Unpad hadir Ketua Prodi Ilmu Politik FISIP
Universitas Padjadjaran Dr. Ratna Solihah, S.IP., M.Si., dan Dr. Yusa Djuyandi,
S.IP., M.Si.
Sementara dari UiTM turut serta Prof.
Dr. Abdul Rauf Ridzwan, Dr. H. Hilmi, serta Dr. Moh Hafifi Jamri, sedangkan
dari NWU hadir Prof. Karl Lenin dan Prof. Jeznel.
Ketua Prodi Ilmu Politik FISIP
Universitas Padjadjaran Ratna Solihah menuturkan, kedatangan mereka merupakan
rangkaian dari program Student Mobility atas kolaborasi tiga universitas untuk
berdiskusi dengan lembaga politik lokal.
“Kami ingin mengenalkan pemerintah
lokal, tentunya DPRD Kota Bandung, secara langsung. Bagi perguruan tinggi (tamu
dari Malaysia dan Filipina), tentu ini menjadi unik karena sistem politik
Indonesia berbeda dengan Malaysia dan Filipina,” tuturnya.
Ketua DPRD Kota Bandung Asep Mulyadi
pun memaparkan profil dan kegiatan DPRD Kota Bandung kepada delegasi yang
hadir. Dalam sesi tanya-jawab, Prof. Karl Lenin dari NWU Filipina turut
mendalami peran DPRD Kota Bandung di tengah sistem pemerintahan. Meski
sama-sama memiliki sistem otonomi daerah, ia melihat peran DPRD kota di
Indonesia lebih kuat ketimbang di Filipina.
Sementara Prof. Dr. Abdul Rauf Ridzwan
dari UiTM Malaysia meminta tips dari Asep Mulyadi dan Elton Agus Marjan terkait
cara menaikkan minat anak muda ke dalam politik. Termasuk bagaimana menggiring
anak muda untuk memilih saat Pemilu digelar.
Menanggapi pertanyaan Prof. Kar Lenin
Asep Mulyadi mengatakan, semenjak era reformasi memang terjadi penguatan di
ranah sipil melalui peran legislatif. Meski berkedudukan setara dengan eksekutif
sebagai mitra pemerintahan, DPRD memiliki pengaruh besar karena mengusung
keterwakilan masyarakat.
Berkenaan dengan minat politik bagi
anak muda, Asep mengatakan, KPU dan partai politik terus melakukan pendidikan
politik bagi masyarakat, terutama anak muda. Mereka diberi pemahaman betapa
pentingnya pilihan politik untuk masa depan, terutama untuk pembangunan di sekitar anak muda.
“Di sekolah dan kampus dibuka aktif
berorganisasi. Merekalah yang akan terjun aktif di dunia nyata. Kesadaran akan
politik ini penting supaya mereka tidak dipolitisasi. Selain itu, untuk
meningkatkan kesadaran politik, disosialisasikan juga melalui kanal digital,”
ujarnya.
Anggota Komisi IV DPRD Kota Bandung
Elton Agus Marjan mengatakan, yang diperlukan untuk menumbuhkan kesadaran
politik di wilayah anak muda adalah kolaborasi.
Saat berkampanye, kata Elton, para
calon legislator memberikan pemahaman bahwa setiap segmen kehidupan bermula
dari politik, dari hasil Pemilu. Sebab, semua kebijakan yang ada di Kota
Bandung, Jawa Barat, semua diputuskan para dewan terpilih dari hasil politik.
“Kita memberikan pemahaman. Ketika ada
keluhan soal lingkungan kota, tidak bisa dipungkiri bahwa itu memerlukan
kontribusi politik. Dijelaskan pula bahwa memberi suara (saat Pemilu) itu
penting supaya mereka yang terpilih bisa mewakilkan aspirasi anak muda,” ujar
Elton. (Editor/red).