| Wali kota Bandung Farhan saat meninjau tumpukan sampah (foto: dok.hms) |
Wali Kota Bandung Muhammad Farhan
mengungkapkan, hasil evaluasi gubernur menekankan pentingnya peningkatan
kebersihan kota, khususnya melalui penambahan sumber daya manusia dan sarana pendukung
pengelolaan sampah.
“Dalam evaluasi RAPBD 2026, Pak
Gubernur menyoroti kebersihan kota. Salah satu fokusnya adalah penambahan
penyapu jalan agar cakupan wilayah yang dibersihkan bisa lebih luas,” ujar
Farhan, Selasa (23/12/2025).
Saat ini, Kota Bandung memiliki
sekitar 800 penyapu jalan yang baru mampu menjangkau sekitar 52 persen ruas
jalan. Selain jumlah yang terbatas, pola kerja satu sif dinilai belum mampu
menjaga kebersihan jalan sepanjang hari.
“Kami berharap ke depan jumlah penyapu
jalan bisa ditambah, sehingga penyapuan bisa dilakukan dua bahkan tiga sif,
terutama di pusat kota,” katanya.
Selain kebersihan jalan, penguatan
sistem pengolahan sampah juga menjadi prioritas. Farhan menilai armada
pengangkutan dan alat berat relatif memadai, namun kemampuan pengolahan sampah
masih tertinggal.
“Pengangkutan sudah cukup, yang masih
kurang adalah pengolahan sampah. Karena itu perlu penambahan mesin pengolahan,”
ujarnya.
Untuk mendukung upaya tersebut, Dinas
Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bandung mengusulkan tambahan anggaran sebesar Rp96
miliar pada 2026, di luar anggaran persampahan eksisting yang mencapai sekitar
Rp240 miliar. Tambahan anggaran itu akan digunakan untuk penambahan penyapu
jalan, pengadaan mesin pengolahan atau pemusnah sampah, serta penguatan
pengelolaan sampah di tingkat kewilayahan.
Pemkot Bandung juga merencanakan penempatan petugas pemilah dan pengolah sampah di tingkat kecamatan dan kelurahan, dengan fokus pada pengolahan sampah organik di tingkat RW. Jumlah personel yang disiapkan diperkirakan mencapai 1.597 orang.
Dari sisi teknologi, DLH Kota Bandung
merencanakan penambahan mesin pemusnah sampah atau insinerator. Namun, rencana
tersebut masih akan dikaji lebih lanjut seiring masukan dari Pemprov Jawa
Barat.
“Tidak hanya mengandalkan insinerator.
Optimalisasi TPS 3R, bank sampah, dan metode RDF juga harus diaktifkan,” jelas
Farhan.
![]() |
| Sampah menumupuk di TPS Pasar Sederhana Foto: (dok. ist) |
Saat ini, timbulan sampah di Kota
Bandung mencapai sekitar 1.500 ton per hari. Dari jumlah tersebut, sekitar 981
ton masih dibuang ke TPA Sarimukti. Sementara kemampuan pengolahan yang
tersedia baru sekitar 350 ton per hari, menyisakan selisih sekitar 200 ton.
“Dengan tambahan mesin dan penguatan
petugas di kewilayahan, kami berharap gap 200 ton ini bisa tertangani,” ujar
Farhan.
Pemkot Bandung menargetkan seluruh
fasilitas pengolahan baru dapat terpasang dan beroperasi pada triwulan pertama
2026. Dengan demikian, mulai April 2026 Kota Bandung diharapkan lebih mandiri
dalam mengelola sampah dan terhindar dari potensi darurat sampah.
Saat ini, seluruh usulan tersebut
masih dalam tahap evaluasi gubernur dan penyesuaian ulang anggaran. Pemkot
Bandung juga berencana melakukan efisiensi pada sejumlah pos belanja agar fokus
pada sektor prioritas, termasuk kebersihan dan persampahan kota. (rob/red).
