![]() |
Wawali Bandung H. Erwin saat di Bazar Murah UMKM |
Wakil Wali Kota Bandung, Erwin
menyebut, bazar murah yang digelar di 30 kecamatan bukan hanya menjaga
stabilitas harga dan ketersediaan pangan, tapi juga membuka ruang bagi UMKM
untuk berkembang.
Sembari memonitor, Erwin juga diberi
kesempatan oleh pelaku UMKM untuk menjajal produknya.
"Soal rasa, UMKM Kota Bandung
sudah tidak diragukan. Saya pernah ketemu orang dari Jakarta, main ke Kota
Bandung untuk makan cireng. Saya prediksi harga cirengnya tidak lebih dari Rp15
ribu, tapi ongkos mereka ke sini lebih mahal dari jajanannya," kata Erwin.
Terkait Bazar Murah 2025, Erwin
menyebut kegiatan ini merupakan upaya menjaga inflasi dan penyediaan pangan.
Diharapkan, masyarakat merasa tenang dan tidak mengalami panic buying.
“Alhamdulillah, ini adalah upaya kita
untuk menjaga inflasi, menyediakan pangan, dan memberi kebermanfaatan bagi
masyarakat. UMKM Bandung juga terbukti punya kualitas. Saya pernah bertemu
orang Jakarta yang datang ke Bandung hanya untuk makan cireng. Itu bukti
kuliner Bandung diminati,” ujarnya.
Erwin menyebut, Pemkot Bandung telah
menyiapkan program UMKM 130 Kecamatan sebagai wadah inkubasi bisnis. Tahun ini
akan dimulai di tiga kecamatan dengan target menekan angka pengangguran dari
7,4 persen menjadi 6,4 persen.
“Peserta UMKM akan kita dampingi
dengan literasi keuangan, digital marketing, ekonomi kreatif, hingga dukungan
permodalan,” tambahnya.
Sementara itu, Ketua DPRD Kota
Bandung, Asep Mulyadi, mengapresiasi langkah Pemkot yang kini meningkatkan
frekuensi bazar murah dari dua kali menjadi empat kali dalam setahun.
“Tadi saya lihat harga beras, telur,
hingga daging jauh lebih murah. Manfaatnya jelas, menekan inflasi, menjaga
stabilitas harga, dan meringankan pengeluaran warga,” ucapnya.
Asep juga mendorong pelibatan UMKM
lokal serta mendata potensi di tiap wilayah dalam gelaran Bazar Murah.
"Saat ini banyak warga yang
beralih ke sektor nonformal, termasuk UMKM. Mereka rawan fluktuasi, maka
pemerintah kota harus hadir lewat pembinaan, pendampingan, dan inkubasi
bisnis,” katanya.
Sedangkan Kepala Disdagin Kota
Bandung, Ronny Ahmad Nurudin, menyampaikan, Pasar Murah merupakan hasil
kolaborasi berbagai pihak, mulai dari ritel, distributor, unsur kewilayahan,
hingga pelaku usaha.
“Seperti kata Pak Wakil Wali Kota, di
Bandung tidak ada kompetisi, yang ada adalah kolaborasi. Pasar Murah ini kami
hadirkan untuk memberikan harga terjangkau sekaligus membantu pelaku usaha,”
jelasnya.
Gelaran Pasar Murah di Taman RW 09
Nilem ini disambut antusias. Masyarakat yang hadir tampak berbelanja
seperlunya, tanda kepercayaan terhadap kesiapan Kota Bandung dalam menyediakan
kebutuhan pokok sekaligus mengangkat potensi UMKM lokal.(ray/red).