![]() |
Wakil wali kota Bandung H. Erwin |
Ada lima elemen utama yang harus
diperhatikan untuk memastikan keberhasilan anak-anak di dunia dan akhirat. Kelima
elemen tersebut, meliputi : pertama, kesalehan yang terintegrasi dalam agama
yang kuat; kedua, penguatan ilmu pengetahuan yang seimbang dengan agama;
Sedangka elemen ketiga, cinta tanah
air atau Al-Wa'yu Al-Watan; keempat, interaksi sosial yang baik dengan tetangga
dan teman-teman; dan kelima, keorganisasian yang dapat membentuk pribadi yang
bertanggung jawab.
Kelima elemen tersebut disampaikan H.
Erwin dalam acara podcast Pokja Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kota
Bandung, di Sekretariat Pokja PWI Kota Bandung, Selasa (29/4/2025).
Menurutnya, peran orang tua sangat penting dalam mendidik
anak-anak. Pendidikan tidak hanya menjadi tanggung jawab sekolah, tetapi juga
orang tua yang harus menjadi teladan dalam membentuk karakter anak-anak.
"Pendidikan bukan hanya tanggung jawab sekolah, tetapi juga orang tua. Mereka harus menjadi teladan bagi anak-anak mereka, menunjukkan perilaku yang baik, agar anak-anak dapat berkembang dalam lingkungan yang positif," ujar Erwin.
Pemerintah Kota Bandung juga berfokus
pada program-program yang memperkuat karakter anak-anak. Program pelatihan dai,
rumah tahfiz, dan gerakan utama mengaji adalah upaya untuk memperkenalkan dan
memperkuat nilai-nilai agama dalam kehidupan sehari-hari, yang akan membentuk
akhlak generasi muda.
Di era digital ini, Erwin juga mengingatkan tantangan utama dalam mendidik generasi muda adalah disrupsi teknologi dan perubahan nilai sosial yang cepat.
Meskipun teknologi memberikan manfaat
besar, dampak negatifnya pun perlu diwaspadai.H. Erwin dalam acara Basa Basi Podcast Pokja PWI Kota Bandung
"Teknologi membawa banyak
manfaat, tetapi kita harus mengajarkan anak-anak untuk memanfaatkannya secara
bijak. Pendidikan literasi digital menjadi sangat penting agar mereka bisa
menggunakan teknologi dengan cara yang produktif," tambah Erwin.
Selain itu, peningkatan kompetensi
guru juga terus dilakukan agar mereka dapat beradaptasi dengan perkembangan
zaman dan menyampaikan materi dengan cara yang lebih relevan dengan kebutuhan
anak-anak.
Selain pendidikan formal, Erwin juga
menekankan pentingnya pendidikan non-formal dalam membentuk karakter anak-anak.
Melalui Sanggar Kegiatan Belajar
(SKB), anak-anak yang tidak dapat melanjutkan pendidikan formal tetap memiliki
kesempatan untuk mengembangkan diri melalui kursus keterampilan dan pendidikan
kesetaraan.
Program PAUD Holistic Integrated (HI),
yang berfokus pada pengembangan sosial, budaya, dan ekonomi, juga menjadi
bagian penting dalam mempersiapkan anak-anak menghadapi tantangan global.
Pentingnya kolaborasi antara
pemerintah, sekolah, perguruan tinggi, dan masyarakat juga menjadi kunci dalam
menciptakan ekosistem pendidikan yang ideal.
Salah satu contoh konkret adalah
program deteksi dini masalah kesehatan mental bagi anak-anak yang bekerja sama
dengan psikolog profesional, diharapkan dapat mencegah permasalahan yang lebih
besar di masa depan.
Erwin mengajak seluruh warga Bandung
untuk menjadi teladan yang baik bagi generasi muda.
"Setiap individu, tanpa memandang
usia atau profesi, harus menjadi pembelajar sepanjang hayat dan memberikan
dampak positif bagi perkembangan kota," ujarnya.
Kolaborasi antara pemerintah,
masyarakat, dan media diharapkan dapat menjadikan Bandung kota yang inklusif,
unggul, dan siap menghadapi tantangan masa depan.
Dengan komitmen terhadap pendidikan
yang menyeluruh, baik formal maupun non-formal, serta penguatan karakter, Pemerintah
Kota Bandung berupaya menciptakan generasi muda yang tidak hanya sukses dalam
dunia pendidikan, tetapi juga memiliki akhlak dan karakter yang kuat.
Melalui kolaborasi antara semua pihak,
Bandung akan terus menjadi kota yang mengutamakan kesejahteraan dan masa depan
generasi penerus yang cerdas, kreatif, dan berbudi pekerti luhur. (ziz/red).