Notification

×

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Indonesia Masuk Peringkat ke-7 dalam Laporan Benchmark Bebas Sangkar (Cage-Free) Asia

Selasa, 27 Februari 2024 | 15:45 WIB Last Updated 2024-02-27T08:45:20Z

Aksi Asia Cage Free Benchmark Bebas Sangkar ( Cage-Fee)


JAGYAKARTA, --- Animal Friends Jogja (AFJ) dan Act For Farmed Animals  (AFFA) bersama Open Wing Alliance (OWA), koalisi global dari 100 organisasi yang mencakup 2 negara di enam benua, mengumumkan peluncuran Laporan Benchmark Bebas Sangkar (Cage-Free) pertama di Asia.


Di tengah meningkatnya kekhawatiran konsumen akan isu kesejahteraan hewan dan peningkatan komitmen dari perusahaan-perusahaan untuk menggunakan telur bebas sangkar, Benchmark ini merupakan seruan kepada pemerintah di Asia agar terlibat lebih dalam.

Laporan perdana ini menilai kemajuan pemerintah di Asia dalam mendukung peralihan industri peternakan menuju sistem bebas sangkar.

Tujuh belas negara di Asia Timur, Asia Selatan dan Asia Barat, serta Asia Tenggara, Australia, dan Selandia Baru (SEAANZ) dievaluasi berdasarkan tiga pilar utama yaitu, Mengakhiri Kandang (Sekat/Baterai), Kerangka Kebijakan, dan Standar Kesejahteraan dengan skor maksimum 140 poin.

Selandia Baru menempati peringkat pertama dalam Benchmark dengan skor 86 poin, mencetak skor tertinggi dalam dua dari tiga pilar. Sebaliknya, Bangladesh, Malaysia, dan Vietnam menempati peringkat terendah dalam Benchmark dengan skor 4 poin.

Sedangkan Indonesia sendiri masuk ke dalam peringkat tujuh dengan skor sebanyak 21 poin. Pemerintah Indonesia pernah menerbitkan Pedoman Kesejahteraan Hewan untuk Peternakan Ayam Petelur pada tahun 2023 yang ditujukan khusus untuk peternakan ayam petelur bebas sangkar.

Walaupun begitu, Indonesia belum memenuhi standar semua pilar di Benchmark, terutama Mengakhiri Kandang (Sekat/Baterai), karena belum ada peraturan dan sanksi khusus mengenai larangan atau penghapusan bertahap penggunaan sistem kandang baterai hingga saat ini.

Benchmark memberikan gambaran penting tentang progres yang ada saat ini, serta diharapkan mampu membantu pemerintah dalam menerapkan kebijakan yang lebih efektif. Hal ini akan mempercepat transisi ke peternakan bebas sangkar untuk memberi keuntungan bagi manusia dan hewan di seluruh Asia.

”Sangat penting bagi pemerintah di Asia, khususnya Indonesia, untuk secara aktif mendukung transisi menuju peternakan bebas sangkar untuk memastikan transisi yang lancar bagi konsumen dan pemangku kepentingan industri. Kami harap pemerintah Indonesia dapat menyempurnakan seluruh kriteria di pilar-pilar yang belum terpenuhi dengan memberikan kejelasan regulasi, agar industri dapat bergerak menuju standar kesejahteraan hewan yang lebih tinggi," ungkap Herdiana Putri Ayuningtyas, staff Advokasi Pemerintah untuk Program Farmed Animals AFJ.

Sebuah studi pada tahun 2022, menemukan rata-rata 86% konsumen di delapan negara di Asia Pasifik menyatakan kekhawatiran yang signifikan terhadap kesejahteraan hewan yang  diternakkan.

Selain itu, perusahaan-perusahaan terkemuka, mulai dari pemimpin merek global seperti Nestlé, Unilever, Burger King, KFC, dan Marriott, hingga perusahaan yang berasal dari Asia, seperti Minor  Foods dan Jollibee Foods Corporation, telah berkomitmen untuk menghapuskan kandang baterai dalam rantai pasok telur mereka.


AFJ F.A.I.R


Mengapa Asia Perlu Meninggalkan Sistem Kandang Baterai?

"Sekitar 63% dari populasi ayam petelur komersial di dunia,1 setara dengan lebih dari tiga miliar individu unggas, berada di Asia," kata Dhiani Probhosiwi, Manajer Kampanye untuk Program Farmed Animals AFJ. "Sayangnya, diperkirakan sebanyak 90% ayam petelur di Asia menghabiskan seluruh hidupnya terperangkap dalam sangkar sempit terbuat dari besi atau bambu, sehingga ayam-ayam tidak dapat memenuhi insting paling dasar mereka," lanjut Dhiani.

Ayam yang hidup dalam kandang baterai tidak dapat mengekspresikan kebutuhan dasarnya, termasuk membersihkan dan merapikan bulu (preening), mandi debu, bertengger, bersarang, eksplorasi makanan, atau bahkan untuk sekadar merentangkan sayap sepenuhnya. Sebuah tinjauan komprehensif dari Otoritas Keamanan Pangan Eropa dengan jelas mengatakan bahwa "kandang [baterai] tidak seharusnya digunakan."

Industri peternakan juga memunculkan kekhawatiran terkait kesehatan masyarakat. Peternakan hewan menyumbang sekitar 70% dari penggunaan antibiotik global yang memperparah risiko resistensi antimikroba. Konsumsi ini diperkirakan akan meningkat sebesar 67% pada tahun 2030.

PBB bersama berbagai organisasi internasional telah mengakui peran krusial dari upaya global untuk  kesehatan hewan dalam mencegah potensi krisis kesehatan masyarakat global di masa depan.

Benchmark ini diharapkan mampu membuka jalan untuk peningkatan kerja sama antara negara-negara di Asia dan wilayah-wilayah yang telah mengesahkan kebijakan bebas sangkar.

Sebagai informasi, bahwa Open Wing Alliance didirikan 2016 oleh  The Humane League, Open Wing Alliance (OWA) adalah koalisi dari 100 organisasi perlindungan hewan di 72 negara di enam benua. 

Sedangkan tentang  Animal Friends Jogja adalah Animal Friends Jogja (AFJ) adalah organisasi nirlaba yang dibentuk pada tahun 2010 dan berkomitmen untuk memperjuangkan hak dan perlindungan hewan di Indonesia. 

AFJ adalah bagian dari Member League OIPA/Organizzazione Internazionale per la Protezione degli Animali (An International Organization for Animal  Protection Associated with the United Nations Department of Public Information), anggota koalisi Dog Meat Free Indonesia (DMFI), Act for Farmed Animals (AFFA), Asia for Animals (AfA), dan Open Wing Alliance (OWA). 

Pada tahun 2016, AFJ mulai mengkampanyekan isu kesejahteraan hewan yang diternakkan dan menjadi LSM pertama yang menyuarakan isu tersebut di Indonesia. (*/red).

×
Berita Terbaru Update