![]() |
| Polres Sumedang bersama Kemenhut RI melalui BPDAS Cimanuk-Citanduy melakukan penanaman pohon di area bekas tambang di Sumedang (foto:ist) |
Kegiatan penanaman pohon ini merupakan
upaya pemulihan lingkungan di lahan kritis bekas tambang yang selama ini tidak
lagi produktif. Penanaman dilaksanakan serentak di lima kecamatan, yakni
Kecamatan Cimalaka, Paseh, Ujungjaya, Tomo, dan Jatinunggal.
Pada tahap awal, masing-masing lokasi
ditanami sebanyak 100 batang bibit tanaman produktif dengan pola tanam
agroforestri. Secara keseluruhan, luas lahan yang direklamasi mencapai sekitar
30 hektare.
Kementerian Kehutanan melalui BPDAS
Cimanuk Citanduy yang diwakili Kepala Seksi Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL),
Dony Adiningrat, mengapresiasi inisiatif Polres Sumedang dalam menggerakkan
penanaman pohon di lahan kritis bekas tambang.
“Kami mengapresiasi Kapolres Sumedang
beserta jajarannya atas inisiatif penanaman pohon di lahan bekas tambang.
Semoga langkah nyata ini dapat diikuti oleh Polres-polres lain di Jawa Barat,”
ujar Dony.
Menurutnya, penggunaan media tanam
Kompos Blok dinilai sangat efektif untuk mendukung pertumbuhan tanaman di lahan
bekas tambang yang umumnya kering dan miskin unsur hara. Selain ramah
lingkungan, Kompos Blok juga memiliki nilai ekonomis bagi kelompok masyarakat.
![]() |
| Kasie RHL BPDAS Cimanuk-Citanduy Dony Adiningrat, |
“Kami akan terus memberikan edukasi
dan sosialisasi penggunaan Kompos Blok. Selain mampu mengurangi limbah kotoran
ternak, Kompos Blok juga bernilai ekonomi bagi masyarakat,” tambahnya.
Sementara itu, Kapolres Sumedang AKBP
Sandityo Mahardika mengatakan, pemilihan tanaman buah-buahan pada lahan bekas
tambang bertujuan memberikan manfaat jangka panjang, baik dari sisi kelestarian
lingkungan maupun peningkatan kesejahteraan masyarakat.
“Lahan bekas tambang yang sebelumnya
terbengkalai kini mulai kita hijaukan kembali dengan tanaman buah. Harapannya,
lahan ini menjadi produktif dan hasilnya dapat dimanfaatkan langsung oleh
warga,” ujar Sandityo usai penanaman simbolis di kawasan Pasiringkik, Desa
Cisitu, Kecamatan Cisitu.
Dalam pelaksanaannya, penanaman menggunakan media tanam Kompos Blok, yakni media padat berbentuk kubus atau tabung yang mampu menyediakan nutrisi majemuk serta mengikat air. Metode ini dinilai ideal untuk rehabilitasi lahan bekas tambang karena dapat mengurangi kebutuhan pemupukan intensif di awal pertumbuhan tanaman.
Sandityo menegaskan, keterlibatan
masyarakat menjadi kunci keberhasilan program ini. Warga dilibatkan sejak
proses pembuatan lubang tanam, perawatan bibit, hingga nantinya menjadi pihak
yang berhak memanen hasil tanaman.
“Petani dan kelompok tani kami
libatkan secara penuh agar perawatan tanaman berjalan optimal. Mereka juga yang
nantinya akan menikmati hasil panen,” jelasnya.
Sebagai bentuk komitmen bersama, Polres Sumedang juga melakukan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) dengan masyarakat setempat. Melalui kesepakatan tersebut, tanaman buah diserahkan kepada warga untuk dirawat bersama dengan target seluruh bibit yang ditanam dapat tumbuh dan berbuah.

Kebersamaan dalam menanam pohon di lahan bekas tambang Sumedang
Program reklamasi ini ditargetkan
mencakup lebih dari 30 hektare lahan dengan estimasi masa panen dalam kurun
waktu dua hingga tiga tahun ke depan. Selain memperbaiki kualitas lingkungan,
kegiatan ini diharapkan mampu membuka lapangan kerja serta menciptakan sumber
penghidupan berkelanjutan bagi masyarakat sekitar.
Menariknya, kegiatan ini juga dibarengi pembinaan sosial melalui program “Preman Pensiun”. Para peserta dibina untuk memproduksi Kompos Blok yang digunakan dalam reklamasi lahan sekaligus sebagai media tanam ubi Cilembu yang bernilai ekonomi.
Kegiatan penanaman pohon tersebut turut dihadiri Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Barat Dodit Ardian Pancapana, perwakilan Kodim 0610 Sumedang, akademisi, Camat dan Kepala Desa Cisitu, mahasiswa, aktivis lingkungan, serta komunitas pegiat lingkungan Pandawara. (dbs/red).

.jpeg)