Sekdakot Bandung Ema Sumarna berjabat tangan erat dgn British Embassy Jakarta, Samuel Hayes. |
BANDUNG, Faktabandungraya.com,-- Sejak 2015, Kedutaan Besar Inggris telah menjalin kerja sama dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung dalam beragam aspek, salah satunya pengembangan smart city.
Melalui diskusi pada Senin, 27 Juni
2022, Pemkot Bandung dan Kedutaan Besar Inggris kembali membahas beberapa hal
terkait smart city, seperti transportasi, pengolahan sampah menjadi energi
terbarukan, pemanfaatan big data, dan industri kreatif.
Sektetaris Daerah (Sekda) Kota
Bandung, Ema Sumarna menyampaikan, melalui kerja sama Global Future Cities,
Pemkot Bandung akan memperbaiki armada dan kultur transportasi.
"Program ini akan kita jalankan
di tahun 2023. Anggaran Rp49 miliar sudah dipersiapkan untuk program ini. Salah
satu bukti Pemkot Bandung secara maksimal bisa bekerja sama dengan pihak
Inggris untuk memperbaiki armada dan kultur transportasi di Kota Bandung,"
ungkap Ema.
Lalu, pada program Smart City, Ema
memaparkan, Kota Bandung telah memiliki Bandung Command Center (BCC). Di tahun
ini Pemkot akan merevitalisasi nilai fungsi dan kemanfaatan BCC, sehingga
informasi dari seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) bisa terintegrasi.
"Kami butuh masukan untuk bisa
mengakselerasi target Kota Bandung menuju smart city dalam pelayanan publiknya,"
ucapnya.
Tak hanya itu, Pemkot Bandung juga
akan menjajaki kerja sama dalam bidang energi terbarukan. Dalam sehari Kota
Bandung menghasilkan 1.500 ton sampah. Namun, sampai saat ini baru 1.200 ton
sampah yang bisa diolah.
"Sisa 300 ton lagi kita pakai
sistem 3R (Reuse Reduce Recycle). Tapi, kami rasakan ini belum optimal. Mungkin
dari pihak Dubes Inggris bisa memberikan masukan," ujarnya.
Ema menambahkan, rencananya Pemkot
Bandung melakukan kerja sama berupa pengolahan sampah untuk Pembangkit Listrik
Tenaga Sampah (PLTSa).
"Tepatnya Bandung Timur di
kawasan Gedebage. Ini sedang proses penghitungan ulang kebutuhannya. Rencananya
teknologi yang digunakan itu incinerator," jelasnya.
Menanggapi hal ini, Head of Second
Cities, Network and Strategy, British Embassy Jakarta, Samuel Hayes mengatakan,
sistem smart city Kota Bandung termasuk salah satu terbaik yang ada di
Indonesia.
"Smart city Kota Bandung
seperti BCC merupakan satu yang terbaik di Indonesia. Di Inggris, kami memiliki
Kota Bristol yang juga punya kemiripan program smart city seperti Bandung. Jika
ingin melalukan benchmark, bisa ke sana," ujar Sam.
Selain itu, sistem pengolahan sampah
menjadi energi terbarukan yang dilakukan di Inggris, bisa diikuti oleh Pemkot
Bandung dalam menangani persoalan sampah. Sekdakot Bandung foto bersama Head of Second Cities, Network and
Strategy, British Embassy Jakarta, Samuel Hayes dan jajaran.
Sam menjelaskan, di Inggris, sampah
organik diolah dengan sistem pengomposan atau penguraian anaerobic (Anaerobic
Digestion/AD)
"Keunggulan utama dari
teknologi ini adalah produksi biometana. Ini bisa digunakan untuk menghasilkan
listrik. Sangat bermanfaat terutama di lokasi-lokasi terpencil," ucapnya.
Ia menambahkan, hal ini tak serta
merta terjadi di Inggris. Perlu kolaborasi untuk membangun kebiasaan dispilin
pilah sampah. Pemerintah menggait para komunitas untuk mengampanyekan program
tersebut.
"Pemerintah juga membuat
regulasi berupa hukuman denda jika ada yang melanggar," akunya.
Meski belum mencapai titik
kesepakatan pasti, tapi Kedutaan Besar Inggris berkomitmen untuk ikut terlibat
dalam perkembangan Kota Bandung melalui program-program yang bisa memenuhi
kebutuhan masyarakat dan bisa dikembangkan bersama. (din/red).