Plh Wali kota Bandung pimpin rapat persiapan tahapan verifikasi perlombaan Kab/kota Sehat 2023 |
Pada tahun 2015 mencapai ODF mencapai
57,59 persen. Setiap tahun meningkat hingga akhirnya pada tahun 2021 mencapai
85,03 persen dan 2022 sudah 100 persen.
Hal itu dipaparkan oleh Plh Wali Kota
Bandung, Ema Sumarna pada tahapan verifikasi dalam perlombaan Kabupaten Kota
Sehat 2023 secara virtual, Senin 31 Juli 2023.
Menurut Ema, penyelenggaraan kota
sehat telah tercantum di dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) perubahan Kota Bandung tahun 2025-2023.
Tujuannya, membangun masyarakat Kota
Bandung yang mandiri dengan jaminan pendidikan, kesehatan dan sosial yang
bermutu.
"Sasarannya meningkat derajat
kesehatan masyarakat, dengan indikator umur harapan hidup 74,98 persen di tahun
2023," beber Ema.
Adapun capaian penyelenggaraan 9
tatanan kota sehat. Diantaranya tatanan masyarakat sehat, tatanan pemukiman dan
fasilitas, tatanan satuan pendidikan, tatanan perkantoran, tatanan pariwisata,
tatanan transportasi dan tertib lalu lintas, tatanan perlindungan sosial dan
tatanan penanggulangan bencana.
"Progres capaian ODF (Open
Defecation Free) di Kota Bandung sebagai prasyarat utama penyelenggaraan Kota sehat. Dari tahun 2015 mencapai 57,59
persen. Dengan setiap tahun meningkat. Untuk tahun 2021 mencapai 85,03 persen
dan 2022 sudah 100 persen," katanya.
Untuk percepatan akses sanitas, Pemkot
Bandung menghadirkan Perda no.9 tahun 2019 tentang ketertiban umum, ketentraman
dan Perlindungan masyarakat. Termasuk Surat Edaran Wali Kota Bandung tahun 2015
sebagai upaya pelaksanaan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM).
"Capaian penyelenggaraan 9
tatanan kota sehat, tatanan 1 masyarakat sehat yaitu inovasi Buruan Sae untuk
peningkatan gizi. Pada tahun 2020 terdapat 67 kelompok, tahun 2021 sebanyak 190
kelompok, tahun 2022 mencapai 330 kelompok dan tahun 2023 mencapai 460
kelompok," bebernya.
Ia menjelaskan, terkait pemukinan dan
fasilitas, Pemkot Bandung berupaya memperbaiki infrastruktur. Seperti membangun
kolam retensi, sumur imbuhan dalam, sumur resapan dangkal hingga drum pori.
"Inovasi tatanan seperti Bang
Kasep (Bangga Kagungan Septic tank). Inovasi pengelolaan kawasan bebas
sampah," ujarnya.
Ia menambahkan seperti tatanan
perkantoran seperti Kawasan Tanpa Rokok (KTR), pengawasan dan pembinaan bidang
kesehatan, industri dan sebagainya.
"Selain itu ada tatanan terkait
penanggulangan bencana dengan menghadirkan inovasi aplikasi seperti Bandung
Emergency Application Support (Beas) dimana warga dan petugas mampu mendeteksi lokasi ambulans yang dibutuhkan,"
katanya.
Sementara itu, Direktur Jenderal
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan RI, Maxi Rein
Rondonuwu mengucapkan terima kasih kepada gubernur, bupati, wali kota dan
seluruh masyarakat atas partisipasi aktif dalam penyelenggaraan lomba ini.
"Dalam penyelenggaraan ke-9 ini,
mampu dimaknai dan diimplementasikan dengan baik untuk pembangunan,"
katanya yang juga sebagai Ketua Tim Verifikasi. (yan/red).