kantor BMKG Bandung (foto:humas) |
Perayaan tahun baru Imlek kerap kali
dikaitkan oleh masyarakat Indonesia dengan hujan. Hujan di saat perayaan Imlek
sering disebut pertanda akan datang banyak rejeki yang berlimpah.
Hal tersebut mengundang pertanyaan
masyarakat, mengapa perayaan Imlek di Indonesia identik dengan turunnya hujan?
Jika mengambil sudut pandang dari
penjelasan ilmiahnya, menurut Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika
(BMKG), hari raya Imlek memang selalu jatuh antara akhir Januari dan awal
Februari. Di saat itu, memang bertepatan dengan puncak musim hujan dan curah
hujan yang tinggi.
Menurut Forecaster Stasiun Geofisika
Kota Bandung, Yan Firdaus, hari raya Imlek yang jatuh pada 2 Februari ternyata
bertepatan dengan puncak musim hujan dan curah hujan tinggi. Inilah mengapa
hari raya Imlek dikatakan identik dengan turunnya hujan.
"Dalam waktu tiga hari ke depan
atau hingga akhir bulan Januari ini, cuaca di Kota Bandung hujan nya terbilang
sedikit dan angin nya cukup kencang," ujar Yan, Jumat (28/01/2022).
Selain membahas tentang dampak Hujan
terhadap Perayaan Hari Raya imlek, Yan mengamati perihal musim hujan secara
empiris, di wilayah Bandung Raya dimulai November dan akan berakhir pada Maret.
Sedangkan musim kemarau tahun ini,
di wilayah Bandung Raya dimulai pada Juni berakhir di bulan Sepember.
Terkait dengan kondisi Kota Bandung
terkini, masyarakat diharapkan selalu waspada karena perubahan cuaca cukup
cepat dari cerah ke mendung dan kemudian angin kencang cukup cepat terjadinya.
"Jika terjadi awan mendung atau
angin mulai terasa kencang, masyarakat diharapkan langsung mencari
perlindungan," imbuhnya.
Yan menerangkan, cara pengamatan
cuaca dan kelembapan di Stasiun Geofisika Kota Bandung yang berlokasi di Jalan
Cemara.karyawan BMKG BAndung memantau kondisi cuaca (foto:humas)
"Pengamatan suhu dan kelembapan
diukur menggunakan alat observasi manual. Pengamatan suhu menggunakan alat
temperatur yang terbagi menjadi dua. Termometer bola kering dan termometer bola
basah. Sedangkan untuk mengukur kelembapan menggunakan Higrometer,"
ujarnya.
Ia menerangkan, alat-alat meteorologi
tersebut diletakkan pada suatu tempat yang disebut Taman Alat. Taman Alat
berisi beberapa alat untuk mengamati unsur cuaca di suatu tempat.
Termometer bola kering, digunakan
untuk mengukur suhu udara permukaan. Termometer ini terdiri dari tabung gelas
yang di dalamnya terdapat pipa kapiler yang berisikan air raksa.
Ketika suhu naik, maka air raksa
akan memuai dan menunjukan skala suhu pada lingkungan.
Termometer bola basah digunakan
untuk mengukur titik embun dalam udara. Termometer ini sama seperti termometer
bola kering, yang membedakannya adalah termometer ini bolanya dilapisi dengan
kain yang dijaga agar selalu basah.
Selain itu, ada juga Higrometer yang
merupakan sejenis alat untuk mengukur tingkat kelembapan pada suatu tempat.
Biasanya alat ini ditempatkan di dalam bekas penyimpanan barang yang memerlukan
tahap kelembapan yang terjaga seperti dry box penyimpanan kamera. (asy/sein).