Notification

×

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Gubernur Jabar Soroti Kebersihan Kota, Pemkot Bandung Siapkan Tambahan Anggaran dan SDM Persampahan

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:32 WIB Last Updated 2025-12-24T02:32:37Z
Klik
Wali kota Bandung Farhan saat meninjau tumpukan sampah (foto: dok.hms)



BANDUNG, Faktabandungraya.com,
--- Persoalan kebersihan dan pengelolaan sampah menjadi perhatian serius Pemerintah Provinsi Jawa Barat terhadap Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) Kota Bandung Tahun 2026. Salah satu sorotan utama datang dari Gubernur Jawa Barat yang menilai penguatan sistem persampahan masih perlu ditingkatkan.

Wali Kota Bandung Muhammad Farhan mengungkapkan, hasil evaluasi gubernur menekankan pentingnya peningkatan kebersihan kota, khususnya melalui penambahan sumber daya manusia dan sarana pendukung pengelolaan sampah.

“Dalam evaluasi RAPBD 2026, Pak Gubernur menyoroti kebersihan kota. Salah satu fokusnya adalah penambahan penyapu jalan agar cakupan wilayah yang dibersihkan bisa lebih luas,” ujar Farhan, Selasa (23/12/2025).

Saat ini, Kota Bandung memiliki sekitar 800 penyapu jalan yang baru mampu menjangkau sekitar 52 persen ruas jalan. Selain jumlah yang terbatas, pola kerja satu sif dinilai belum mampu menjaga kebersihan jalan sepanjang hari.

“Kami berharap ke depan jumlah penyapu jalan bisa ditambah, sehingga penyapuan bisa dilakukan dua bahkan tiga sif, terutama di pusat kota,” katanya.

Selain kebersihan jalan, penguatan sistem pengolahan sampah juga menjadi prioritas. Farhan menilai armada pengangkutan dan alat berat relatif memadai, namun kemampuan pengolahan sampah masih tertinggal.

“Pengangkutan sudah cukup, yang masih kurang adalah pengolahan sampah. Karena itu perlu penambahan mesin pengolahan,” ujarnya.

Untuk mendukung upaya tersebut, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bandung mengusulkan tambahan anggaran sebesar Rp96 miliar pada 2026, di luar anggaran persampahan eksisting yang mencapai sekitar Rp240 miliar. Tambahan anggaran itu akan digunakan untuk penambahan penyapu jalan, pengadaan mesin pengolahan atau pemusnah sampah, serta penguatan pengelolaan sampah di tingkat kewilayahan.

Pemkot Bandung juga merencanakan penempatan petugas pemilah dan pengolah sampah di tingkat kecamatan dan kelurahan, dengan fokus pada pengolahan sampah organik di tingkat RW. Jumlah personel yang disiapkan diperkirakan mencapai 1.597 orang.

Dari sisi teknologi, DLH Kota Bandung merencanakan penambahan mesin pemusnah sampah atau insinerator. Namun, rencana tersebut masih akan dikaji lebih lanjut seiring masukan dari Pemprov Jawa Barat.

“Tidak hanya mengandalkan insinerator. Optimalisasi TPS 3R, bank sampah, dan metode RDF juga harus diaktifkan,” jelas Farhan. 

Sampah menumupuk di TPS Pasar Sederhana Foto: (dok. ist)


Dalam RAPBD 2026, DLH telah mengalokasikan sembilan unit mesin pengolahan sampah dan mengusulkan tambahan 16 unit, sehingga total menjadi sekitar 25 unit. Jenis dan metode pengolahan masih akan dikomunikasikan dengan pemerintah provinsi.


Saat ini, timbulan sampah di Kota Bandung mencapai sekitar 1.500 ton per hari. Dari jumlah tersebut, sekitar 981 ton masih dibuang ke TPA Sarimukti. Sementara kemampuan pengolahan yang tersedia baru sekitar 350 ton per hari, menyisakan selisih sekitar 200 ton.

“Dengan tambahan mesin dan penguatan petugas di kewilayahan, kami berharap gap 200 ton ini bisa tertangani,” ujar Farhan.

Pemkot Bandung menargetkan seluruh fasilitas pengolahan baru dapat terpasang dan beroperasi pada triwulan pertama 2026. Dengan demikian, mulai April 2026 Kota Bandung diharapkan lebih mandiri dalam mengelola sampah dan terhindar dari potensi darurat sampah.

Saat ini, seluruh usulan tersebut masih dalam tahap evaluasi gubernur dan penyesuaian ulang anggaran. Pemkot Bandung juga berencana melakukan efisiensi pada sejumlah pos belanja agar fokus pada sektor prioritas, termasuk kebersihan dan persampahan kota. (rob/red).

×
Berita Terbaru Update