Klik
FAKTABANDUNGRAYA.COM, CIMAHI - Tak kenal lelah, Satgas Citarum Sektor 21 melakukan upaya penyelamatan ekosistem sungai dari limbah berbahaya milik pabrik-pabrik yang terus saja membandel buang limbah tanpa mempedulikan kelestarian lingkungan. Hari ini, Kamis, 7 Juni 2018, Satgas Citarum Sektor 21 tutup saluran limbah dua pabrik, PT. Benang Warna Indonusa dan PT. Gede Indah di sekitar Jalan Industri II, Kelurahan Utama, Kota Cimahi.
Kedua pabrik tersebut ditutup lubang saluran limbahnya oleh karena terbukti membuang limbah yang keruh dan berwarna ke sungai Cibabat, hal itu menunjukkan sikap bahwa perusahaan tidak menjalankan komitmen dan tidak mengindahkan amanat Perpres No 15 Tahun 2018 dalam mendukung percepatan pengendalian sungai Citarum.
Komandan Sektor 21, Kol Inf Yusep Sudrajat menegaskan bahwa Satgas di wilayah Subsektor masing-masing akan terus berupaya menyisir tiap sumber pembuangan limbah pabrik-pabrik yang berada di sepanjang aliran anak sungai Citarum.
"Intinya adalah ini bagian penegakkan penyelamatan ekosistem sungai yang ditugaskan kepada kami (Satgas Sektor)," tegas Kol Inf Yusep.
"Silahkan saja perusahaan beroperasi, bukan wewenang kami menghentikan pabrik beroperasi, tapi kami pastikan limbah tak akan bisa keluar dari pabrik, untuk itu dengan cara mengecor inilah sebagai shock therapy bagi pengusaha yang bandel," pungkasnya. (cuy).
Kedua pabrik tersebut ditutup lubang saluran limbahnya oleh karena terbukti membuang limbah yang keruh dan berwarna ke sungai Cibabat, hal itu menunjukkan sikap bahwa perusahaan tidak menjalankan komitmen dan tidak mengindahkan amanat Perpres No 15 Tahun 2018 dalam mendukung percepatan pengendalian sungai Citarum.
Komandan Sektor 21, Kol Inf Yusep Sudrajat menegaskan bahwa Satgas di wilayah Subsektor masing-masing akan terus berupaya menyisir tiap sumber pembuangan limbah pabrik-pabrik yang berada di sepanjang aliran anak sungai Citarum.
"Intinya adalah ini bagian penegakkan penyelamatan ekosistem sungai yang ditugaskan kepada kami (Satgas Sektor)," tegas Kol Inf Yusep.
"Silahkan saja perusahaan beroperasi, bukan wewenang kami menghentikan pabrik beroperasi, tapi kami pastikan limbah tak akan bisa keluar dari pabrik, untuk itu dengan cara mengecor inilah sebagai shock therapy bagi pengusaha yang bandel," pungkasnya. (cuy).