Klik
Museum Kota Bandung terletak persis di seberang Taman Sejarah Kota Bandung dan Bandung Planning Galery. Dahulunya merupakan bekas Kantor Dinas Pemuda Olahraga Kota Bandung namun oleh Walikota Bandung, dirombak dan disulap jadi Museum Kota Bandung.
Museum Kota Bandung ini terbuka untuk umum yang didalamnya berisikan sejarah Kota Bandung sejal awal berdiri hingga saat ini.
“Bagi saya museum adalah etalase kota, tidak hanya bicara soal sejarah dan fosil peninggalan purba. Tetapi lebih dari itu, kita bisa melihat perkembangan seni dan budaya teknologi di sebuah kota dari museumnya,” kata wali kota Bandung, Oded M. Danial saat peresmian Museum yang sekaligus penanda tangan prasasti, Rabu (31/10-18).
Dengan diresmikannya museum ini, Mang Oded berharap, agar dapat menjadi destinasi wisata baru bagi warga Bandung maupun wisatawan yang datang ke Kota Bandung. Dengan begitu, masyarakat akan semakin mengenal Kota Bandung yang kaya akan sejarah.
Bangunan yang saat ini menjadi museum, merupakan bangunan tua berusia 98 tahun. Awal didirikan, bangunan digunakan sebagai Sekolah Taman Kanak-Kanak (Frabelschool) oleh Loge Sint Jan, kelompok Vrimerselarij (Freemasonry) Bandung. Setelah gedung itu dinasionalisasikan, berberapa kali berganti fungsi hingga kini menjadi museum.
Pembangunan Museum Kota Bandung digagas sejak tahun 2005. Pembangunan museum menggunakan dana APBD Kota Bandung tahun 2016 dan 2017. Sementara pengisian materi museum berasal dari dana Coorporate Social Responsibility (CSR) Bank bjb.
Ketua Tim Pendiri Museum Kota Bandung, Hermawan Rianto mengatakan, museum terbagi menjadi dua area kunjung utama. Area pertama adalah, area depan yang merupakan gedung cagar budaya tipe A. Di area ini ditampilkan sejarah Kota Bandung dan sejarah pergerakan kebangsaan.
Sedangkan area belakang akan diisi dengan produk budaya Kota Bandung, mulai dari agama, seni, sosial, budaya, ekonomi, hingga teknologi. Di gedung modern setinggi tiga lantai itu akan diisi dengan artifak yang didominasi oleh 60% foto, 20% dokumen dan arsip, 10% grafis, dan 10% artifak lain.
“Kehadiran Museum Kota Bandung ini sebagai museum budaya yang diperuntukkan sebagai wadah kajian pengembangan sejarah untuk generasi selanjutnya,” tutur Hermawan.
Benda-benda koleksi dan materi museum berasal dari berbagai sumber sejarah, baik peninggalan sejarah yang ada di masyarakat maupun materi sejarah dari museum-museum di Indonesia dan Belanda.
“Kita sudah bekerja sama dengan museum di Belanda untuk pengembangan materi sejarah di Museum Kota Bandung,” ungkap Hermawan.
Ia menambahkan, museum ini akan dikelola secara profesional oleh para kurator. Mereka berasal dari berbagai disiplin ilmu, mulai dari ilmu agama, sejarah, teknologi, budaya, dan lain-lain.
“Hal yang sangat sulit dalam pembuatan museum adalah pengumpulan materi. Materi harus dievaluasi, dicek kembali. Itu yang membuat (jadwal) kami mundur karena kami tidak ingin sampai sejarah itu salah,” tandasnya. (hms/sein).