![]() |
Ketua DPRD Kota Bandung, H. Asep Mulyadi, S.H., menghadiri kegiatan Simposium Bandung Asia Afrika City Network, di Aula Barat ITB, Kota Bandung. (foto:Humpro) |
Kegiatan yang mengusung tema
“Internasionalisasi Kota-Kota Indonesia: Promoting Center of Excellence and
City Branding APEKSI”, tersebut turut dihadiri oleh Wamendagri RI, Bima Arya;
Wamenkraf RI, Irene Umar; Duta Besar Bangladesh, Md. Tarikul Islam; First
Secretary, Head of Political Affairs Uni Emirate Arab Embasy Jakarta, Mr.
Abdulla Omar; Sekretaris Kedutaan Besar Republik Yaman, Catharina Mudiarti; PR
Kedutaan Besar Republik Yaman, Sri Wahyuni;
Kemudian ada pula Dirjen Kerja Sama
Kemenlu RI, Tri Tharyat; Direktur Eksekutif APEKSI, Alwin Rustam; Wali Kota
Bandung, Muhammad Farhan; Wali Kota Pekalongan, Afzan Arslan, Forkopimda Kota
Bandung, dan Plh. Rektor ITB, Prof. Irwan Meilano.
Ketua DPRD Kota Bandung yang akrab
disapa Kang Asmul itu mengapresiasi terselenggaranya Simposium Bandung Asia
Afrika City Network 2025 yang bertepatan dengan peringatan 70 Tahun Konferensi
Asia Afrika dan Hari Kebangkitan Nasional.
Menurut Kang Asmul, Kota Bandung yang
telah ditetapkan sebagai ibu kota bangsa-bangsa Asia dan bangsa-bangsa Afrika,
harus mampu memberikan dan memperkuat citra positif sebagai tuan rumah di mata
dunia.
"Mudah-mudahan dengan
terselenggaranya Simposium Bandung Asia Afrika City Network ini Kota Bandung
dapat menjadi fasilitator bagaimana menguatkan brand, dan menjadi kesempatan
untuk menjalin komunikasi, dan saling belajar antara Kota Bandung dan kota-kota
lainnya di Indonesia, bahkan dunia," ujarnya.
Kang Asmul berharap dengan citra yang
sudah terbangun selama ini Kota Bandung tetap perlu memperkuat diri sebagai
kota tujuan wisata.
Oleh karena itu, pembentukan sebuah
citra tidak cukup hanya berdasarkan persepsi publik, namun juga harus bisa
dirasakan oleh seluruh kalangan masyarakat.
"Kota Bandung tetap perlu
mem-branding diri. Saat ini kita sudah dikenal sebagai kota wisata yang terkenal
dengan budaya angklungnya, fesyennya, kulinernya, dan mudah-mudahan bertambah
lagi dengan kebiasaan aktivitas olahraga, yaitu lari pagi dari warganya, dan
tentu saja Persib Bandung sebagai ikon gairah sepak bola," ucapnya.
Kang Asmul menambahkan, sebagai ibu
kota bangsa-bangsa Asia dan bangsa-bangsa Afrika, Kota Bandung juga harus mampu
menjadi contoh bagi kota atau kabupaten lainnya di Indonesia.
"Kota Bandung harus menjadi
leader bagi kota atau kabupaten lainnya, karena Kota Bandung bukan hanya sekadar
rumah penyelenggaraan Konferensi Asia-Afrika, namun juga ibu kota. Maka, kita
harus menjadi percontohan bagaimana kondisi kebersihan lingkungan, keramahan
warganya, dan kesejahteraan dari masyarakatnya, agar citra positif didapatkan
Kota Bandung di mata dunia," katanya. (Cipta/red).