![]() |
Wali kota Bandung M Farhan didampingi Kadisdik sedang memberikan arahan pada kegiatan hari Pertama MPLS |
Kegiatan ini berlangsung selama lima hari sebagai bentuk orientasi awal bagi para siswa, khususnya yang baru memasuki jenjang pendidikan baru.
“MPLS adalah saatnya anak-anak mulai
beradaptasi dengan lingkungan dan karakter pembelajaran yang sangat berbeda
dari jenjang sebelumnya,” ujar Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan pada kegiatan
MPLS di SMP 14 Bandung, Senin 14 Juli 2025.
Ia menuturkan, untuk SMP negeri,
jumlah siswa tahun ini tercatat mencapai sekitar 18 ribu orang.
Melihat kondisi tersebut, Pemkot
Bandung menerapkan sejumlah kebijakan baru agar proses belajar-mengajar
berjalan lebih tertib dan lalu lintas kota tetap terkendali.
Salah satu kebijakan utama adalah
pengaturan jam masuk sekolah berdasarkan jenjang pendidikan yang direncanakan
pekan depan mulai berlangsung.
- SD: masuk pukul 07.30 WIB
- SMP: masuk pukul 07.00 WIB
- SMA: masuk pukul 06.30 WIB
“Ini bagian dari strategi untuk
memecah kepadatan lalu lintas di pagi hari. Kita sesuaikan dengan arahan
Gubernur, terutama untuk SMA yang sudah diberlakukan masuk lebih pagi,”
tuturnya.
![]() |
Siswa baru mengikuti MPLS |
“Setiap sekolah wajib punya sistem
yang memastikan HP tidak mengganggu konsentrasi belajar. Misalnya, HP
dikumpulkan saat pelajaran dimulai, dan dikembalikan setelah selesai,” jelas
Farhan.
Demi keamanan dan kelancaran lalu
lintas di sekitar sekolah, siswa SD dan SMP dilarang membawa kendaraan sendiri.
Pemkot Bandung juga bekerja sama dengan kepolisian untuk memastikan aturan ini
ditegakkan.
“Kita ingin orang tua merasa tenang,
tidak perlu menunggu lama di sekolah, dan yang terpenting, anak-anak selamat
dan tertib,” kata Farhan.
Sementara itu, Pemkot Bandung juga
sedang menyusun kerangka pendidikan karakter yang sejalan dengan arahan dari
Kementerian Pendidikan Sekolah Dasar dan Menengah.
Salah satu rencana strategisnya adalah
melibatkan TNI dan Polri dalam kegiatan pembentukan karakter siswa.
“Anak-anak remaja berada di masa rawan
secara psikologis. Oleh karena itu, kami ingin ada pendekatan lebih menyeluruh
yang menyentuh kedisiplinan, tanggung jawab, dan pembentukan mental yang kuat,”
ungkapnya.
Kerangka tersebut akan mengacu pada
konsep “Tujuh Kebiasaan Hebat Anak Indonesia”, yang menjadi dasar pembinaan
karakter siswa di Kota Bandung.(yan/red).