Notification

×

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Hari Batik Nasional, Diah Fitri Maryani: Batik Adalah Warisan Budaya Bernilai Filosofis dan Potensi Ekonomi Bangsa

Kamis, 02 Oktober 2025 | 15:44 WIB Last Updated 2025-10-02T08:44:47Z
Klik
Anggota DPRD Jabar Diah Fitri Maryani, SE, MM dari FPDIP



BANDUNG, Faktabandungraya.com,--- Tanggal 2 Oktober diperingati sebagai Hari Batik Nasional, sebuah momen penting untuk memperkuat rasa bangga terhadap warisan budaya Indonesia. Sejak diakui sebagai Warisan Budaya Takbenda oleh UNESCO pada 2009, batik tidak hanya menjadi simbol kekayaan budaya Nusantara, tetapi juga identitas bangsa yang sarat makna dan filosofi.

 Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat dari Fraksi PDI Perjuangan, Diah Fitri Maryani, SE., MM., mengajak seluruh lapisan masyarakat, khususnya generasi muda, untuk menjadikan Hari Batik Nasional sebagai momentum mempererat persatuan dan mengenang kejayaan budaya bangsa.

“Setiap motif batik menyimpan cerita dan filosofi mendalam. Mulai dari nilai kebijaksanaan, kesabaran, hingga penghormatan terhadap alam dan sesama. Ini yang membuat batik tidak hanya indah, tapi penuh makna,” ujar Diah saat ditemui di Bandung, Kamis (2/10/2025).

Simbol Kearifan Lokal dan Identitas Bangsa

Menurut Diah, setiap daerah di Indonesia memiliki corak dan motif batik yang khas, mencerminkan kearifan lokal masing-masing wilayah. Keberagaman ini justru memperkaya identitas budaya Indonesia.

“Batik dari Cirebon, Pekalongan, Solo, hingga Papua punya keunikan tersendiri. Perbedaan itu adalah kekayaan. Batik adalah simbol persatuan dalam keberagaman,” jelas anggota Komisi V DPRD Jabar ini.

Di tengah derasnya arus globalisasi, Diah menilai keberadaan batik semakin kokoh. Bahkan, tidak sedikit pemimpin dunia yang bangga mengenakan batik dalam forum internasional, membuktikan bahwa batik telah menjadi ikon budaya Indonesia di mata dunia.

Bangga Pakai Batik, Rawat Jati Diri Bangsa

Diah juga mengapresiasi meningkatnya tren penggunaan batik di kalangan masyarakat, termasuk generasi muda. Ia menyebut, kini batik tak lagi dianggap kuno, tetapi sudah menjadi bagian dari gaya hidup yang modern dan stylish.

“Batik bukan cuma soal penampilan, tapi wujud penghormatan terhadap warisan leluhur. Saat kita pakai batik, kita sedang merawat jati diri bangsa,” tegasnya.

Ia juga mengaku kagum dengan kreativitas anak muda yang mampu menggabungkan unsur tradisional batik dengan tren fesyen kekinian. Kolaborasi ini menjadikan batik makin diminati oleh berbagai kalangan, termasuk Gen Z.

“Saya makin bangga karena banyak desainer muda yang sukses menghadirkan batik dengan sentuhan modern tanpa meninggalkan nilai tradisi. Ini menunjukkan bahwa batik bisa terus hidup lintas generasi,” tambahnya.

Dorongan untuk Pemerintah dan Pelaku UMKM Batik

Melihat potensi besar batik sebagai industri kreatif, Diah Fitri mendorong pemerintah daerah agar terus memberikan perhatian dan dukungan kepada para pengrajin serta pelaku UMKM batik.

“Batik bukan hanya warisan budaya, tapi juga punya nilai ekonomi tinggi. Dengan pembinaan, promosi, pelatihan hingga digitalisasi, saya yakin industri batik kita bisa bersaing secara global,” ujarnya.

Ia pun berharap generasi muda terus menjadi agen pelestarian batik, tidak hanya sebagai pengguna, tetapi juga sebagai inovator dan pelaku industri.

“Anak muda punya peran strategis. Kalau mereka mencintai dan mengembangkan batik, maka kita optimis batik Indonesia akan terus berjaya, bukan hanya di dalam negeri tapi juga di dunia,” tutup Diah Fitri. (adip/sein).

 

×
Berita Terbaru Update