![]() |
| Anggota DPRD Jabr H.M.Sidkon Dj, SH, MM dari Fraksi PKB |
Kekurangan SMA/SMK Negari di Indramayu
ini tentunya menjadi PR besar bagi pemerintah provinsi Jabar dibawah pimpinan Gubernur
KDM. Karena itu, DPRD Jabar mendorong
agar setiap tahun ada penambahan unit sekolah baru (USB).
Keluhan dan aspirasi masyarakat Indramayu
atas kurangnya SMA/SMK Negeri, disampaikan kepada Sidkon saat menggelar
kegiatan Reses I tahun 2025-2026, baru-baru ini.
“Saya baru beres melaksanakan kegiatan
reses I yang difokuskan di Kabupaten Indramayu. Dari 8 titik kegiatan reses,
berbagai aspirasi dan keluhan disampaikan warga, yang paling menonjol itu, soal
Pendidikan, kesehatan, pertanian dan infrastruktur, UMKM termasuk juga
Kopereasi Desa Merah Putih”, kata Sidkon saat di temui di Gedung DRD Jabar,
baru-baru ini.
Dikatakan, sejak tahun 2017, pengelolaan
SMA/SMK dan SLB di bawah taggungjawab Pemerintah Provinsi, untuk DPRD Jabar
mendorong Pendidikan di Jabar merata dan terjangkau dengan menambah USB SMA/SMK
Negeri di kecamatan yang belum ada, dan menambah Ruang Kelas Baru (RKB).
Penambahan USB dan RKB sangat
mendesak, mengingat setiap tahun ajaran baru, selalu ada permasalahan, apalagi
ada penerapan zonasi bagi calon siswa SMA. “ Kan kasihan warga yang diwilayahnya
tidak ada SMA Negeri, pasti sulit diterima di SMA Negeri dikacamatan lain”,
ujar Anggota DPRD Jabar dari Dapil Jabar XII (Kab/kota Curebon-Kab Indramayu)
ini.
RLS
Terendah se-Jabar
Kabupaten Indramayu berdasarkan data
dari BPS Jabar (2024), Rata-rata Lama Sekolah (RLS) baru mencapai 6,95 tahun
(setara kelas 5 SD), dan harapan Harapan Lama Sekolah (HLS)-nya mencapai 12,32
tahun (setara tamat SMA/SMK), Ini artinya RLS-nya masih di bawah rata-rata provinsi
dan nasional.
Namun, kalau melihat dari HLS mencapai
12,32 tahun , Ini berarti anak-anak di Indramayu diharapkan bisa sekolah setara
tamat SMA/SMK. Namun, kalau sekolah nya
kurang, rasanya sulut untuk mencapai HLS tersebut, ujanya.
Saat saat saya Reses di Kecamatan
Karangampel, ternyata diwilayah kecamatan Karangampel belum ada sekolah SMA
Negeri, tapi SMKN sudah ada. Menurut Camat Karangampel, aspirasi masyarakat Karangampel
agar secepatnya berdiri SMA Negeri, sudah disampaikan ke Pemkab Indrmayu dan
diteruskan ke Disdik Jabar, tapi hingga kini, belum ada kepastian kapan akan
dibangunnya USB SMAN Karangampel.
Pemerintah Indramayu, sudah menyiapkan
lahan bekas terminal karangampel (aset Pemkab Indramayu-red) untuk dijadikan
USB SMAN Karangampel. Sehingga, pemprov tidak lagi menacari lahan, tinggal
menyiapkan anggaran untuk membangun USB-nya.
Kalau setiap kecamatan di Indramayu
telah memiliki SMA dan SMK Negeri, tentunya RLS akan meningkat dan target HLS
akan tercapai menuju Pendidikan 12 tahun.
Merubah
Pola Pikir Masyarakat
Ada beberapa factor menyebab angka Rata-rata
Lama Sekolah di Indramayu terendah se-Jabar dan Nasional, diantaranya : Faktor sekolah kurang; Faktor
Ekonomi keluarga dan Faktor Pola pikir dan tingkat kesadaran masyarakat akan
pentingnya pendidikan. “Ah ngapain tinggi-tinggi
sekolah,cukup aja sampai SMP yang
penting bisa baca, tulis , langsung cari kerja”, Nahpola pikir masyarakat ini,
yang harus dirubah. Ujarnya.
Untuk merubah pola pikir masyarakat
ini memang tidak mudah, untuk itu, pemerintah harus hadir ditengah-tengah
masyarakat. Hadirnya pemerintah untuk masyarakat, untuk meningkat kesadaran masyarakat
akan pentingnya Pendidikan yang berkesiambungan.
Program
"Indramayu Belajar"
Politisi PKB Jabar ini mengapresiasi
program Indramatu Belajar yag dicanangkan Pemkab Indramayu yang bertujuan memastikan
semua warga Indramayu tanpa terkecuali memiliki hak dan kesempatan yang sama mengencam
Pendidikan.
Program Indramayu Belajar merupakan visi
"Indramayu Reang" untuk pemerataan pendidikan, meningkatkan rata-rata
lama sekolah (RLS), mengurangi Anak Putus /Tidak Sekolah (ATS), serta membuka
peluang baru bagi masyarakat melalui gerakan kelompok belajar (Reang Belajar)
yang melibatkan pemerintah desa, PKBM, SKB, pemuda, dan warga, membuktikan
bahwa belajar bisa kapan saja, di mana saja, dan oleh siapa saja.
Pemerataan Pendidikan dalam program
Indramayu belajar itu, yaitu Menghilangkan batasan usia dalam belajar, memberi
kesempatan kedua bagi mereka yang putus sekolah. Menjadikan pendidikan sebagai hak dasar, bukan
kemewahan, sehingga semua warga punya peluang maju. Sehingga output nya
peningkatan SDM Indramayu secara merata.
Jadi intinya program ini adalah
gerakan massif untuk membangun budaya belajar sepanjang hayat di Indramayu,
mewujudkan tagline "Indramayu Belajar, Belajar Tak Kenal Usia",
pungkasnya. (*).
