Notification

×

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Memo Hermawan: Tak Ada Daerah Pemekaran di Jabar yang Gagal

Selasa, 09 September 2025 | 12:55 WIB Last Updated 2025-09-24T05:56:02Z
Klik
Sekretaris Komisi DPRD Jabar H. Memo Hermawan dari FPDIP (foto:dok.ist)



BANDUNG, Faktabandungraya.com,--- Provinsi Jawa Barat terus menghadapi tantangan besar dalam pemerataan pelayanan publik, seiring statusnya sebagai provinsi dengan jumlah penduduk terbanyak di Indonesia. Namun secara administratif, jumlah kabupaten/kota di Jabar masih tertinggal dibanding provinsi tetangga seperti Jawa Timur dan Jawa Tengah.

Kondisi ini menjadi sorotan Sekretaris Komisi I DPRD Jawa Barat, H. Memo Hermawan, yang menilai bahwa pemekaran wilayah merupakan langkah strategis untuk memperkuat tata kelola dan pelayanan masyarakat di wilayah-wilayah padat serta terpencil.

“Jawa Barat ini provinsi terpadat di Indonesia, tapi jumlah kabupaten/kotanya masih kalah dibanding Jawa Timur dan Jawa Tengah,” ujar politisi PDI Perjuangan itu, Senin (8/9/2025).

Ia menekankan bahwa banyak potensi besar di daerah-daerah di Jabar yang belum tergarap maksimal karena terkendala faktor administratif dan jauhnya jangkauan pelayanan.

Contoh Garut: Luas Wilayah, Jarak Pelayanan

Memo mencontohkan Kabupaten Garut yang memiliki 42 kecamatan dan wilayah geografis yang sangat luas. Warga di wilayah selatan seperti Santolo atau Rancabuaya, menurutnya, harus menempuh perjalanan hingga 4–5 jam untuk mengurus keperluan administratif ke pusat pemerintahan di Garut Kota.

“Jaraknya jauh, fasilitas terbatas, dan tentu memakan biaya. Sangat merepotkan bagi warga. Kalau ada pemekaran, pelayanan bisa lebih dekat dan merata,” kata Memo.

Ia menambahkan, selain memudahkan akses masyarakat, pemekaran juga akan berdampak positif pada peningkatan potensi fiskal dan pembangunan lokal. Daerah otonomi baru (DOB) akan memiliki keleluasaan dalam pengelolaan sumber daya lokal secara lebih fokus dan terarah.

Tak Ada DOB yang Gagal di Jabar

Memo menyebut bahwa pemekaran wilayah di Jabar bukan hal baru. Sejumlah daerah seperti Kota Cimahi, Kota Banjar, Kabupaten Bandung Barat, hingga Kabupaten Pangandaran merupakan hasil pemekaran yang kini tumbuh menjadi daerah otonom yang mandiri.

“Tidak ada daerah pemekaran di Jabar yang gagal. Semua berhasil tumbuh dan mandiri,” tegasnya.

Hal ini, menurutnya, menunjukkan bahwa kekhawatiran terhadap potensi kegagalan DOB tidak berdasar, selama ada perencanaan yang matang dan potensi lokal yang kuat.

Terkendala Moratorium, Jabar Tetap Bergerak

Meski pemerintah pusat saat ini masih memberlakukan moratorium pemekaran daerah, Jabar disebut tetap melakukan persiapan serius. Komisi I DPRD Jabar, kata Memo, telah menyusun berbagai kajian dan strategi guna memastikan kesiapan saat moratorium dicabut.

Bahkan saat ini, sudah terdapat 10 Calon Daerah Persiapan Otonomi Baru (CDPOB) yang dinilai siap untuk menjadi DOB.

“Kami menargetkan ke depan Jabar bisa memiliki 45 sampai 46 kabupaten/kota. Sekarang ada 27, ditambah 10 CDPOB, jadi 37. Nantinya akan terus kami dorong hingga Jabar memiliki 45 atau 46 Kab/kota,” ujarnya.

Dorong Pemerataan dan Keadilan Pembangunan

Lebih jauh, Memo menekankan bahwa perjuangan pemekaran bukan semata menambah jumlah daerah, melainkan untuk menciptakan pemerataan pembangunan, keadilan pelayanan, dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.

“Ini bukan sekadar menambah jumlah daerah. Ini tentang bagaimana rakyat di pelosok bisa mendapat layanan yang sama cepatnya dengan di kota besar,” tandasnya.

Dengan optimisme dan pengalaman yang sudah terbukti, DPRD Jawa Barat berharap pemerintah pusat membuka kembali peluang bagi daerah-daerah yang telah siap untuk mandiri secara administratif.

“Jawa Barat punya potensi besar. Jangan biarkan potensi itu terhambat hanya karena batas administrasi. Kita siap, dan kita ingin rakyat merasakan manfaatnya,” tutup Memo Hermawan. (adif/sein).

×
Berita Terbaru Update