![]() |
| Ilustrasi Kasus Jual Beli Jabatan di Lingkungan Pemkot Bandung |
Pernyataan itu dianggap tidak sejalan
dengan rumor yang selama ini beredar terkait peran Ega dalam pusaran kasus
tersebut. Yoseph, seorang pemerhati dan aktivis pergerakan di Kota Bandung,
menyebut klarifikasi Ega justru tampak sebagai upaya menghindari tanggung jawab
sekaligus mengalihkan sorotan publik.
“Klarifikasinya seperti upaya melempar
tanggung jawab dan menggeser arah sorotan ke struktur formal pemerintahan. Ini
bisa membuat suasana semakin blunder dan menimbulkan berbagai tanggapan,” ujar
Yoseph, Rabu (3/12/2025).
Ia juga menyinggung rekam jejak Ega
yang pernah menjabat sebagai Ketua PAC PKB Kiaracondong, wilayah yang dikenal
sebagai basis politik Wakil Wali Kota Bandung, Erwin. Selain itu, kawasan
tersebut merupakan daerah tempat Erwin pernah memimpin Forum RW Babakan Sari.
“Artinya, ada kedekatan khusus antara
Ega dan Wakil Wali Kota. Pemanggilan kedua terhadap Ega oleh Kejari tentu
mengindikasikan bahwa ada keterkaitan yang perlu didalami. Penyidik tidak
mungkin memeriksa kalau tidak ada bukti kuat,” tegasnya.
Tanggapan
Keras dari Warganet
Klarifikasi Ega juga memicu gelombang
komentar negatif di media sosial. Warganet menilai pernyataan Ega tidak
meyakinkan dan cenderung menghindari peran yang diduga dimilikinya dalam kasus
tersebut. Sejumlah komentar mencuat, di antaranya:
@davin_sadea06: “Saksi ASN nyebut
kamaneh. Coba kooperatif wae, tos dua kali dipariksa.”
@kakarindingan: “Mutasi memang
wewenang Wali Kota. Tapi naha pihak swasta bisa campur? Itu yang dipertanyakan.”
@munafikantikaum: “Kade ah Mang, ulah
cuci tangan. Bisi balikna ka diri sorangan.”
@winataseptian09: “Katingalna masih
aya rantai lain. Saur abdi bakal aya pemanggilan susulan.”
Rangkaian komentar ini menunjukkan
rendahnya tingkat kepercayaan publik terhadap narasi yang Ega sampaikan. Publik
mulai menilai bahwa terdapat aktor-aktor “di luar sistem” yang memiliki
pengaruh terhadap penentuan jabatan struktural di Pemkot Bandung.
Sejauh ini, Kejari Kota Bandung telah
memeriksa puluhan saksi, termasuk pejabat struktural, anggota legislatif, dan
pihak swasta. Di antara nama-nama yang telah dimintai keterangan yaitu Wakil
Wali Kota Bandung Erwin, anggota DPRD Awangga dari Partai Nasdem, Aa Abdul
Rozak dari PKB, serta sejumlah kepala dinas.
Selain itu, sejumlah pihak swasta
seperti Angga dan Ega juga turut masuk dalam daftar pemeriksaan. Proses hukum
yang berjalan membuat publik kini menanti langkah Kejari selanjutnya, khususnya
siapa yang akan ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus jual beli jabatan yang
menyeret banyak nama ini.
Hingga berita ini diterbitkan, Kejari
Kota Bandung masih melanjutkan pendalaman terhadap seluruh bukti dan keterangan
saksi demi mengungkap aktor utama dalam skandal yang mencoreng tata kelola
pemerintahan tersebut. (*/red).
