![]() |
Inilah berbagai motor listrik turut berkonvoi dari Gedung Sate menuju Bank Indonesia Jabar (foto:hms). |
General Manager PT PLN (Persero) Unit
Induk Distribusi Jawa Barat Jawa Barat, Susiana Mutia menjelaskan, selain
menjadi green energy, pihaknya juga mengarahkan masyarakat untuk menuju green
life style.
"Kalau dengan acara seperti ini,
paling tidak bisa mengarahkan masyarakat jika pengguna Electric Vehicle (EV)
itu sudah banyak. Jumlahnya kami batasi karena banyak komunitas yang ingin
ikut," jelas Susiana.
Ia menambahkan, Pemerintah Provinsi
Jabar memesan 30 item motor listrik. Sedangkan sisanya sebagian besar dari PT.
PLN Pusharlis. Setengahnya konversi dari motor BBM ke motor listrik.
"Fun trip ini difasilitasi untuk
komunitas pengguna motor listrik di Jabar. Kita kerja samanya juga dengan
banyak pihak, salah satunya Bank Indonesia dan pemerintah daerah,"
lanjutnya.
Menurutnya, manfaat menggunakan
kendaraan listrik jauh lebih besar dibandingkan menggunakan kendaraan BBM.
"Untuk cost-nya, 400 km mobil
listrik hanya butuh sekitar Rp200.000. Kalau pakai mobil BBM itu bisa sampai
lebih dari Rp1 juta untuk jarak sejauh itu," paparnya.
Jika berbicara soal net zero emisi,
kendaraan EV ini sudah tidak mengeluarkan emisi, tidak bising, dan tidak
mengeluarkan asap. Dengan kendaraan listrik ia rasa akan jauh lebih baik untuk
lingkungan anak cucu nanti.
"Dengan acara seperti ini,
setidaknya bisa menyadarkan masyarakat jika pengguna EV sudah semakin banyak.
Apalagi jika sudah mengetahui manfaat dan keutamaan dari menggunakan kendaraan
listrik," ungkapnya.
Untuk mengisi baterai kendaraan
listrik, pengemudi bisa mengunjungi Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum
(SPKLU) contohnya di Gedung Sate. PLN sendiri telah memiliki 127 unit SPKLU
tersebar di 110 lokasi.
"Terutama untuk kendaraan yang
berjarak jauh akan semakin lebih mudah. Ada yang sudah ultra fast charging.
Full charge 400 km itu hanya membutuhkan waktu 30 menit. Sambil pesan kopi,
charge kendaraanya sudah selesai. Tapi ada juga yang isinya bisa 2-5 jam,"
akunya.
Di Kota Bandung, sudah ada 20 titik
SPKLU yang tersedia. Semuanya sudah aktif dan bisa digunakan oleh pengemudi
kendaraan listrik. Semua lokasinya bisa dilihat di PLN mobile.
"Kalau mau charge bisa
menggunakan aplikasi namanya Charge.IN. Untuk utilisasi, SPKLU kita hampir
semuanya di atas 40 persen," ucapnya.
Ia melanjutkan, mengubah motor
konversi ke motor listrik juga sebenarnya tidak terlalu mahal. Cukup dengan
Rp20 juta-Rp30 juta sudah bisa mengubah motor konversi kecil ke motor listrik.
Menanggapi hal tersebut,Plh Wali Kota
Bandung Ema Sumarna menyampaikan kesannya mengendarai Vespa konvensional yang
sudah disulap menjadi motor listrik.
"Tadi saya ikut fun trip
menggunakan vespa listrik. Sensasinya memang agak berbeda ya kalau kita
menggunakan motor vespa kopling seperti biasanya. Suaranya juga tidak bising,
meski sebenarnya ciri khas vespa itu memang agak bising," ungkap Ema.
Menurutnya, dengan menggunakan
kendaraan listrik bisa jadi salah satu upaya untuk mengurangi polusi di Kota
Bandung.
"Tidak perlu membeli, tapi bisa
juga dengan mengubah motor yang biasa kita pakai sehari-hari menjadi motor
listrik," tuturnya.
Sementara itu, Gubernur Jabar, Ridwan Kamil ingin memaksimalkan produktivitas dengan mengurangi mobilitas. Salah satu upayanya adalah dengan kendaraan listrik.
"Ambil lah keputusan untuk masa
depan anak cucu kita. Produktif tapi mobilitasnya rendah. Maka dari itu Pemprov
Jabar sudah melakukan work from anywhere," ujar Ridwan.Gubernur Jabar Ridwan Kamil foto bersama dgn peserta Convoi moter listrik (foto:hms).
"Kalau harus mobilitas, pilihlah
kendaraan listrik hari ini. Sudah tidak zaman lagi memilih kendaraan yang full
bensin, minimal hybrid," lanjutnya.
Ia menjabarkan, untuk memiliki
kendaraan listrik tak perlu membeli unitnya, tapi bisa juga dengan mengubah
motor yang sehari-hari digunakan menjadi motor listrik.
"Subsidi pemerintah Rp7 juta itu
untuk kedua tipe itu. Kalau membeli motor seharga Rp30 juta, hanya membayar
Rp23 juta," jelasnya.
"Kalau konversi motor eksisting
misalnya Rp9 juta atau Rp10 juta, pada dasarnya pengguna hanya menambahkan Rp3
juta saja untuk mengubah motor biasa menjadi motor listrik," imbuhnya.
Ia menambahkan, tugas pemerintah
adalah memperbanyak bengkel dan montir yang memiliki dua keahlian dalam
memperbaiki kendaraan. Pun dengan administrasi kepemilikan kendaraan bermotor
listrik akan difasilitasi oleh pemerintah.
"Para montir harus punya dua
ilmu, montir konvensional dan listrik. Kita fasilitasi juga surat menyurat ya
supaya bisa berubah ke plat putih bergaris biru," katanya.
Fun trip motor listrik hari ini
menempuh jarak 6,1 km. Jalurnya mulai dari Jalan Cisanggarung- Jalan
Citarum-Jalan L.L.R.E Martadinata- Jalan Ahmad Yani- Jalan Sunda- Jalan
Sumbawa- Jalan Belitung- Jalan Sumatera- Jalan Aceh- Jalan Merdeka- dan
terakhir menuju ke Bank Indonesia Jabar. (din/red).