Tim Redkar Kota Bandung saat melakukan pemadaman kebakaran Gedungsate (foto:humas). |
BANDUNG,Faktabandungraya.com,--Aksi Tim Relawan Pemadam Kebakaran (Redkar) Kota Bandung dalam mengatasi kebakaran Gedung Sate membuat heboh ASN Pemprov Jabar yang bertugas di Gedungsate.
Kecepatan, kesiap-siagaan dan sigap Tim Redkar
dalam mengatasan kebakaran sungguh luar biasa, dalam waktu singkat
kebakaran Gedung Sate dapat diatasi dan api dapat dipadamkan. Sehingga
Gedungsate tetap berdiri kokoh.
Untung saja kebakaran yang terjadi
di Gedungsate pada Kamis 17 Maret 2022 yang
berasal dari Tabung Gas merupakan
simulasi dalam Pemadaman dan penggulangan bencana yang diperagakan oleh Tim
Redkar Kota Bandung.
Beberapa simulasi sederhana seperti
penggunaan alat pemadam api ringan (APAR) dan sprinkler juga diperagakan dalam
rangka peringatan Hari Pemadam Kebakaran.
Dalam kesempatan ini, Pemerintah
Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar) juga memberikan penghargaan kepada Dinas
Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana (Disdamkar PB) dari enam daerah.
Kota Bandung menjadi salah satu penerima penghargaan ini.
Tugas (Plt) Wali Kota Bandung, Yana
Mulyana menyampaikan, dengan adanya penghargaan ini bisa meningkatkan kinerja
dan pelayanan Disdamkar Kota Bandung kepada masyarakat.
"Semoga tetap bisa memberikan
rasa aman dan nyaman untuk masyarakat. Ingat, pantang pulang sebelum
padam," ucap Yana.Plt Wali kota Bandung Yana Mulyana menerima piagam penghargaan dari Pemprov Jabar
pada peringatan Hari Pemadaman Kebakaran 2022 (foto:humas).
Serupa dengan Yana, Plt Kadis Damkar
PB Kota Bandung, Gun Gun Sumaryana berharap, penghargaan ini mampu memotivasi
untuk melahirkan inovasi yang lebih baik guna meminimalisasi bencana khususnya
kebakaran di pemukiman padat penduduk.
"Di Bandung ini kan banyak
kawasan padat penduduk. Maka, kita berinovasi memberdayakan redkar yang ada di
Kota Bandung khususnya wilayah-wilayah padat untuk dapat meminimalisasi dampak
dari kebakaran," ujar Gun Gun.
Salah satu inovasi damkar yang sudah
berjalan hampir dua tahun adalah sprinkler warga berupa kojing atau kompa jinjing.
Gun Gun menjelaskan, cukup dengan kekuatan tenaga motor, warga sudah bisa
memadamkan api kecil.
"Intinya melalui inovasi ini,
para redkar bisa melakukan pencegahan awal. Namun, jika ternyata api sudah
terlanjur terjadi, kita cegah bagaimana biar tidak membesar. Inovasi yang sudah
kita lakukan t[ini dinilai oleh pemprov cukup maksimal," jelasnya.
Di Kota Bandung, aku Gun Gun, sudah
ada 10.000 orang redkar. Jumlah ini menunjukkan tingginya peran serta dan
kepedulian warga Bandung untuk mencegah kebakaran di pemukiman padat penduduk.
Namun, menurut Gun Gun, berkaitan
dengan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 364.1-306 Tahun 2020 tentang
Pedoman Pembinaan REDKAR, para relawan ini perlu diwadahi secara lebih serius
lagi untuk kedepannya.
"Karena memang ada peraturan
menteri dalam negeri itu, kita akan coba untuk mewadahi terkait dengan
relawan-relawan ini. Misalnya dengan (Surat Keputusan) SK dari wali kota untuk
menunjuk siapa saja yang menjadi relawan di Kota Bandung," ungkapnya.
Sedangkan untuk kepengurusan, Gun
Gun menyampaikan, pemilihan anggotanya harus direkrut dengan syarat memiliki
pemahaman yang mumpuni tentang pertolongan pertama untuk kebakaran.
"Tidak menutup kemungkinan
untuk para anggota redkar ini kita akan fasilitasi dengan peningkatan wawasan
dan skill terkait pencegahan kebakaran dan penanggulangan bencana,"
tuturnya. (din/red).