![]() |
| Komisi II bersama Dinas Dgin Kota Bandung meninjau stok dan harga sembako |
Monitoring lapangan dipimpin Wakil
Ketua Komisi II DPRD Kota Bandung, Siti Marfuah, didampingi Anggota Komisi II
M. Bagja Jaya Wijaya. Tim menyasar Pasar Kosambi dan salah satu pasar modern,
Yogya Sunda, guna melihat langsung kondisi stok dan harga komoditas pangan
strategis.
Anggota Komisi II DPRD Kota Bandung,
Bagja Jaya Wijaya, mengatakan monitoring ini dilakukan untuk menjamin
masyarakat dapat memenuhi kebutuhan pokok dengan harga yang wajar selama libur
akhir tahun.
“Kami bersama Pemerintah Kota Bandung
dan unsur terkait turun langsung ke lapangan untuk memastikan stok pangan aman
dan harga tetap terkendali. Jangan sampai ada lonjakan harga yang terlalu
tinggi atau pedagang menjual di atas HET,” ujar Bagja.
Menurutnya, ketersediaan stok yang
aman akan berdampak pada stabilitas harga. Kalaupun terjadi kenaikan, diharapkan
tidak bersifat ekstrem. Stabilitas ini dinilai penting agar masyarakat dapat
menyambut Natal dan Tahun Baru dengan tenang.
“Pada akhirnya masyarakat Kota Bandung
bisa berbelanja dengan nyaman dan menghadapi Natal dan Tahun Baru penuh
sukacita karena bahan pangan tersedia dan terjangkau,” katanya.
Meski demikian, Bagja mengingatkan
adanya faktor eksternal yang perlu diantisipasi, seperti kondisi cuaca yang
tidak menentu dan berpotensi mengganggu produksi pertanian.
“Curah hujan yang tinggi atau cuaca
ekstrem bisa memicu gagal panen, yang pada akhirnya berdampak pada stok dan
harga. Ini harus menjadi perhatian bersama,” ujarnya.
Ia juga menekankan pentingnya
kehadiran pemerintah dalam menjaga keterjangkauan pangan, baik melalui
sosialisasi harga maupun distribusi yang merata.
“Kalau harga sudah murah tapi
masyarakat tidak tahu atau sulit menjangkaunya, itu juga menjadi masalah.
Karena itu, kegiatan seperti gerakan pangan murah perlu terus digencarkan oleh
Disdagin dan DKPP,” tambahnya.
Sementara itu, Wakil Ketua Komisi II
DPRD Kota Bandung, Siti Marfuah, menyampaikan hasil monitoring menunjukkan stok
bahan pokok relatif aman dengan kenaikan harga yang masih terkendali.
“Secara umum stok aman dan kenaikan
harga tidak signifikan. Namun di pasar tradisional mulai terlihat kenaikan pada
komoditas cabai, sementara bawang juga mengalami pergeseran harga meski belum
terlalu tinggi,” ujarnya.
Siti menambahkan, pengawasan perlu
terus dilakukan, tidak hanya menjelang Nataru, tetapi juga hingga Ramadan dan
Idulfitri.
“Kami akan terus mendorong pasar
tradisional dan modern agar menjaga ketersediaan stok dan stabilitas harga,
terutama pada momen hari besar keagamaan,” katanya.
Kepala Disdagin Kota Bandung, Ronny
Ahmad Nurudin, menjelaskan bahwa monitoring ini merupakan bagian dari rangkaian
pengendalian inflasi daerah menjelang hari besar keagamaan. Sebelumnya,
Disdagin telah menggelar bazar murah di 30 kecamatan.
“Hasil pantauan hari ini menunjukkan
ketersediaan kebutuhan pokok relatif stabil. Dari Bulog juga disampaikan bahwa
stok beras aman hingga enam bulan ke depan,” ujarnya.
Ronny memaparkan, beberapa komoditas
mengalami kenaikan harga, seperti cabai rawit domba dan bawang merah yang
dipengaruhi faktor cuaca serta meningkatnya permintaan menjelang Nataru. Harga
telur tercatat naik dari sekitar Rp29 ribu menjadi Rp32 ribu per kilogram.
Untuk daging sapi, harga masih
cenderung stabil. Sementara daging ayam mengalami kenaikan dari rata-rata Rp38
ribu menjadi sekitar Rp42 ribu per kilogram, meski di beberapa pasar
tradisional masih ditemukan harga Rp38 ribu per kilogram.
“Kami akan terus memantau ketersediaan
dan harga bahan pokok agar tetap terkendali dan masyarakat tidak terbebani,”
pungkas Ronny. (Edit/red).
