Notification

×

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Nilai-Nilai Pancasila Berasal Dari Kandungan Al Qur’an

Rabu, 06 Juni 2018 | 19:22 WIB Last Updated 2018-06-21T03:55:15Z
TASIKMALAYA. ((FBR.Com),-- Dalam Pancasila, nilai-nilai yang terkandung dalam lima dasar dan falsafah Bangsa Indonesia sesuai dengan nilai yang ada dalam Agama Islam, bahkan tidak sedikit struktur kalimat dalam Pancasila secara semantik banyak yang berakar dan bersumber dari kata-kata Al-Quran.

Menurut anggota MPR RI Fraksi PAN, Haerudin, S.Ag.MH, bagi muslim yang memahami agamanya maka akan memahami pula kandungan yang ada dalam Pancasila, sebab kalimat-kalimat yang tertuang dalam Pancasila sejatinya berasal dari bahasa al Quran.

Untuk itu jika seluruh umat islam di Indonesia memahami agamanya maka sudah barang tentu akan mudah pula memahami nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. Hal itu dikarenakan, Pancasila hadir sebagai nilai-nilai luhur juga menebar nilai-nilai kebajikan yang terlahir dan ada jauh sebelum Indonesia merdeka.

Hal ini dikatakan Haerudin dalam sosialisasi empat pilar dihadapan ratusan peserta serta tamu undangan yang digelar di Pondok Pesantren Nurul Hidayah Kampung Cijeruk Jalan Pamijahan Desa Hegarwangi Kecamatan Bantarkalong Tasikmalaya, Selasa (05/6/18).

Dikatakan, tidak sedikit isi kalimat-kalimat yang terkandung dan tersurat dalam Pancasila berasal dan bermuara dari bahasa al-Quran. Ia mencontohkan kata-kata adil, beradab, kerakyatan, hikmah, permusyawaratan, hikmah, juga perwakilan yang tertera dalam Pancasila semua berasal dari bahasa Al-Quran, ujar anggota MPR RI dari Dapil Jabar XI ini.

“Kita bisa inventarisir kalimat-kalimat yang bersumber dari bahasa Al-Quran antara lain, rakyat dari ro’iyah, beradab dari adabun, permuysyawaratan dari syawaro dan seterusnya,” terangnya.

Begitu pula, Pancasila sebagai landasan juga ideologi negara akan membentuk dan berdampak pada cara pandang, cara tindak dan sikap bangsa Indonesia. Maka itu, sambungnya, seandainya ada dari para pemimpin yang tidak paham pada Pancasila, maka bisa dinilai kecenderungan kurangnya menjiwai pada agamanya sendiri.

“Bila tidak memahami Pancasila maka pemimpin itu tidak menjiwai agamanya. Bila hal itu terjadi akan berimbas dari setiap tindakan dan kebijakannya yang akan tidak sejalan dengan ruh serta nilai-nilai luhur Pancasila dan Islam,” paparnya.

Lebih lanjut Haerudin mengatakan, Nilai-nilai luhur itu, sambungnya, seyogyanya akan menghantarkan setiap anak bangsa agar bangsa Indonesia menuju kepada kemerdekaan yang adil dan berdaulat serta tercapainya keadilan dan kemakmuran yang dicita-citakan.

“Umat islam gak usah minder, sebab nilai yang terkandung dalam Pancasila ini merupakan milik umat islam khususnya serta bangsa Indonesia pada umumnya,” terangnya penuh semangat.

Acara yang digagas Ponpes Nurul Hidayah Pamijahan selain dihadiri tokoh masyarakat Pamijahan yakni KH. Endang Ajudin, sesepuh ponpes Ustadz Ucu Komarudin juga Ustadz Sunaryo juga tampak hadir pula Camat Bantar Kalong H Abdul Majid, Kepala Desa Karang Mekar Itana Bahtiar, Kepala Desa Parakan Honje Agus Supriyanto, Kepala Desa Karangnunggal Dodi, Ketua MUI Desa Simpang KH. Dudung, MUI Desa Hegarwangi Ajang Sahidin, APDESI Bantar Kalong Suryaman serta tokoh BKC Tasik Selatan Eding.

Sementara itu, pimpinan ponpes dalam sambutannya menegaskan Islam hadir dan ada di Indonesia secara history menjadi bagian dari perjuangan bangsa serta pejuang-pejuang terdahulu. Untuk itu, diperlukan kedewasaan dari pemimpin dalam memahami nilai-nilai luhur agama Islam dan Pancasila.

“Maka itu, sebuah negara akan tegak berdiri jika didalamnya terdapat imamnya yang adil, ulamanya sholeh, para pembesar cinta dan bela terhadap rakyat dan umatnya juga kaum wanitanya tak berahlak tabarujal jahiliyah seperti dalam sitiran Imam Al Qurtuby,” pungkasnya.

Menaggapi kegiatan sosialisasi tersebut, Camat Bantar Kalong H Abdul Majid mengungkapkan kebahagiaanya sebab diakuinya acara serupa jarang ada dan dilakukan di wilayahnya.(red/sein).
×
Berita Terbaru Update