Sekretataris DPW PAN Jabar H.M.Hasbullah Rahmad, SPd, MH juga Ketua Fraksi PAN DPRD Jabar |
Ke 9 nama tersebut , terbagi dalam
tiga klaster yakni Ketua Umum Partai dalam Koalisi Indonesia Bersatu, Teknokrat
dan Kepala Daerah.
Untuk Klaster Ketum Partai, Ketum
PAN Zulkifli Hasan, Ketum Golkar Airlangga Hartarto dan Ketum PPP Suharso Monoarfa. Selain itu, PAN juga
mempertimbangkan Ketua DPP PDIP Puan Maharani. Sedangkan klaster Teknokrat ada nama Menteri
BUMN, Erick Thohir.
Sementara dari klaster Kepala Daerah, ada
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Gubernur Jabar Ridwan Kamil
dan Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa.
“ Adapun 9 nama yang direkomendasikan
tersebut, merupakan usulan atau aspirasi kader tingkat Kabupaten/ kota yang
dibawa oleh Pengurus DPW se Indonesia dalam Rakernas”, kata Bang Has –sapaan—Hasbullah
Rahmad saat ditemui di ruang kerja Ketua Fraksi PAN DPRD Jabar, Kamis
(22/9/2022).
Dikatakan, ada 5 lama yang usung DPW
PAN Jabar dala Rekernas PAN untuk
diusung dan digodok lebih lanjut dalam Rakernas.
Kelima nama yang kita usung terdiri
dari Ketum PAN Zulkifli Hasan, Gubernur Jabar Ridwan Kamil, Menteri BUMN Erick
Thohir, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
“Alhamdulillah kelima nama yang
diusung PAN Jabar semuanya masuk dalam rekomendasi untuk diusung jadi Capres/
Cawapres 2024”, ujar Bang Has yang juga anggota Komisi IV DPRD Jabar ini.
Bang Has menambahkan, bahwa kelima
nama tersebut, merupakan hasil Rakerda
PAN dari 27 Kab/kota se Jabar pada bulan Juli lalu, dan juga hasil Rakerwil PAN
Jabar yang digelar tepat di HUT PAN ke 24 tahun
yaitu tanggal 23 Agustus 2022.
Lebih lanjut Bang Has, berbicara
Capres/Cawapres, PAN tidak bisa berdiri sendiri, hasus dibicarakan dengan
Parpol koalisi KIB yaitu Golkar dan PPP atau dengan Parpol lainnya. Nanti Ketum pak Zulhas-lah yang memutuskannya. Walaupun
sebelum diputuskan DPP PAN akan menggelar kembali Rakernas khusus, hal ini
sebagaimana rekomendasi Rekarnas.
Di PAN itu samina waatona, jadi siapapun
yang telah diputus dari 9 nama tersebut, kita selaku Pengurus dan kader akan patsun.
Hal ini sudah mutlak.
Cuman memang menjadi unik ketika,
disuatu Kabupaten B yang merupakan kantong kandidat si-A tetapi DPP memutuskan
si C yang jadi capresnya. Ini tentu menjadi problem ditingkat bawah
Sedangkan prolem kedua, terkait
Pilkada di bulan November 2024 Pilgub dan Pilwakot/ Pilbup.
Bisa jadi koalisi cagub dan cawagub
berbeda dengan koalisi Bupati/ Wabub-
Wali kota/ Wawakot , padahal pelaksanaan pencoblosannya bareng di bulan
November.
Contoh, PAN untuk Pilgub mengusung
paket AB dan sedangkan di kota Depok mengusung paket Cawalkot mengusung koalisi paket FE. Hal ini
tentunyaharus menjadi catatankaki ketika Pilkada digelar serentak. Sedangkan
sebelum Pilgub dan Pilwakot itu terpisah, namun nanti disamakan satu waktu.
Dalam menghadapi Pilpres, Pilgub,
Pilwakot-Pilbup, tentunya kita akan melakukan pembekalan bagi para saksi untuk
memberikan edukasi kepada kader dan saksi partai terhadap situasi pemilu
mendatang., tandasnya. (Adip/sein).