Notification

×

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Daddy Rohanady : Selama Reses II, Aspirasi Warga Soal Infrastruktur Jalan, Lisdes, dan Rutilahu

Rabu, 10 Maret 2021 | 22:03 WIB Last Updated 2021-03-12T15:21:23Z

Drs.H. Daddy Rohanady (Daro) Anggota DPRD Jabar dari Fraksi Gerindra Persatuan (foto:istimewa)
BANDUNG, Faktabandungraya.com,---  Anggota DPRD Jawa Barat, Drs.H. Daddy Rohanady dari Fraksi Partai Gerindra-Persatuan mengatakan, selama dirinya menjalankan tugas kegiatan Reses II tahun siding 2020-2021, dari tanggal 1 sampai 10 Maret, ada berbagai aspirasi yang disampaikan masyarakat. Namun, yang paling menonjol soal Kondisi jalan yang rusak,  Rutilahu dan Listrik Desa,  walaupun ada juga soal tempat ibadah, irigasi, pendidikan dan kesehatan.

Daddy Rohanady secara gamblang mengungkapkan kegiatan Reses II nya yang dilaksanakan di Kab/kota Cirebon dan Kab Indramayu.  Dikatakan selama kegiatan reses, dari setiap titik tempat dilaksanakan reses, berbagai aspirasi warga dan konstituen disampaikan kedapa dirinya.  Namun, yang paling menonjol soal infrastruktu / kondisi jalan yang rusak, Rutilahu dan Lisdes.

“ Ya, mungkin karena warga Cirebon dan Indramayu tahu kalau saya, sejak menjadi wakil mereka di DPRD Jabar  duduk di komisi IV yang membidangi bidang pembangunan, sehingga aspirasi yang disampaikan terkait,  tiga hal tersebut diatas”, kata Daddy Rohanady saat ditemui diruang kerja Komisi IV DPRD Jabar, Selasa, (9/3-2021).

Bagi Warga Cirebon dan Indramayu, sosok Daddy Rohanady yang akrab disapa “Daro”, sudah tidak asing lagi, maklumlah Daro sudah tiga periode menjadi wakil rakyat dari Dapil Jabar 12 dan sejak menjadi anggota DPRD Jabar pada tahun 2009 hingga kini masih duduk di Komisi IV DPRD Jabar.

Kedekatan Daro dengan warga dan konsituennya, bukan hanya saat menjelang Pemilu semata atau kegiatan reses semata, tetapi disetiap waktu libur Daro suka berkeliling wilayah  Dapilnya, untuk sekedar mencari informasi dan sekaligus menyerap aspirasinya masyarakat. Namun, sejak pandemi covid-19, tentunya gerak langkah untuk tatap muka langsung dengan masyarakat terpaksa sedikit dibatasi, bahkan dalam kegiatan resespun harus menerapkan protokol kesehatan 3M.

“Penerapan prokes sangat penting demi menjaga kesehatan diri,  dan sesam warga untuk memutus mata rantai penyebaran virus corona”, ujar Daro, Wakil Ketua Fraksi Gerindra-Persatuan ini.

Sebagai wakil rakyat, kata Daro,  dirinya berupaya  banyak meluangkan waktu bersama warga, baik sekedar ngobrol santai maupun menerima keluhan atau aspirasi warga. Hal ini karena memang rakyat sangat berharap dapat dekat dengan wakilnya yang dapat menyuarakan kepentingan masyarakat.

“Maka, tidak salah jika masyarakat mempertimbangkan ‘perjuangan’ setiap anggota dewan ketika yang bersangkutan mencalonkan diri pada pilkada atau pemilu berikutnya,” kata politisi Partai Gerindra Jabar ini.

Daro juga mengatakan, terkait aspirasi masyarakat selama dirinya menjalankan Reses II, mayoritas peserta reses menyampaikan permasalahan insfrastruktur jalan rusak, listrik masuk desa (lisdes), dan rumah tiidak layak huni (rutilahu).

Rata-rata masyarakat menyampaikan keluhan kondisi jalan rusak, dan msyarakat tidak mau tahu status jalan, apa itu jalan Nasional, Jalan Provinsi, Jalan Kabupaten atau jalan kewilayahan/ dewa. Yang Mereka inginkan bahwa jalan harus bagus, ujar Daro.

Ada beberapa penyebab cepat rusaknya jalan, diantaranya, terendam dan tergerus banjir, kelebihan tonase dan umur rencana jalannya sudah mau habis. Dari ketiga factor tersebut, kelebihan tonaselah yang paling utama cepat rusaknya jalan.

Kerusakan semakin cepat kalau dilalui oleh truck-truck pengangkut pertambangan  Maka tidak heran kalau kemudian anggaran perbaikan jalan habis begitu saja sia-sia, dan umur jalannnya pun tidak sesuai rencana.

“Sebagai contoh adalah rencana pembangunan jalan tambang di daerah Parung Panjang. Sebelumnya sempat mencuat, panjang jalan tambang yang akan dibangun kurang lebih 19 kilometer. Namun, hingga hari ini saya belum lihat progresnya seperti apa. Jalan tambang tersebut sampai saat ini belum juga terwujud,” tegasnya.

Karena belum ada jalan truk tambang bertonase besar, maka jangan heran kalau kemudian jalan provinsi cepat rusak. “Tidak aneh kalau kemudian jalan provinsi –yang selalu kita bantu setiap tahunnya itu– umurnya cuma tiga sampai empat bulan saja,” bebernya.

Di Jabar ini ada beberapa pertambangan yang hasilnya diangkut ke Jakarta dan Banten, untuk itu, DPRD Jabar terus mendorong Pemprov Jabar duduk bersama dengan Pemprov DKI Jakarta dan Banten. Untuk membicarakan masalah jalur angkutan truck pengangkut  hasil tambang.  Namun, hingga hari ini, pembahasan untuk membuat jalur husil angkutan tambang belum juga dapat terealisasikan.

“Kita sih, ingin jalur angkutan khusus tambang ini secepatnya direalisasikan, untuk itu DPRD Jabar terus mendorong  pertemuan dan kesepakatan di level Eksekutif dan Legislatif ketiga provinsi tersebut,”tandasnya. (adv/sein).

×
Berita Terbaru Update