Klik
Walikota BAndung Ridwan Kamil, gelar Pasukan Satpol PP & Satlinmas di Balaikota Bandung. (foto : Ist). |
Ridwan Kamil mengatakan, dalam penataan kota, dibangun dengan konsep penataan kota yang kreatif dan produktif sehingga dapat dirasakan oleh masyarakat asli kota Bandung bahkan turis yang datang ke kota Bandung.
Kota Bandung ini merupakan kota wisata yang memiliki banyak tempat yang menarik bagi turis lokal dan internasional. Untuk itu, kita bangun sarana public yang berasal dari uang rakyat untuk dinikmati rakyat, sehingga tercipta sebuah kebahagiaan bagi masyarakat kota bandung, kata Walikota Ridwan Kamil, usai memimpin gelar pasukan Satpol PP di Plaza Balai Kota Bandung, Jalan Wastukancana, Kota Bandung, Selasa (14/02).
Dikatakan, setiap hari banyak turis yang datang ke kota Bandung. Apa lagi pada saat weekend kota ini akan dipenuhi oleh pelancong yang ingin menikmati keindahan dan keramahan kota kembang. Namun, alangkah baiknya harus ada peran masyarakat dan turis luar untuk menjaganya supaya dapat dinikmati sampai anak dan cucu kita," tuturnya.
Agar keindahan kenyamanan sarana public tetap terjaga, maka pemerintah kota bandung sudah menyiapkan sebuah tim untuk mengamankan kota bandung. Dirinya sudah berkordinasi dengan Satuan Polisi Pramong Praja (Satpol PP) yang dibantu oleh 350 anggota Santuan Pelindungan Masyarakat (Satlinmas) untuk menjaga ketertiban dan keamanan kota Bandung. Bahkan setiap Komandan Satpol PP, saya minta untuk bersikap tegas supaya tidak ada konflik, kuncinya dengan cara turun langsung kejalan bagi setiap komandan agar tau apa yang terjadi ," ujarnya.
Lebih lanjut RK mengatakan, untuk mencegah agar tidak ada pungli di kota Bandung, kita sudah bentuk tim cyber pungli untuk menghalangi dan memberantas potensi-potensi pungli disebuah instansi tertentu.
"Masalah pungli, saya sudah bentuk tim cyber pungli. Tim ini bertugas menghalangi terjadinya dan memberantas oknum-oknum yang melakukan pungli disebuah instansi tertentu," tegasnya.
Dalam kesempatan tersebut, Walikota juga menghimbau secara keras bagi oknum-oknum yang membuang sampah sembarangan dan merusak sarana publik dengan mengibaratkannya dengan "Jari Tengah". Jari tengah sendiri ialah sebuah simbol kemaran dalam diam atau sebuah reaksi kemarahan namun sudah bosan untuk meluapkannya, bukan sebuah ujaran kebencian yang sering disalah oleh kebanyakan orang.
"Saya sangat tidak suka dengan orang-orang yang hobinya merusak sarana publik dan membuang sampah sembarangan. Perumpamaan jari tengah itu ialah simbol kemarahan dalam diam yang saya tunjukan kepada oknum-oknum yang merusak keindahan kota bandung, kota ini sudah dibangun susah-susah untuk masyarakat, mari kita jaga bersama-sama supaya kota ini akan terus terasa nyaman," pungkasnya. (sein/hms)