Klik
FAKTABANDUNGRAYA.COM, BANJARAN - Dansektor 21 kembali menyambangi pelaku industri tekstil di wilayah Banjaran dan Pameungpeuk, Kabupaten Bandung, Senin (15/10). Hal ini dilakukan untuk menginventarisir sumber-sumber pencemaran yang terjadi di aliran sungai Cisangkuy, salah satu anak sungai yang bermuara ke sungai Citarum.
Dalam kesempatan itu, Dansektor 21 Kol Inf Yusep Sudrajat mendorong 4 perusahaan untuk berkomitmen dan bersedia meningkatkan hasil pengolahan limbah sesuai parameter yang diterapkan oleh Satgas Sektor 21, yakni limbah jernih dan terdapat ikan yang hidup di kolam ujung outlet IPAL sebelum dibuang ke aliran sungai.
Keempat pabrik yang berkomitmen diantaranya, PT Guna Mitra Prima (GMP), PT Prodian Chemical Indonesia (PCI), PT Cemara Kwangjin, dan PT Graha Surya Angkasa (GSA).
Mewakili pimpinan perusahaan PT GMP, Slamet Hadiwijaya selaku Manager Dyeing, mengatakan bahwa selama beberapa bulan ini pabrik yang berlokasi di Kecamatan Pameungpeuk ini tengah melakukan peningkatan operasional IPAL dan mengaku telah menutup 2 lubang saluran yang ikut mengalir di saluran pembuangan limbah cair pabriknya.
Pabrik pencelupan ini merupakan cabang dari PT GMP Cimahi, baru beroperasi selama 2 tahun dengan menyewa lahan PT KTSM. Dengan menandatangani surat pernyataan dan komitmen, "atas nama pihak manajemen berjanji akan berusaha semaksimal mungkin meningkatkan hasil pengolahan limbah sesuai parameter yang diinginkan satgas," ujar Slamet Hadiwijaya, Senin, (15/10).
Pabrik ini sebelumnya, Sabtu (13/10), didapati oleh Satgas Subsektor 21-13 mengeluarkan limbah cair yang keruh (warna kehitam-hitaman). Selain diminta untuk meningkatkan hasil limbahnya, Satgas juga meminta agar saluran pipa yang berada di pinggir sungai agar posisinya dinaikan lebih tinggi, agar tidak rendah dari posisi air sungai ketika volume sungai meningkat.
Masih di sekitar Kecamatan Pameungpeuk, PT PCI merupakan perusahaan yang memproduksi jenis obat kimia (chemical) yang digunakan untuk proses tekstil, mengaku jika selama ini hasil pengolahan limbahnya sudah sesuai baku mutu LH.
Bahkan, Brilianto Kurniawan selaku Commercial Manager awalnya bersikukuh jika temuan Satgas 2 minggu yang lalu karena saluran buangan limbahnya dicemari dari pabrik sekitarnya. Namun setelah Dansektor 21 memberikan penjelasan tugasnya dalam mengembalikan ekosistem sungai, salah satunya dengan melokalisir sumber-sumber pencemaran sungai. Akhirnya membuat Brilianto mengerti dan menyanggupi apa yang diinginkan Dansektor 21 untuk mendukung mengembalikan ekosistem sungai.
Sementara, PT Cemara Kwangjin dan PT GSA yang berlokasi di Kecamatan Banjaran, dinilai oleh Dansektor 21 Kol Inf Yusep Sudrajat hasil pengolahan limbahnya sudah baik, hanya saja masih bisa dimaksimalkan dan belum tersedia ikan yang hidup di kolam ujung outlet pengolahan limbah.
Selaku Direktur PT Cemara Kwangjin, Susanto berterimakasih atas kedatangan Dansektor 21 dan anggotanya, dan menegaskan akan terus memaksimalkan pengolahan dan meminta petunjuk apapun agar sesuai yang diinginkan satgas sebagai bentuk dukungan terhadap Citarum Harum.
"Saya atas nama pihak perusahaan berusaha maksimal, setiap hari saya selalu memanggil petugas ipal. Saya pastikan tidak ada pembuangan siluman, karena dari awal sudah melakukan peningkatan hasil limbah," ujar Susanto.
Terakhir, PT Graha Surya Angkasa perusahaan tekstil perajutan dan pencelupan ini menghasilkan limbah cair 180-200 meter kubik perharinya, berkomitmen akan menyanggupi apa yang diinginkan Satgas. Hal ini diungkapkan Direktur PT GSA, Aang Sudharta dihadapan Dansektor 21 seusai mengecek hasil IPAL perusahaannya. (Cuy)
Dalam kesempatan itu, Dansektor 21 Kol Inf Yusep Sudrajat mendorong 4 perusahaan untuk berkomitmen dan bersedia meningkatkan hasil pengolahan limbah sesuai parameter yang diterapkan oleh Satgas Sektor 21, yakni limbah jernih dan terdapat ikan yang hidup di kolam ujung outlet IPAL sebelum dibuang ke aliran sungai.
Keempat pabrik yang berkomitmen diantaranya, PT Guna Mitra Prima (GMP), PT Prodian Chemical Indonesia (PCI), PT Cemara Kwangjin, dan PT Graha Surya Angkasa (GSA).
Mewakili pimpinan perusahaan PT GMP, Slamet Hadiwijaya selaku Manager Dyeing, mengatakan bahwa selama beberapa bulan ini pabrik yang berlokasi di Kecamatan Pameungpeuk ini tengah melakukan peningkatan operasional IPAL dan mengaku telah menutup 2 lubang saluran yang ikut mengalir di saluran pembuangan limbah cair pabriknya.
Pabrik pencelupan ini merupakan cabang dari PT GMP Cimahi, baru beroperasi selama 2 tahun dengan menyewa lahan PT KTSM. Dengan menandatangani surat pernyataan dan komitmen, "atas nama pihak manajemen berjanji akan berusaha semaksimal mungkin meningkatkan hasil pengolahan limbah sesuai parameter yang diinginkan satgas," ujar Slamet Hadiwijaya, Senin, (15/10).
Pabrik ini sebelumnya, Sabtu (13/10), didapati oleh Satgas Subsektor 21-13 mengeluarkan limbah cair yang keruh (warna kehitam-hitaman). Selain diminta untuk meningkatkan hasil limbahnya, Satgas juga meminta agar saluran pipa yang berada di pinggir sungai agar posisinya dinaikan lebih tinggi, agar tidak rendah dari posisi air sungai ketika volume sungai meningkat.
Masih di sekitar Kecamatan Pameungpeuk, PT PCI merupakan perusahaan yang memproduksi jenis obat kimia (chemical) yang digunakan untuk proses tekstil, mengaku jika selama ini hasil pengolahan limbahnya sudah sesuai baku mutu LH.
Bahkan, Brilianto Kurniawan selaku Commercial Manager awalnya bersikukuh jika temuan Satgas 2 minggu yang lalu karena saluran buangan limbahnya dicemari dari pabrik sekitarnya. Namun setelah Dansektor 21 memberikan penjelasan tugasnya dalam mengembalikan ekosistem sungai, salah satunya dengan melokalisir sumber-sumber pencemaran sungai. Akhirnya membuat Brilianto mengerti dan menyanggupi apa yang diinginkan Dansektor 21 untuk mendukung mengembalikan ekosistem sungai.
Sementara, PT Cemara Kwangjin dan PT GSA yang berlokasi di Kecamatan Banjaran, dinilai oleh Dansektor 21 Kol Inf Yusep Sudrajat hasil pengolahan limbahnya sudah baik, hanya saja masih bisa dimaksimalkan dan belum tersedia ikan yang hidup di kolam ujung outlet pengolahan limbah.
Selaku Direktur PT Cemara Kwangjin, Susanto berterimakasih atas kedatangan Dansektor 21 dan anggotanya, dan menegaskan akan terus memaksimalkan pengolahan dan meminta petunjuk apapun agar sesuai yang diinginkan satgas sebagai bentuk dukungan terhadap Citarum Harum.
"Saya atas nama pihak perusahaan berusaha maksimal, setiap hari saya selalu memanggil petugas ipal. Saya pastikan tidak ada pembuangan siluman, karena dari awal sudah melakukan peningkatan hasil limbah," ujar Susanto.
Terakhir, PT Graha Surya Angkasa perusahaan tekstil perajutan dan pencelupan ini menghasilkan limbah cair 180-200 meter kubik perharinya, berkomitmen akan menyanggupi apa yang diinginkan Satgas. Hal ini diungkapkan Direktur PT GSA, Aang Sudharta dihadapan Dansektor 21 seusai mengecek hasil IPAL perusahaannya. (Cuy)