Notification

×

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

DPD IHGMA Jabar, Strategi Kolaborasi Tantangan di Tengah Pandemi

Minggu, 06 Desember 2020 | 09:23 WIB Last Updated 2020-12-06T02:23:41Z


BANDUNG, faktabandungraya.com,--- Sepanjang tahun 2020 merupakan tantangan terberat bagi dunia pariwisata, khususnya bagi penyedia layanan akomodasi (Hotel). Selama pandemi Covid-19, usaha pelayanan akomodasi (Hotel) menjadi sektor yang paling terdampak. Akibat pembatasan wisatawan baik lokal dan mancanegara, otomatis menurunkan tingkat okupansi secara drastis serta kebijakan pembatasan penerimaan hingga sebesar 30 % di wilayah zona merah.


Melihat sektor usaha akomodasi (perhotelan) Jawa Barat khususnya Kota Bandung di tengah pandemi saat ini, menjadi tugas berat bagi General Manager Hotel dalam menyiasati dan mengelola bisnis agar tetap mampu bertahan dan berjalan melewati masa pandemi.

Namun dengan semangat kolaborasi dan kebersamaan, keberadaan DPD Indonesian Hotel General Manager Association (IHGMA) bisa menjadi kekuatan bersama dalam menghadapi tantangan dunia Pariwisata.

Hal itu diungkapkan Ketua DPD IHGMA Jawa Barat, Iwan Rismawardani. SE., MM Par.,CHA. saat diwawancarai seusai pengukuhan dan pelantikan pengurus IHGMA Jabar Periode 2021-2023 di Sari Ater Kamboti Hotel & Convention, Jalan Lemah Neundeut No. 74 Bandung, Sabtu (5/12/2020).

"Bahwa sekarang keadaannya seperti ini, tergantung dari strategi kita. Nah, yang ditekankan kedepan adalah bagaimana caranya kita berkolaborasi," ujar Iwan Rismawardani, Ketua DPD IHGMA Jabar.

"Jadi gak bisa sendiri-sendiri lagi sekarang, baik itu profesi atau asosiasi hotel. Kita sekarang menjualnya bukan menjual hotel A hotel B tapi menjual (pariwisata) Bandung," tambah Iwan yang menjabat sebagai Corporate General Manager Sari Ater Hotels & Resorts.

Namun, ketika Kota Bandung dinyatakan sebagai zona merah Covid-19 langsung berdampak terhadap kunjungan wisata. Padahal, kata Iwan, kita sudah menerapkan protokol kesehatan secara ketat.

"Karena di setiap hotel ada gugus tugas covid, dia bertugas mengingatkan tamu dan karyawan. Ini sebagai peran penting bagi kita meyakinkan bahwa masing-masing diri kita harus saling menjaga kedisiplinan protokol kesehatan," ungkapnya.

Dirinya menambahkan, jika melihat dari jumlah market sektor pariwisata semua wilayah mengalami penurunan kunjungan wisata. "Tapi jangan salah, Bandung itu kemaren sempat di (angka) 50 sampai 60 persen. Artinya apa, orang masih kangen ke Bandung karena berbagai alasan.

Iwan meyakinkan bahwa untuk semua anggota IHGMA harus sudah menerapkan protokol kesehatan secara ketat di masing-masing hotel, itu menjadi hal yang pertama dan utama. "Yang kedua, sekarang kan sudah ada sertifikasi CHSE (cleanliness, health, safety, and environment), Itu yang harus dikejar. Karena suatu saat hotel akan mengadakan event, pemerintah akan lihat sudah punya sertifikasi belum hotel tersebut," paparnya.

"Itu (sertifikasi) juga untuk meyakinkan klien bahwa hotel kita aman, hotel kita bersih sesuai prosedur. Dan itu mereka (petugas) audit secara detil, dari pihak Kemenpar yang bekerjasama dengan Sucofindo," jelasnya.

Untuk melayani kunjungan wisata dan akomodasi di Kota Bandung, para General Manager (GM) yang tergabung dalam IHGMA rela dan saling berbagi tamu hotel untuk menyiasati persyaratan jumlah okupansi tamu hotel yang diperbolehkan hanya sebanyak 50 persen.

"Beberapa hotel kan ada yang comunity (jaringan), misalkan Fave sama Aston mereka berbagi dulu. Nanti kalau dilihat di lingkungan sekitar ada temen-temen yang belum terisi, biasanya kita di grup (Whatsapp), eh, saya butuh sekian kamar tolong siapkan. Kita kerjasama," tuturnya. (Cuy)
×
Berita Terbaru Update