![]() |
| Wali kota Bandung M. Farhan (foto:ist) |
Bantuan tersebut disalurkan melalui
Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (Apeksi) sebagai bentuk solidaritas
warga Bandung terhadap ribuan korban yang masih membutuhkan bantuan darurat.
Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan,
menyatakan bahwa langkah cepat ini merupakan bagian dari gerakan kemanusiaan
yang dipimpin langsung oleh Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi. Dalam beberapa
hari terakhir, Gubernur turun langsung ke wilayah terdampak untuk memastikan
kebutuhan dasar korban terpenuhi, mulai dari pangan, selimut, perlengkapan
bayi, pakaian, hingga obat-obatan.
“Gerak cepat Bapak Gubernur menjadi
contoh bagi kami. Karena itu Bandung bergerak cepat agar gelombang bantuan dari
Jawa Barat semakin kuat,” ujar Farhan.
Farhan mengungkapkan bahwa dirinya
mendapat amanah dari Gubernur untuk memastikan Bandung hadir dalam misi
kemanusiaan tersebut, meskipun ia tidak dapat bergabung langsung dalam rombongan
gubernur.
Ia menyampaikan duka mendalam atas
banyaknya kerusakan yang ditimbulkan bencana, mulai dari rusaknya ribuan rumah
hingga lumpuhnya fasilitas umum. Ia menilai kebutuhan logistik di lapangan
masih sangat besar dan harus terus dipenuhi.
Bantuan sebesar Rp2 miliar tersebut
juga melibatkan dukungan dari Bank BJB, yang disebut Farhan sebagai bagian dari
panggilan kemanusiaan, bukan sekadar penyaluran dana. “Bandung hadir dengan
solidaritas. Ini bukan hanya soal bantuan materi, tetapi kepedulian untuk
saudara-saudara kita di Sumatera,” ujarnya.
Farhan juga memberikan apresiasi
kepada Gubernur Jawa Barat yang dinilainya telah memastikan kehadiran Jawa
Barat di tengah para korban. Ia meyakini bahwa sinergi pemerintah provinsi dan
kabupaten/kota akan mempercepat pemulihan masyarakat terdampak bencana.
“Saat Jawa Barat bergerak sebagai satu
kesatuan, dampaknya jauh lebih besar. Kami memperkuat langkah Pak Gubernur
supaya bantuan dari Jawa Barat benar-benar terasa oleh para korban,” tegasnya.
Di akhir pernyataannya, Farhan
mengajak masyarakat Bandung—mulai dari komunitas, pelaku usaha, lembaga
keagamaan, hingga organisasi kemanusiaan—untuk terus memberikan dukungan bagi
para korban bencana di Sumatera. “Solidaritas harus terus hidup. Bantuan sekecil
apa pun sangat berarti bagi mereka,” tutupnya.
