![]() |
Wali kota Bandung M. Farhan |
Konsep ini mengusung semangat
kebersamaan dan gotong royong untuk menciptakan kota yang berpihak pada semua
warga, tanpa terkecuali.
“Kota Solidaritas adalah kota yang
menolak sistem yang menyebabkan kemiskinan dan penderitaan, khususnya bagi
kelompok yang terpinggirkan seperti imigran dan pengungsi,” kata Farhan pada
kegiatan Ice (ITB Counting Education) Podcast di Rektorat ITB, Selasa 20 Mei
2025.
“Di Bandung kami ingin memastikan
bahwa setiap orang punya hak yang sama untuk hidup, belajar, bekerja, dan
berpartisipasi dalam kehidupan kota, tanpa memandang latar belakang,” tambah
Farhan.
Ia mengungkapkan, prinsip utama Kota
Solidaritas yaitu akses layanan publik.
Setiap warga berhak atas pendidikan, kesehatan, air bersih, dan tempat tinggal
yang layak.
“Ada juga Solidaritas Ekonomi dan
Keadilan Sosial. Ini menghapus hambatan ekonomi dan sosial melalui kebijakan
yang mendorong pemerataan, kolaborasi lokal-global, dan penguatan ekonomi
kerakyatan,” bebernya.
Selanjutnya, pengelolaan kota yang
dipimpin masyarakat. Mulai dari persampahan, air bersih, penanganan banjir dan
pariwisata inklusif.
“Bandung siap jadi kota solidaritas.
Kota Bandung memperkuat langkahnya melalui Pembangunan Infrastruktur dan Tata
Kelola yang mendukung inklusi dan keadilan sosial,” tuturnya.
“Pembangunan Ekonomi Sosial dengan
diplomasi internasional dan kolaborasi global,” imbuhnya.
Farhan mengatakan, tansformasi Kota
Bandung menuju Kota Solidaritas juga ditopang oleh kesiapan Sumber Daya Manusia
(SDM).
![]() |
Farhan dalam acara Ice (ITB Counting Education) Podcast di Rektorat ITB |
Ia menjelaskan, integrasi pengembangan
SDM dengan tantangan perkotaan. Mendorong tenaga kerja yang inklusif, adaptif,
dan berdaya saing.
Tak hanya itu, akses pelatihan, beasiswa,
dan kerja sama internasional. Reformasi birokrasi dan tata kelola yang
transparan dan melayani.
“Dengan berpikir sistemik,
mengedepankan empati, dan kerja sama dari bawah ke atas, Bandung ingin mengubah
tantangan kota menjadi peluang untuk pemberdayaan dan keberlanjutan,” jelasnya
Farhan.
Bandung tidak hanya membangun kota,
tapi juga membangun harapan. Kota yang menjunjung martabat semua warganya. Kota
yang menjadi rumah bagi siapa pun. (yan/red).